Penghitungan biaya gudang diperlukan untuk menetapkan biaya logistik. Bersama biaya transportasi, biaya gudang menjadi komponen biaya logistik perusahaan. Bagi perusahaan yang mengelola Gudang secara internal, penting untuk memahami bagaimana menghitung biaya gudang. Selanjutnya,bagaimana mengendalikan biaya gudang untuk mendapatkan penurunan biaya gudang.

Sementara bagi perusahaan penyedia jasa logistik atau third-party logistics (3PL), penghitungan biaya gudang untuk menentukan harga jasa pergudangan ke pelanggan. Kemudian, bagaimana melakukan perbaikan operasional untuk menurunkan biaya gudang, sehingga harga jual jasa gudang yang dibebankan ke pelanggan semakin murah, atau mendapatkan peningkatan keuntungan.

Pembebanan biaya

Biaya merupakan pemakaian sumber daya yang dibebankan ke obyek biaya. Obyek biaya ini bisa berupa apa saja yang akan kita hitung biayanya. Contoh obyek biaya antara lain produk, layanan, departemen, dan pelanggan. Setidaknya, ada tiga metode pembebanan biaya ke obyek biaya (Hansen, Moven, Gekas, dan McConomy, 2012).

Gambar metode pembebanan biaya. Sumber: Hansen, et al, 2012

Pertama, pembebanan biaya secara langsung (direct tracing) ke obyek biaya. Pada metode ini, biaya dibebankan ke obyek biaya sesuai pemakaian sumber daya yang dapat diidentifikasi dan diobservasi secara fisik.

Contoh pembebanan biaya direct tracing adalah biaya tenaga kerja di gudang yang melaksanakan kegiatan penerimaan barang (receiving). Biaya tenaga kerja untuk kegiatan penerimaan barang di gudang dapat diidentifikasi dan dibebankan secara langsung ke obyek biaya. Berapa jumlah tenaga kerja yang digunakan, berapa jam kerjanya, dan berapa upah yang dibayarkan dapat dibebankan secara langsung ke obyek biaya gudang.

Idealnya, semua biaya sebaiknya dapat dibebankan secara langsung ke obyek biaya. Sayangnya, tidak semua biaya dapat dibebankan secara langsung ke obyek biaya. Beberapa sumber daya yang digunakan untuk melaksanakan kegiatan atau proses operasi gudang tidak dapat secara akurat diidentifikasi atau diobservasi secara langsung ke obyek biaya.

Contoh biaya listrik untuk mengoperasikan ban berjalan (conveyor belt). Tidaklah praktis bila kita harus mengamati berapa pemakaian listrik dari setiap conveyor belt yang digunakan di gudang, misalnya dengan pemasangan alat pemakaian listrik (energy power meter atau watt meter) pada setiap conveyor belt. Kita cukup menghitung berapa kwh (kilo watt hour), yaitu berapa kilo watt dalam satu jam sesuai keterangan angka power yang tercantum di conveyor belt tersebut. Dalam hal ini, jam pemakaian conveyor belt merupakan pemicu biaya (cost driver) listrik.

Metode pembeban biaya dengan menentukan pemicu biaya disebut driver tracing. Metode driver tracing ini diterapkan bila pembebanan biaya dengan menggunakan direct tracing tidak mungkin bisa dilakukan. Metode driver tracing membebankan biaya ke obyek biaya dengan menentukan pemicu biaya (cost driver), yaitu hubungan sebab-akibat (cause-effect) biaya dengan obyek biaya. Pada contoh biaya listrik conveyor belt, jam pemakaian merupakan cause dan biaya listrik merupakan effect.

Metode pembebanan biaya berikutnya adalah metode alokasi biaya (cost allocation). Metode ini digunakan bila kedua metode pembebanan biaya, yaitu direct tracing dan driver tracing tidak bisa diterapkan. Metode cost allocation merupakan pembebanan biaya secara tidak langsung (indirect cost assignment).

Umumnya biaya tidak langsung (indirect cost) dibebankan ke obyek biaya menggunakan metode ini. Karena hubungan biaya dengan obyek biaya tidak dapat diidentifikasi secara langsung atau tidak ada hubungan sebab-akibat, maka alokasi biaya dilakukan berdasarkan pertimbangan kemudahan (convenience) atau asumsi yang masuk akal. Contoh, biaya depresiasi bangunan gudang, dibebankan ke biaya penerimaan barang didasarkan luas ruangan (space) yang digunakan untuk kegiatan penerimaan barang. Dalam hal ini, luas ruangan merupakan dasar alokasi pembebanan biaya depresiasi bangunan gudang.

Menghitung biaya Gudang

Biaya gudang dihitung berdasarkan biaya pemakaian sumber daya yang digunakan untuk menghasilkan produk atau layanan pergudangan. Umumnya proses operasi pergudangan mencakup penerimaan barang (receiving), penempatan barang (put away), penyimpanan barang (storage), pengambilan barang (picking), dan penyiapan pengiriman barang (shipping).

Brian J. Gibson, dalam Coyle (2017) menjelaskan aktivitas yang dilakukan pada setiap proses operasi pergudangan:

  1. Penerimaan barang (receiving). Menerima barang dari moda transportasi atau menerima barang yang dikirim dari pabrik. Pada proses operasi penerimaan barang, kegiatan yang dilakukan adalah memeriksa jadwal kedatangan angkutan (schedule carriers), memverifikasi order, memeriksa barang (inspect freight), dan membongkar barang (unloading vehicles).
  2. Penempatan barang (put away). Setiap jenis barang diidentifikasi dengan jumlah stock-keeping unit (SKU) dan pencatatan kuantitas barang yang diterima. Selanjutnya, mengirim barang ke penyimpanan, barang disortir dan diletakkan di tempatnya (put away).
  3. Penyimpanan barang (storage). Barang disimpan dalam penyimpanan dan dibawah perlindungan yang baik sampai saatnya dibutuhkan.
  4. Pengambilan barang (order picking). Jenis barang yang dibutuhkan dari stock harus dipilih dari penyimpanan dan dibawa ke area penyusunan.
  5. Penyusunan pengiriman. Barang yang dibuat menjadi satu pesanan dibawa bersamaan dan diperiksa jika ada kelalaian atau kekeliruan. Pencatatan pesanan selalu diperbaharui.
  6. Pengiriman barang. Pesanan dikemas, dokumen pengiriman disiapkan, dan barang dimuat di kendaraan yang tepat.

Untuk melaksanakan kegiatan operasi pergudangan tersebut diperlukan sumber daya. Umumnya, sumber daya yang digunakan dalam operasi pergudangan berupa bangunan gudang, peralatan penanganan material (material handling equipment, MHE), tenaga kerja, teknologi, energi, dan perlengkapan (supplies).

