Selama masa pandemi di penghujung tahun 2020, Universitas Islam Indonesia (UII) tidak berhenti dan terus melakukan kegiatan produktif, bahkan pada hari Selasa, 22 Desember 2020, menyambut 12 Doktor Baru dimana 5 diantaranya berasal dari Fakultas Teknologi Industri (FTI).
Kelima Doktor Baru tersebut yaitu Firdaus, S.T., M.T., Ph.D., Mohammad Faizun., S.T., M.Eng., Ph.D., Bambang Suratno, S.T., M.T., Ph,D., Dr. Yudi Prayudi., S.Si., M.Kom dan Irving Vitra Paputungan., S.T., M.Sc., Ph.D.
Rektor UII, Prof Fathul Wahid., S.T., M.Sc., Ph.D dalam sambutannya yang disiarkan langsung melalui kanal YouTube UII, mengingatkan sebagai warga elit ada tanggung jawab besar yang menyertai. Walau tidak tertulis, bahkan tidak dapat dipaksa siapapun, tanggung jawab besar bagi orang-orang yang memiliki kuasa besar harus disadari masing-masing individu.
Baca Juga: Doktor Baru Mengemban Amanah Keilmuan dan Sosial
Prof Fathul membingkai posisi itu dalam dua konsep. Pertama, ulul albab atau orang yang akalnya berlapis dan memiliki misi berzikir dan berpikir. Secara luas berzikir itu tidak hanya vertikal transendental kepada Allah SWT, tapi horizontal ke sosial.
Bagi Prof Fathul, peduli kondisi bangsa masuk dalam zikir sosial yang artinya mengingat dan dari mengingat itu menghasilkan peduli. Sebab, ia menekankan, orang yang tidak peduli tidak akan ingat dengan realitas yang ada, bahkan yang ada di sekitarnya.
Konsep kedua al rasikhuna fi al ilmi atau orang yang mendalam ilmunya. Dia memahami kedalaman ilmu seharusnya membimbing kepada Sang Pemilik Ilmu, apalagi kedalaman ini hanya perspektif manusia karena jelas dalam pandangan Allah begitu kecilnya.
Dalam pandangan-Nya manusia tidak diberi ilmu kecuali sedikit dibanding ilmu Allah SWT yang tidak habis ditulis jika air laut jadi tinta dan pepohonan jadi penanya. Metafora ini menggambarkan keluasan ilmu Allah SWT dan kekerdilan pengetahuan kita.
Untuk itu, dia menekankan, kehadiran Doktor Baru ini memang mutlak harus menjadi rasa syukur kita kepada Allah SWT yang memberikan ilmu. Fathul mengingatkan, masih sangat banyak rahasia Allah SWT tersembunyi yang masih belum kita singkap.
“Saya berharap, kedua konsep ini bisa direfleksikan masing-masing, apa yang bisa kita lakukan sebagai dosen, khususnya doktor, sebagai ulul albab atau berzikir dan berpikir, serta al rasikhuna fi al ilmi atau yang mendalam ilmunya,” pungkas Prof Fathul.
Jerri