Berdasarkan setiap jenis sumber daya yang digunakan dalam gudang, kita mengelompokkan jenis biaya gudang (Richards, 2018) sebagai berikut:

1. Biaya penyimpanan (storage cost). Biaya penyimpanan berasal dari penggunaan ruangan (space) gudang, yang terdiri dari:

  • Biaya sewa bangunan dan tanah, atau biaya depresiasi bangunan, bergantung pada bagaimana bangunan dan tanah diperoleh. Bila bangunan dan tanah untuk Gudang diperoleh secara sewa, maka disebut biaya sewa (rent atau leasing cost). Sementara bila bangunan dan tanah diperoleh dengan cara investasi atau membangun, disebut biaya depresiasi.
  • Asuransi bangunan.
  • Pajak daerah, misalnya Pajak Bumi dan Bangunan, atau retibusi.
  • Biaya listrik dan telekomunikasi.
  • Biaya sewa atau depresiasi peralatan gudang.
  • Biaya sewa atau depresiasi rak.
  • Biaya peralatan refrigeration.
  • Biaya reparasi dan pemeliharaan.
  • Biaya kebersihan dan keamanan gudang.
  • Biaya pembuangan limbah (waste disposal).

2. Biaya penanganan (handling cost). Biaya penanganan barang di gudang berupa:

  • Biaya tenaga kerja langsung: upah, lembur, pelatihan, asuransi kesehatan dan tenaga kerja, dan pakaian alat pelindung diri (APD).
  • Biaya material handling equipment (MHE): biaya sewa, biaya depresiasi, dan biaya operasional MHE, seperti biaya pemakaian bahan bakar (fuel), biaya pemakaian baterai, ban, dan oli.
  • Biaya pengepakan.

3. Biaya overhead (overhead cost). Umumnya, biaya overhead gudang terdiri dari:

  • Biaya gaji manajer dan staf administrasi gudang.
  • Biaya sewa atau depresiasi kendaraan kantor.
  • Biaya administrasi.
  • Biaya IT, baik hardware maupun software.
  • Biaya sewa atau depresisasi peralatan kantor.
  • Biaya pemasaran, khusus perusahaan 3PL.

Gambar struktur biaya gudang. Sumber: Richards, 2017

Selanjutnya, untuk menghitung biaya gudang diperlukan informasi sebagai berikut:

  • Jenis sumber daya.
  • Kuantitas atau volume penggunaan atau pemakaian sumber daya.
  • Biaya atau tarif per unit.

Biaya total gudang diperoleh dengan cara mengalikan kuantitas atau volume penggunaan atau pemakaian setiap sumber daya dengan biaya atau tarif per unit.

Manajer gudang memerlukan pemahaman yang komprehensif tentang biaya gudang. Hal ini penting, tidak hanya dalam penyusunan dan pengendalian anggaran biaya gudang, namun untuk mengalokasikan biaya gudang ke obyek biaya dan pembebanan biaya atas layanan gudang yang diberikan ke pelanggan.

Lebih jauh, penentuan biaya gudang dapat mengidentifikasi pelanggan atau produk yang merugi. Hanya jika kita mempelajari angka-angkanya dengan cukup mendalam.

 

Dr. Zaroni, CISCP, CFMP, CMILT 

Dosen Magister Teknik Industri FTI UII ; Chartered Member in Logistics & Transport (CMILT)

 

Referensi

Don R. Hansen, Maryanne M. Mowen, George A. Gekas, and David J. McConomy, Cornerstones of Cost Accounting, First Canadian Edition, Cengage Learning, 2012

John J. Coyle, C. John Langley, Jr., Robert A. Novack and Brian J. Gibson, Supply Chain Management: A Logistics Perspective, Tenth Edition, Cengage Learning, 2017

Richards, Gwynne. Warehouse management: a complete guide to improving efficiency and minimizing costs in the modern warehouse, 3rd edition, Kogan Page Limited, CILT, 2018

Giri Mekar, Bandung, 1 Agustus 2021

Perdagangan memicu kebutuhan permintaan jasa logistik. Perdagangan terjadi dalam lingkup antardaerah atau provinsi, antarnegara dalam kawasan regional, dan antarnegara secara global.

Logistik berperan penting dalam perdagangan, terutama untuk transportasi pengiriman dan distribusi barang yang diperdagangkan, baik dari pemasok ke pabrikan, dari pabrikan ke distributor/grosir, dan selanjutnya distribusi ke pasar/toko/pengecer.

Perdagangan antardaerah memerlukan sistem logistik yang terintegrasi, baik integrasi transportasi dengan pergudangan, maupun integrasi transportasi antarmoda.

Karakteristik transportasi untuk perdagangan antardaerah di Indonesia masih didominasi moda transportasi jalan raya, khususnya truk, untuk perdagangan antardaerah Sumatera- Jawa-Bali. Di  wilayah ini, moda transportasi menggunakan truk sekitar 70%. Sisanya menggunakan moda transportasi laut, kereta api, dan sebagian kecil menggunakan kargo udara.

Sementara untuk perdagangan di luar antardaerah tersebut, seperti Jawa-Sulawesi, Sumatera-Kalimantan, Maluku-Papua, dan Papua-Kalimantan menggunakan moda transportasi laut dan sebagian kecil menggunakan moda transportasi udara.

Penggunaan truk lebih banyak diminati daripada moda transportasi lainnya. Pertimbangannya, truk memiliki beberapa keunggulan dibandingkan moda transportasi lain:

  • Fleksibilitas dalam pengaturan jadwal keberangkatan (ETD) dan kedatangan (ETA).
  • Fleksibilitas dalam pengaturan penjemputan dan pengantaran barang di lokasi yang diinginkan.
  • Pemilihan rute sesuai kebutuhan dengan transit time yang lebih cepat dengan biaya transportasi yang lebih efisien.
  • Penggunaan container yang memudahkan proses handling dan pindah ke moda transportasi lain.

Penggunaan moda transportasi truk memerlukan ketersediaan infrastruktur jalan raya yang memadai, baik dari akses, kualitas jalan, dan aspek keselamatan transportasi di jalan raya.

Penggunaan moda transportasi barang dengan menggunakan moda kereta api belum begitu banyak diminati. Penyebabnya antara lain, moda transportasi kereta api barang kurang fleksibel dalam pengaturan jam dan rute, proses handling lebih dari sekali, yaitu di pabrik/gudang penjual, stasiun, dan gudang pembeli. Selain itu, keterbatasan stasiun yang sesuai untuk handling barang, karena pada umumnya stasiun kereta api disiapkan untuk penumpang, bukan untuk transportasi barang.

Penggunaan moda transportasi kereta api (railroad) untuk perdagangan khususnya antar daerah Sumatera-Jawa-Bali perlu ditingkatkan, mengingat moda transportasi kereta api memiliki keunggulan ramah lingkungan, dapat mengangkut dalam jumlah/volume besar, biaya transportasi per ton/km lebih murah, dan pertimbangan keamanan dan keselamatan.

Transportasi untuk perdagangan antardaerah di wilayah Indonesia bagian timur masih terjadi ketidakseimbangan antara inbound logistics dan outbound logistics. Transportasi barang dengan menggunakan moda transportasi laut secara volume lebih banyak untuk pengiriman dari wilayah Indonesia bagian barat ke timur. Sementara pengiriman dari wilayah Indonesia bagian timur ke barat lebih sedikit. Akibatnya, ongkos transportasi per ton/km ke wilayah Indonesia bagian timur lebih mahal, karena perusahaan logistik membebankan sebagian biaya transportasi pada saat kapal kembali ke wilayah Indonesia bagian barat.

Menangkap peluang

Logistik mengikuti pergerakan arus barang yang terjadi karena perdagangan antardaerah atau sering kita kenal dengan logistics follow the trade. Pemicunya tetap perdagangan. Oleh karena itu, perlu dicapai tingkat keseimbangan pertukaran barang dalam perdagangan antardaerah.

Setiap daerah atau setidaknya provinsi atau pulau di Indonesia harus memiliki keunggulan/keunikan barang yang diperdagangkan, sehingga antardaerah bisa terjadi pertukaran transaksi perdagangan.

Setiap daerah harus bisa mengidentifikasi apa keunggulan produk/komoditinya, yang diperlukan daerah lain. Pada saat barang masuk (inbound logistics) akan diimbangi dengan barang keluar (outbound logistics). Bila ini terjadi, maka banyak peluang yang bisa ditangkap sektor logistik, khususnya jasa transportasi dan pergudangan, beserta turunannya, seperti jasa bongkar muat barang, asuransi kargo, pengepakan, dan lain-lain.

Jasa logistik yang ditawarkan sesuai karakteristik produk/komoditi yang ditangani. Setiap produk/komoditi memerlukan penanganan yang berbeda dalam sistem operasi logistiknya.

Komoditi semen, batu bara, sawit, ikan, makanan olahan, produk farmasi, dan lain-lain memerlukan penanganan transportasi, handling, sistem pergudangan, pengepakan, dan cara pengantaran yang masing-masing berbeda.

Bagi sektor logistik, untuk daerah yang mengalami defisit perdagangan, ini memberikan tantangan dan sekaligus peluang tersendiri, terutama menyediakan layanan logistik yang lebih efisien agar mendorong keseimbangan antara pasokan dan permintaan dalam perdagangan.

Tantangan

Kompetisi sektor logistik sangat ketat, khususnya logistik untuk perdagangan antardaerah Sumatera-Jawa-Bali. Banyak perusahaan jasa transportasi moda truk yang melayani di daerah ini.

Mereka bisa bertindak sebagai pemilik barang, pemesan barang, perusahaan transportasi, atau perusahaan logistik (3PL).

Persaingan yang ketat ini memang menguntungkan bagi konsumen pengguna jasa logistik, karena tersedia banyak pilihan dengan mendapatkan harga yang paling ekonomis. Namun, di sisi lain, kompetisi yang ketat, bisa mendorong “perang harga” antarpenyedia jasa transportasi/logistik, sehingga bagi perusahaan logistik akan mendapatkan laba yang sangat kecil atau bahkan tidak mendapat laba.

Ketimpangan inbound dan outbound logistics, khususnya untuk perdagangan antardaerah di Indonesia bagian timur. Perusahaan logistik perlu mencari muatan balen untuk menekan biaya tetap sehingga ongkos transportasi per ton/km tetap terjangkau.

Selain itu, kualitas infrastruktur yang mendukung operasional logistik, seperti jalan raya, pelabuhan, termasuk standardisasi peralatan handling, formulir, dan pengepakan barang yang aman dan mudah selama proses handling.

Mengatasi kendala

Saat ini pembangunan infrastruktur logistik intensif dilakukan Pemerintah, khususnya jalan tol, pelabuhan, telekomunikasi, dan ketersediaan energi, perlu diikuti dengan perbaikan kualitas pelayanan di setiap proses logistik. Isu adanya pungli di beberapa proses logistik perlu ditindak tegas, sehingga dapat menghilangkan ekonomi biaya tinggi di biaya logistik.

Standardisasi dan digitalisasi proses logistik perlu diimplementasikan secara luas, sehingga proses logistik akan lebih transparan, visible, dan efisien. Untuk mengatasi ketimpangan supply dan demand antardaerah, perlu dibangun suatu platform big data yang dapat menginformasikan jenis komoditi/produk apa, berapa kuantitas, kapan, dan berapa harga dari setiap komoditi/produk yang tersedia (supply) dan dibutuhkan (demand).

Bila ini terwujud, maka perencanaan dan operasional logistik akan lebih efisien, dan ujungnya dapat menekan biaya logistik secara nasional, yang kita ketahui masih cukup tinggi, yaitu 24% dari GDP.

 

Dr. Zaroni, CISCP, CFMP, CMILT

Dosen Magister Teknik Industri FTI UII, Direktur Keuangan PT Harum Jaya Mineral

Ada dua cara untuk memaksimalkan keuntungan perusahaan. Naikkan harga jual, atau turunkan biaya. Masalahnya, banyak perusahaan menghadapi situasi persaingan yang sangat ketat. Bahkan mendekati persaingan sempurna. Pada situasi persaingan seperti ini, menaikkan harga jual malah akan kehilangan penjualan. Alih-alih mendapatkan peningkatan keuntungan.

Menaikkan harga jual hanya akan efektif dapat meningkatkan keuntungan bila perusahaan berada pada situasi pasar monopoli. Monopoli di sini tidak harus monopoli dalam konteks regulasi. Monopoli produk di pasar bisa terjadi karena keunikan atau diferensiasi produk.

Pesaing atau pemain baru tidak mudah untuk menirunya. Hanya pada struktur pasar monopoli, kenaikan harga jual produk akan memberikan peningkatan keuntungan.

Umumnya, perusahaan tidak mudah untuk menjadi monopoli. Pesaing atau pendatang baru pasti akan berusaha untuk meniru atau memasuki pasar yang banyak permintaannya. Dengan kata lain, pilihan strategi menaikkan harga untuk memaksimalkan keuntungan sangat sulit dicapai bagi kebanyakan perusahaan. Oleh karena itu, penurunan biaya menjadi pilihan strategi yang masuk akal.

Strategi penurunan biaya

Ada banyak strategi dan teknik yang digunakan perusahaan untuk menurunkan biaya. Pengendalian anggaran (budgetary control), penerapan biaya standar (standard costing), dan analisis nilai (value analysis), merupakan beberapa contoh teknik penurunan biaya.

Teknik penurunan biaya melalui pengendalian anggaran dilakukan pada saat mulai penyusunan anggaran biaya. Anggaran biaya sebagai alat control dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan yang menimbulkan biaya. Penyusunan anggaran biaya yang efektif untuk pengendalian biaya harus berdasarkan program atau kegiatan.

Ide dasarnya sederhana. Biaya dapat dianggarkan bila benar-benar ada program atau kegiatan yang akan dijalankan. Seringkali organisasi menyusun anggaran biaya hanya melihat realisasi biaya tahun sebelumnya yang dinaikkan 8%, misalnya, sesuai inflasi. Penyusunan anggaran biaya seperti ini tidak dapat dijadikan alat untuk pengendalian biaya.

Penurunan biaya melalui pengendalian anggaran dilakukan dengan pengendalian secara ketat pada saat realisasi biaya. Biaya yang tidak ada manfaat untuk mendukung suatu program atau kegiatan tidak akan disetujui.

Standar costing diterapkan untuk pengendalian biaya melalui penerapan biaya standar (standard cost) dan kuantitas atau volume standar (standard volume). Perusahaan yang menerapkan standard costing akan menetapkan biaya standar produk atau jasa. Biaya standar produksi suatu produk ini mencakup biaya standar material, biaya standar tenaga kerja, dan biaya standar overhead.

Pengendalian biaya dilakukan dengan membandingkan biaya sesungguhnya (actual cost) dengan biaya standar. Dari pembandingan ini akan menghasilkan dua kemungkinan. Perbedaan menguntungkan (favorable variance) dan tidak menguntungkan (unfavorable variance). Analisis penyebab variance perlu diidentifikasi dan selanjutnya dilakukan perbaikan proses untuk mendapatkan penurunan biaya.

Strategi penurunan biaya dengan menerapkan analisis nilai (value analysis) dimaksudkan untuk mengeliminasi biaya yang tidak memberikan nilai tambah bagi produk atau layanan. Metode yang sering digunakan dalam analisis nilai adalah value stream mapping (VSM).

Value stream mapping

VSM adalah suatu metode yang pada awalnya dikembangkan oleh Toyota untuk memetakan alur produksi dan alur informasi yang diperlukan untuk memproduksikan satu produk atau jasa. Tidak hanya pada setiap area kerja, tetapi pada tingkat total proses produksi atau alur layanan.

VSM tidak saja digunakan untuk mengidentifikasi pemborosan. Tetapi, juga digunakan untuk menyusun action plan dengan mengintegrasikan berbagai teknik lean untuk mendapatkan kondisi yang lebih ideal.

Tujuan utama lean adalah menurunkan biaya. Dengan cara mengeliminasi berbagai macam pemborosan di dalam proses bisnis dan sistem. Agar berbagai pemborosan dapat diungkapkan dengan tepat dan memiliki gambaran menyeluruh, maka dibutuhkan pendekatan VSM.

Lean berfokus pada penambahan nilai bagi pelanggan dan menghilangkan langkah-langkah yang tidak menambah nilai (pemborosan). VSM digunakan dalam lingkungan lean untuk memetakan dan menganalisis kegiatan yang menambah nilai dan tidak menambah nilai serta langkah-langkah dalam aliran dan proses informasi.

Model ini memvisualisasikan kegiatan yang menambah nilai bagi pelanggan, dan kegiatan yang tidak menambah nilai. Oleh karena struktur tetapnya, seringkali kita dapat menemukan potensi perbaikan yang signifikan dan tindakan perbaikan yang sesuai.

VSM digunakan dalam lingkungan lean untuk mengidentifikasi peluang-peluang perbaikan dalam lead-time, karena model ini mengidentifikasi pemborosan dan kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai. Pemetaan proses ini melibatkan pembuatan suatu diagram di mana proses, aliran, material, informasi yang mengalir, dan semua data penting lainnya (misalnya tingkat inventory, waktu pengolahan, dan batch size) yang divisualisasikan dengan bantuan framework dan simbol-simbol yang distandardisasi (Rother & Shook, 2003). Peta ini adalah titik awal untuk merancang aliran nilai masa depan yang lean.

Penggunaan value stream mapping

VSM menggunakan simbol-simbol yang distandardisasi. Meskipun dalam penggunaan VSM terdapat beberapa variasi dalam memvisualisasi simbol. Simbol-simbol VSM dikelompokkan ke dalam kategori: proses, material, informasi, dan simbol-simbol umum.

  • Simbol proses meliputi simbol untuk memvisualisasi flow chart: customer/supplier, proses, data box, workcell, dan operator.
  • Simbol material untuk memvisualisasi inventory, shipments, Kanban stock point, material pull, safety stock, dan external shipment.
  • Simbol informasi untuk memvisualisasi proses central control point, manual info, dan electronic info.
  • Sementara simbol-simbol umum untuk memvisualisasi Kaizen burst, value-added dan non-value-added time.

Setiap simbol proses ditentukan activity cycle time (CT), changover time (C/O) untuk menentukan waktu yang diperlukan dalam perpindahan suatu aktivitas ke aktivitas lain, ukuran volume (lot size), waktu efektif yang tersedia dalam satuan detik per hari, dan persentase uptime.

Secara sederhana, penyusunan VSM terdiri dari 2 tahap penting, yaitu: penggambaran proses kondisi saat ini (current state process) dan penggambaran proses masa depan (future state process). Dari kedua gambar kondisi proses yang berbeda ini dapat diidentifikasi potensi perbaikan (opportunities for improvement), sehingga dapat mewujudkan proses lean.

Tahap pertama dalam VSM adalah penyusunan peta keadaan saat ini. Menganalisis aliran material dalam kondisi saat ini akan memberikan informasi tentang kegiatan-kegiatan yang menambah dan tidak menambah nilai (misalnya, waktu set-up mesin, ruang yang tidak perlu, jumlah pengerjaan ulang, jarak tempuh, dan inefisiensi).

Pada tahap kedua, informasi dari peta keadaan saat ini digunakan untuk menyiapkan peta keadaan di masa depan yang diinginkan, di mana pemborosan dihilangkan, dan jumlah kegiatan-kegiatan yang tidak menambah nilai diminimalkan. Pertanyaan yang harus dijawab selama langkah ini adalah, misalnya:

  • Apakah “takt-time” (waktu yang diharapkan antara unit output produksi, yang disinkronisasi dengan permintaan pelanggan)?
  • Apakah mungkin untuk memperkenalkan aliran yang kontinu?
  • Dapatkah produksi dikontrol dengan pull system?

Aspek penting yang perlu diperhatikan selama tahap ini adalah perlunya penyesuaian sistem produksi untuk memenuhi permintaan pelanggan, sekaligus menjaga agar proses tetap fleksibel.

Tahap ketiga dan paling penting adalah untuk mengambil tindakan untuk mengubah proses manufaktur dari kondisi saat ini agar semaksimal mungkin menyerupai keadaan yang diinginkan. Setelah itu, proses dapat mulai dari awal lagi.

Rencana yang bertahap akan seperti ini:

  1. Identifikasi kelompok produk atau kelompok jasa mana yang perlu dianalisis. Buatlah satu tim yang terdiri atas pemilik dan karyawan pengolahan yang terlibat dalam berbagai langkah-langkah pada proses.
  2. Analisis kondisi saat ini dan terjemahkan ke dalam skema proses umum.
  3. Kumpulkan data pendukung bagi skema proses (misalnya output, waktu output, dan karyawan).
  4. Rumuskan proses yang ideal berdasarkan permintaan pelanggan. Dalam langkah ini gunakan parameter seperti jumlah pekerjaan minimal yang sedang berjalan, waktu set-up yang pendek dan daftar pengembangan yang diperlukan agar mencapai keadaan masa depan yang ideal.
  5. Tentukan rencana tindakan untuk mewujudkan perbaikan-perbaikan yang diperlukan untuk mencapai keadaan di masa depan. Rencana tindakan ini harus berisi prioritas-prioritas untuk berbagai pengembangan yang berbeda, tindakan-tindakan yang berhubungan dengan orang, jalur waktu yang jelas, dan keterlibatan sponsor.
  6. Pantau kemajuan dan mulai lagi dari langkah 1.

Value stream mapping lebih dari sekadar menghilangkan pemborosan. Model ini berisi tentang pengurangan variabilitas dan meratakan penggunaan peralatan.

Tujuan inti dari value stream mapping adalah untuk mengolah sesuai dengan yang diinginkan oleh pelanggan. Oleh karena itu, permintaan dan keinginan pelanggan harus ditinjau dan dinilai terlebih dahulu.

Data yang diperlukan untuk menganalisis aliran nilai mungkin tidak selalu ada atau tersedia, mungkin data tersebut tidak dikumpulkan secara sistematis, atau karena ini adalah pertama kalinya proses administrasi dianalisis dengan cara ini.

Konsekuensinya adalah bahwa proses analisis lebih memakan waktu karena kegiatan-kegiatan pengumpulan data tambahan diperlukan.

Kondisi lain yang penting adalah bahwa semua orang menghormati metode kerja yang disepakati, sehingga desain proses yang ideal memberikan hasil yang diinginkan. Ini tampaknya sederhana, tetapi masalah-masalah praktis sering kali muncul karena orang terbiasa dengan tingkat kebebasan tertentu dalam melakukan aktivitas mereka.

Pilihan ini sekarang dibatasi secara substansial. Inisiatif yang ada kini harus disalurkan dengan cara yang berbeda. Daripada melakukan improvisasi, dengan menggunakan metode kerja yang ada, seseorang kini harus memikirkan cara agar metode kerja yang ada dapat terus ditingkatkan.

Penentuan keadaan masa depan yang diinginkan adalah tidak awal yang penting bagi perbaikan. Rencana tindakan adalah pendukung yang memulai pelaksanaan perbaikan. Akan tetapi, situasi baru seringkali membutuhkan aturan baru, dan kadang-kadang memerlukan perilaku baru.

Jika kedua aspek ini tidak dipertimbangkan dengan hati-hati dalam rencana tindakan dan implementasi, maka ada risiko bahwa keadaan akan kembali ke situasi yang lama. Pembuatan peta keadaan saat ini dan keadaan di masa depan adalah pembuangan waktu, kecuali tindakan selanjutnya yang diperlukan dilakukan.

Dengan VSM, kita akan memperoleh proses operasi yang efisien, dengan menghilangkan pemborosan. Perbaikan proses keadaan saat ini untuk mendapatkan proses keadaan di masa depan akan mengarahkan pada Tindakan nyata penurunan biaya.

 

Dr. Zaroni, CISCP, CFMP, CMILT

Direktur Keuangan PT Harum Jaya Mineral | Dosen Prodi Teknik Industri Program Magister FTI UII

 

Referensi

Jacobs, F. Robert, dan Chase, Richard B. (2020), Operations and Supply Chain Management: The Core, Fifth Edition, McGraw-Hill Education

Rother, M. dan Shook, J. (2003) Learning to See: Value stream mapping to add value and eliminate muda. Cambride, MA: Lean Enterprise Institute.

Dr. Zaroni

Head of Consulting Division Supply Chain Indonesia / Dosen Prodi Teknik Industri Program Magister FTI UII

 

Pandemik Covid-19 telah memengaruhi semua ekosistem kehidupan dan ekonomi. Tidak hanya kesehatan dan keselamatan jiwa manusia. Pandemik ini berimbas pada kemandekan ekonomi. Kita dipaksa memaknai ulang sesuatu yang telah menjadi kebiasaan atau normal. Kita memasuki era kenormalan baru (new normal)

Seberapa lama Pandemik Covid-19 ini? Tergantung pada efektivitas pengendaliannya. Berbagai skenario pengendalian penyebaran Covid-19 dan perkiraan puncak siklus telah banyak diprediksi. Salah satunya, prediksi Budi Sulistiyo et al yang telah merilis laporan Pemodelan Multiskenario dan Rekomendasi Strategi Pengendalian Penyebaran Covid-19 di Indonesia (2020) menyebutkan bila skenario physical distancing diterapkan cukup moderat, maka perkiraan akhir siklus akan berakhir 13 November 2020 dengan perkiraan akumulasi kasus terkonfimasi positif Covid-19 sebanyak 43.130 kasus.

Sebaliknya, bila skenario physical distancing diterapkan longgar, diperkirakan akhri siklus baru berakhir 18 Maret 2021. Dampaknya, akumulasi kasus yang terkonfirmasi menjadi 1.892.000 kasus, dengan perkiraan puncak siklus terjadi pada 12 Juli 2020 dengan puncak kasus harian mencapai 14.720. Mencermati berbagai skenario dan perkiraan penyebaran Covid-19 ini, isu penting yang perlu menjadi perhatian kita adalah Bagaimana kita merespon dan melakukan pemulihan. Bagi para pengusaha dan pemimpin bisnis, bagaimana melindungi keselamatan pekerja? Bagaimana tetap menjaga operasional dan menyediakan layanan kepada pelanggan? Dan bagaimana tetap menjaga keberlangsungan (going concern) perusahaan? Bagaimana pengaruh Pandemik Covid-19 terhadap sektor usaha? Dampaknya luar biasa.

Pada kondisi sebelum Covid-19 ditemukan, semua sektor usaha berjalan normal. Penjualan meningkat seiring dengan peningkatan pelanggan, baik pelanggan lama maupun penambahan pelanggan baru. Selain itu, umumnya, peningkatan penjualan sejalan dengan pertumbuhan ekonomi dan pasar. Semua berlangsung normal. Peningkatan penjualan mendorong peningkatan produksi atau pembelian barang. Peningkatan produksi menciptakan kegiatan pekerja untuk mengoperasionalkan sektor usaha, baik industrii, pertanian, perdagangan, keuangan, dan semua sektor yang mendukukung kegiatan usaha

Kegiatan usaha dan ekonomi yang normal mulai terguncang sejak Covid-19 ditemukan, menyebar, dan menjadi Pandemik. Sektor usaha pun menurun tajam seiring semakin ketatnya pengendalian penyebaran Covid-19, baik dalam skala rumah tangga, usaha, daerah, nasional sampai global. Para pengusaha dan pemimpin bisnis menghadapi dan menjalankan protokol survival, bertahan untuk tetap hidup. Masa pandemik dengan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) mendorong banyak pengusaha untuk melakukan pemulihan dan lolos dari survival, meski kondisi belum normal.

Kondisi ketidaknormalan ini akan menjadi normal baru (new normal), dengan perubahan model bisnis baru yang kini telah biasa mereka jalankan selama survival di masa Pandemik Covid-19. Para pengusaha pun mengembangkan berbagai strategi pemulihan dan penyiapan untuk tetap tumbuh pada masa post Covid-19. Masa di mana kondisi “normal pada ketidaknormalan” atau next normal. Pandemik Covid-19 men-disrupsi banyak sektor usaha (BI, Doode dalam Liputan 6, 2020).

Banyak sektor usaha yang tertekan atau sulit bertahan dari disrupsi Covid-19 ini, contohnya sektor usaha penerbangan, restoran, hotel, konstruksi, industri pengolahan, pertambangan, energi khususnya bahan bakar, ekspor komoditi tambang, dan lain-lain. Sektor usaha ini mengalami penurunan permintaan yang sangat tajam. Sektor usaha yang masih bisa bertahan pada masa Pandemik Covid-19 ini, misalnya sektor kehutanan, perikanan, listrik, gas, air bersih, pengangkutan barang, pertanian, perkebunan, dan peternakan. Pada sektor usaha ini umumnya masih bisa bertahan, mengingat permintaan akan jasa dan produk dari sektor ini masih normal.

= =

Sumber dan selengkapnya TruckMagz Ed. Agustus 2020, halaman 42 – No 74 / VI / AUGUST 2020: https://truckmagz.com/login/

Prof. Fathul Wahid, ST., M.Sc., Ph.D

Rektor Universitas Islam Indonesia

– – –

Alhamdulillah, Allah masih mempertemukan kita dengan Ramadan di tahun ini. Tak terasa, tamu agung tersebut telah meninggalkan kita. Ramadan telah menjadi katalis — meminjam konsep dalam reaksi kimia — bagi semua mukmin untuk meningkatkan amal. Salat semakin tepat waktu ditegakkan, salat sunah semakin banyak ditunaikan, Al-Qur’an semakin tertib didaras, doa semakin sering dilantunkan, sedekah semakin rajin dijalankan, dan amarah semakin kuat dikekang. Singkatnya, Ramadan menghadirkan atmosfer yang kondusif untuk berbuat baik.

Katalis untuk istikamah

Dengan katalis Ramadan, proses reaksi dalam praktik keberagaman kita akan semakin cepat terjadi dan membekas. Ketika kebiasaan dalam Ramadan sudah menjadi bagian dalam keseharian kita, maka energi yang diperlukan untuk aktivasi niat baik menjadi amal bajik, tidak lagi tinggi. Yang dihasilkan adalah sikap baik yang istikamah alias konsisten. Inilah yang membimbing kita ke dalam derajat takwa, tujuan ultima dari puasa Ramadan.

Konsistensi dalam beriman dan beramal bajik inilah yang juga menjadi jaminan hidup yang baik (hayyah thoyyibah) (QS 16:97), yang ditandai tiga indikator: sejahtera (lahum ajruhum inda rabbihim), damai (wa laa khaufun alaihim), dan bahagia (wa laa hum yakhzanuun) (QS 2:62; 46:13).

Apakah bersikap konsisten mudah? Tidak. Karenanya dibutuhkan ikhtiar untuk menjaganya. Berbuat bajik mudah, jika hanya dilakukan kadang kala. Bersikap jujur tidak sulit, jika hanya dijalankan sekali-dua kali. Menolong orang pun tidak berat, jika dibutuhkan ketika hati bahagia dan rezeki longgar. Tetapi, selalu berbuat bajik, senantiasi jujur, dan tak lelah menolong orang, membutuhkan keteguhan. Inilah istikamah.

Ikhtiar lain dalam menjaga istikamah adalah dengan tidak lelah mendekatkan diri dengan pengingat. Carilah lingkungan yang menyediakan sistem peringatan dini yang senantiasa hadir dengan nasihat: saling menasihati untuk menetapi kesabaran, untuk tak lelah menyebar kasih sayang, dan untuk menaati kebenaran (QS 90:17; 103:3). Nasihat akan menjadi pengingat ketika kita lupa (QS 7:179).

Pandemi yang menyucikan hati

Suasana Ramadan dan Idulfitri tahun ini pun kita lalui dengan suasana yang tidak biasa. Pandemi Covid-19 telah memaksa kita mengerjakan banyak hal dari rumah: bekerja, belajar, dan beribadah lain. Berada di rumah untuk menjauhi penyakit juga merupakah ibadah, karena ini adalah perintah Rasulullah (Sahih al-Bukhari 5728).

Jika beragam ikhtiar sudah dijalankan, ternyata masih terpapar penyakit dan mati, Rasulullah menyatakanya sebagai kematian yang syahid (Sahih al-Bukhari 5732). Jadi, di dalam rumah, tidak bepergian meninggalkan atau memasuki wilayah pandemi bukan semata imbauan pemerintah. Ini adalah perintah agama. Luruskan niat.

Selama bekerja dari rumah atau menemani anak belajar dari rumah, banyak hikmah yang kita petik. Kita semakin menghargai pekerjaan yang diamanahkan kepada kita. Kita juga semakin mengapresiasi bagaimana para guru sangat membantu dalam mendidik anak-anak kita. Kita semakin menyadari bahwa hidup berdampingan secara rukun dengan orang lain sangat bermakna.

Refleksi yang tulus atas keadaan yang ada, insya Allah akan sampai pada kesimpulan bahwa pandemi ini dapat juga kita jadikan momentum untuk menyucikan diri. Kita memang diminta menjaga jarak, tetapi jangan lupa untuk menjaga solidaritas sosial. Kiat bisa sisihkan sebagian harta untuk yang membutuhkan, energi untuk mengedukasi publik, atau jaringan untuk membantu memasarkan produk sahabat kita. Jangan pernah abaikan amal bajik, sekecil apapun.

Semoga kondisi seperti ini di tengah Ramadan sebagai katalis dalam beribadah akan membawa kita ke tingkatan baru sebagai manusia, yang lebih terasah semua sudut kemanuasiannya (cf. QS 7:179; 25:43-44). Di tengah pandemi, takbir yang kita kumandangkan ketika Idulfitri pun semakin bermakna, karena mengingatkan kita betapa kecilnya manusia di hadapan Sang Pencipta yang Maha Besar.

Semoga Allah masih berkenan mempertemukan kita dengan Ramadan mendatang, sebagai penyuci jiwa jika masih terkotori (HR Muslim, Riyadl Ash-Shalihin 1149). Semoga Allah selalu menjauhkan kita dari anasir jahat yang menggoda tak henti untuk menjaga kesucian hati.

Inilah hakikat idulfitri: kembali suci.

Refleksi Idulfitri 1441 H

Sumber:  Pojok Rektor UII

Prof. Fathul Wahid, Rektor Universitas Islam Indonesia dan Ketua Aptisi Wilayah V DIY

= = =

Hanya 11 persen PTS yang masih bertahan tanpa masalah serius sampai Desember 2020.

Tak seorang pun tahu pasti kapan pandemi Covid-19 berakhir. Beragam prediksi muncul dengan pendekatan aneka rupa. Hasilnya pun bervariasi. Ada yang menyebut Juni, September, Desember,  bahkan selepas pengujung 2020.

Namun, semua tampaknya sepakat kalau pandemi sudah meninggalkan dampak luar biasa di banyak sektor, tak terkecuali di perguruan tinggi swasta (PTS). Tentu, semua PTS berharap yang terbaik, tetapi harus bersiap untuk yang terburuk.

Selama ini, PTS telah membantu negara dengan luar biasa meski kadang dipandang sebelah mata. PTS telah meningkatkan angka partisipasi kasar pendidikan tinggi (APK). Data termutakhir Badan Pusat Statistik pada 2019 menunjukkan angka 30,28 persen.

Artinya, hanya 30,28 persen warga Indonesia berusia 19-23 tahun yang mengenyam bangku kuliah. Data pada pengujung 2019 merekam, dari 7.339.164 mahasiswa, 60 persennya dilayani PTS. Bayangkan jika semua PTS tutup. APK akan anjlok menjadi 12,08 persen.

Lebih penting dari angka itu, PTS di seluruh penjuru Indonesia, berandil dalam pemerataan akses pendidikan tinggi ketika tangan negara belum mampu hadir. Pendidikan tinggi untuk negara sebesar Indonesia, bukan hanya soal kualitas, melainkan juga pemerataan akses.

Jika negara sepakat, pendidikan tinggi adalah salah satu penghasil aktor peradaban masa depan. Tidak ada pilihan lain kecuali menyelamatkan PTS.

Banyak orang tak sadar, ketika PTS hidup sehat dampaknya luar biasa bagi publik. Anggaran mahasiswa yang dikelola PTS proporsinya jauh lebih kecil dibandingkan yang beredar di publik untuk menggerakkan roda perekonomian. Mulai dari bisnis indekos sampai kuliner.

Nah, pada saat pandemi seperti ini, PTS termasuk yang sangat terdampak. Berbeda dengan PTN yang masih mendapatkan kucuran dana pemerintah, termasuk untuk menutup belanja pagawai. Harus diakui, porsi terbesar anggaran PTS masih berasal dari mahasiswa.

Ketika sumber penghasilan penanggung biaya pendidikan terdampak, ini memengaruhi pemasukan PTS. Penulis percaya, PTS cukup terbiasa mengelola hal seperti ini, tetapi pandemi kali ini berbeda.

Jika berkepanjangan, dampaknya sangat dahsyat. Survei pekan lalu yang melibatkan 66 PTS di Yogyakarta menegaskan sinyalemen ini. Hanya 11 persen PTS yang masih bertahan tanpa masalah serius sampai Desember 2020.

Survei ini tidak hanya melibatkan PTS yang sedang berkembang, tetapi juga PTS besar dengan lebih dari 20 ribu mahasiswa. Jangan salah mengira, meskipun tengah menghadapi masalah, PTS mempunyai kepedulian tinggi terhadap yang terdampak pandemi.

Hanya 11 persen PTS yang masih bertahan tanpa masalah serius sampai Desember 2020.

Untuk memperpanjang umur, PTS menjalankan beragam jurus, termasuk membatalkan beragam program, realokasi anggaran, menurunkan insentif, memotong besaran gaji, sampai menunda pembayaran gaji. Pilihan yang tak mudah tetapi harus ditunaikan.

Masalah semakin terasa ketika saat ini, musim admisi mahasiswa baru juga sedang berjalan. Kegagalan dalam hal ini berdampak panjang. Tidak hanya untuk setahun, tetapi juga bisa mencapai empat tahun atau bahkan lebih.

Respons negara

Jika negara sepakat, pendidikan tinggi adalah salah satu penghasil aktor peradaban masa depan. Tidak ada pilihan lain kecuali menyelamatkan PTS, kecuali jika negara mempunyai pandangan lain terhadap PTS.

Semoga tak ada pemangku amanah publik yang mencibir: PTS manja atau PTS kok ingin seperti PTN. Penulis yakin, negara tidak seperti itu. Seandainya negara mengulurkan tangan dengan beragam kebijakan yang tepat, PTS bersukacita jika diminta pendapatnya.

Meski pandemi menjadi momentum, kebijakan negara seharusnya dibuat untuk waktu yang panjang. Banyak yang bisa dilakukan, bahkan jika pilihannya tanpa mengeluarkan uang sepeser pun.

Negara dapat melonggarkan beragam kebijakan. Seumpama pemangku amanah publik sepakat PTS dibangun di atas premis membantu negara mencerdaskan kehidupan bangsa maka kebijakan perpajakan, misalnya, akan lebih bersahabat.

Sampai hari ini, mimpi PTS mempunyai dana abadi masih menjadi kemewahan karena kebijakan yang tidak berpihak. Alih-alih memberikan lahan subur untuk tumbuhnya PTS, kebijakan ini justru sering memasang mata curiga kepada PTS.

Energi pemimpin PTS tak jarang tersita untuk isu ini. Andaikata Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi menyadari, tak mudah bagi PTS merekrut dosen saat pandemi maka syarat rasio dosen dan mahasiswa untuk perpanjangan akreditasi, tak diberi tenggat singkat.

Meski demikian, jika rasio tidak ideal, yakinlah PTS tidak mempunyai niat jahat dan menjalankan PTS asal-asalan serta abai terhadap kualitas.

Jika saja jeritan  PTS di pelosok Indonesia yang tertatih-tatih dengan pembelajaran daring didengar, penulis yakin, negara akan mengajak diskusi dan hadir dengan beragam alternatif solusi, termasuk memberi bantuan koneksi internet.

Indonesia tidak hanya Pulau Jawa dan kota besar, apalagi sebatas Jakarta. Jangankan koneksi internet andal, jaringan listrik stabil pun masih menjadi kemewahan di banyak daerah. Daftar di atas, hanya merangkum beberapa pesan PTS yang sudah lantang bergaung.

Penulis yakin negara sensitif dan mendengar pesan PTS. Jika ini terjadi, harapan jadi kenyataan. Jika tidak, daftar mimpi PTS akan semakin panjang: seandainya, seumpama, andaikata, dan jika saja. Ah, dunia lebih indah, seandainya PTS tak hanya punya andaikata.

Sumber: Republika

Ismail Fahmi, Ph.D – Drone Emprit and Media Kernels Indonesia, Founder

= =

 

Masalah kebocoran data pengguna Tokopedia tidak berhenti sampai di situ. Pakar media sosial dari Drone Emprit and Kernels Indonesia, Ismail Fahmi, melihat dampak dari kebocoran data yang tersebar luas di jagat maya akan memiliki efek yang besar.

Ia mengatakan aspek terpenting dari kasus tersebut bukanlah soal password akun Tokopedia, melainkan data-data pribadi yang bocor, berisi email, nama, alamat, tanggal lahir, dan nomor telepon yang dapat digunakan untuk keperluan lain.

“Tujuan saya, biar kita aware apa dampak dari data yang terbuka bebas ini. Kita hanya sibuk soal login ke Tokopedia, padahal aman. Kita lupa bahaya hal lain yang mungkin lebih besar,” jelas Ismail, kepada kumparan, Senin (4/5).

Ismail menuturkan data-data personal yang diambil dari kasus kebocoran tersebut bisa dipakai untuk profiling, scamming atau phishing. Dari data yang dimiliki bisa saja seseorang berpura-pura menjadi pihak Tokopedia yang menghubungi pengguna untuk mendapatkan lebih banyak informasi dari data pribadi tersebut.

“Misalnya email tersebut digunakan untuk situs atau aplikasi lainnya yang butuh verifikasi. Data tersebut dipakai untuk hal-hal seperti ini, untuk scam. Itu yang bahaya,” jelasnya.

Selain itu, ada banyak pemanfaatan data personal yang bisa digunakan untuk tujuan tertentu, misalnya mengajukan pinjaman online (pinjol). Dengan data yang dimiliki berupa nama, alamat, email, nomor telepon bisa saja mengajukan pinjol atas nama pengguna Tokopedia yang datanya bocor.

Ismail menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dan selalu mewaspadai apa yang dilakukan di dunia maya. Pergantian password secara berkala dan menggunakan two factors authentication disarankan untuk mengamankan akun internet.

“Saya hanya ingin mengajak masyarakat aware akan pentingnya ‘perlindungan data pribadi’. Kalau tidak mengalami atau melihat sendiri betapa mudahnya data-data itu dimanfaatkan, masyarakat akan anggap enteng soal kebocoran data ini. Semoga makin waspada,” pungkasnya.

Sumber: Kumparan

Dr Zaroni., CISCP., CFMP – Finance & Humas Capital Director, PT Pos Logistik Indonesia/Dosen Prodi Teknik Industri Program Magister FTI UII

= = =

 

Berbagai skenario pengendalian penyebaran Covid-19 dan perkiraan puncak siklus

Stay at home, economy:

  • Belanja bahan makanan (groceries)
  • Jasa pesan antar makanan
  • Remote working, layanan streaming, media dan telekomunikasi, dan pembelajaran online.
  • Jasa penyimpanan data, layanan farmasi online,
  • Layanan kebersihan, dan fitness dari rumah.
  • Pilar stay at home adalah Logistik dan E-commerce

Respon

  • Reflex, don’t be a boiled frog
  • Act, survival
  • Imagine, think new normal

Cash flow survival “Understanding cash flow is key”

  • Creating a revised budget
  • Rapid AR collection
  • Cutting unnecessary expenses
  • Prioritizing necessary expenses
  • Deal with creditors and debtors
  • Searching for other sources of revenue.
  • Don’t lose sight of the long-

Jadi, bagaimana kita merespon Covid-19?

  • Bertahan
  • Bersabar
  • Terus bergerak

Detail unduh: Surviving and Preparation The Covid-19: Supply Chain & Logistics Strategy – | versi live youtube  disampaikan saat diskusi online yang diadakan oleh IKATI UII  (03 Mei 2020).

 

Dr. Yudi Prayudi, Kepala Pusat Studi Forensika Digital (PUSFID) Universitas Islam Indonesia

= = =

 

Zoom adalah sebuah aplikasi yang tiba-tiba melejit popularitasnya sejalan dengan munculnya kebutuhan video conference untuk mendukung aktivitas Work from Home, termasuk kegiatan belajar mengajar. Review tentang keunggulan Zoom dibandingkan dengan aplikasi video conference lainnya sebenarnya sudah mulai banyak disampaikan sejak 2 tahun lalu. Zoom mendapatkan momen terbaik untuk dikenal luas ketika pandemi corona merebak yang memaksa untuk mengubah aktivitas fisik sehari menjadi aktivitas berbasiskan pada Internet. Naiknya popularitas Zoom tidak lepas dari berbagai kemudahan yang ditawarkan Zoom dalam memfasilitasi video conference baik yang berbasis komputer maupun handphone.

Namun demikian, meningkatnya popularitas Zoom juga menjadi perhatian dari pelaku dan pengamat keamanan komputer. Sejak awal Maret 2020 ketika mulai banyak negara menerapkan Work from Home maka sejak itu pula pengguna aplikasi video conference Zoom meningkat dengan tajam. Sejak itu pula, berbagai issue keamanan Zoom mulai ramai dibahas dan dijadikan topik utama berbagai media terkemuka. Salah satu issue yang sangat menghebohkan adalah laporan dari perusahaan keamanan online Cyble yang menyatakan bahwa terdapat 530.000 akun Zoom yang diperjual belikan di pasar dark web. Laporan tersebut tentunya sangat mengagetkan banyak pihak. Bagi masyarakat awam yang selama ini sebagai pengguna Zoom tentunya laporan tersebut akan menambah kekhawatiran akan kelangsungan aktivitas berikutnya dalam menjalankan Work from Home. Namun benarkah demikian rentannya aplikasi Zoom sehingga hacker mampu meretas sekian banyak akun pengguna Zoom?

Sayangnya, media tidak mengungkap sisi lain dari laporan dari perusahaan keamanan online Cyble tersebut. Laporan tersebut sebenarnya memberikan ulasan juga tentang bagaimana teknik yang memungkinkan hacker bisa mendapatkan 530.000 akun tersebut. Ternyatanya tekniknya adalah menggunakan Password Stuffing atau dikenal juga dengan Credential Stuffing. Dalam hal ini, Credential Stuffing adalah metode yang digunakan oleh hacker untuk melakukan pembobolan akun dengan mengandalkan informasi atau data sensitif yang sebelumnya sudah tersedia di ranah publik. Teknik ini sebenarnya adalah teknik sederhana, yaitu memanfaatkan akun-akun yang sudah pernah jebol sebelumnya dari berbagai situs untuk kemudian digunakan kembali untuk menjebol aplikasi Zoom. Pengertian lainnya dari Password Stuffing adalah Recycling Passwords, yaitu penggunaan password yang sama untuk berbagai layanan yang berbeda.

Merujuk pada situs https://haveibeenpwned.com/ yang dikelola oleh seorang pakar keamanan web dari Australia bernama Troy Hunt, saat ini tercatat sekitar 9,5 milyar akun yang berhasil diretas yang berasal dari 495 website. Akun yang diretas umumnya adalah alamat email dan passwordnya. Jumlah akun yang berhasil diretas oleh hacker diyakini lebih besar dari yang dipublikasikan oleh Troy Hunt melalui situs tersebut. Data yang dipublikasikan tersebut hanya bersumber dari informasi publik atau yang didapat melalui forum-forum underground. Sementara beberapa basis data lainnya memang tidak dipublikasikan luas dan hanya beredar secara terbatas dalam kelompok kelompok kecil hacker. Sehingga jumlah akun dan websitenya akan lebih banyak dibandingkan dengan publikasi pada website tersebut.

Tidak sedikit diantara kita yang tidak menyadari bahwa akun e-mail dan password yang kita miliki adalah termasuk salah satu dari data yang berhasil diretas tersebut. Pada sisi lain, salah satu kelemahan yang sangat disadari oleh sebagian besar user sistem adalah menggunakan pasangan e-mail dan password yang sama untuk berbagai aplikasi lainnya. Alasan kemudahan dan kepraktisan menjadi alasan utama mengapa umumnya user menggunakan pasangan e-mail dan password yang sama untuk berbagai aplikasi yang berbeda. Hal ini sesuai dengan fakta dari sebuah survey pada tahun 2018 yang dirilis oleh Security Boulevard, disebutkan bahwa 59% responden selalu menggunakan username dan password yang sama untuk semua aplikasi yang digunakannya. Sementara alasannya mengapa menerapkan username dan password yang sama pada semua aplikasi, 61% jawabannya adalah karena takut lupa password bila setiap aplikasi harus menggunakan password yang berbeda.

Hal itulah yang sebenarnya terjadi dengan kasus diretasnya 530.000 akun Zoom. Hacker memanfaatkan data basis akun yang telah terpublikasi sebelumnya untuk kemudian menggunakannya kembali untuk meretas aplikasi Zoom. Dengan kata lain sebenarnya hal ini bisa terjadi pada aplikasi apa saja, tidak hanya terbatas pada aplikasi Zoom. Hanya karena Zoom sedang menjadi pusat perhatian dari seluruh komunitas siber, maka aktivitas Password Stuffing dilakukan pada Zoom. Bila memang diretasnya sekian banyak akun Zoom tersebut adalah menggunakan aktivitas Password Stuffing, maka kelemahan sebenarnya terletak pada user-nya itu sendiri, bukan pada aplikasi Zoomnya. Untuk itu, pengetahuan tentang bagaimana cara menggunakan username dan password yang aman harus menjadi dasar bagi setiap user agar bisa lebih tenang dan nyaman dalam menggunakan aplikasi apapun, termasuk aplikasi Zoom.

Dalam dunia keamanan komputer, Password Stuffing hampir sama dengan teknik Brute Force Attack, alias teknik coba-coba untuk menjebol sebuah sistem. Hanya saja Brute Force Attack sifat serangannya adalah tanpa konteks dengan string acak dan mendasarkan pada pola umum yang digunakan atau kamus frasa umum dalam membuat password. Sementara Password Stuffing mendasarkan teknik coba-cobanya pada database user dan password yang pernah digunakan sebelumnya. Peneliti keamanan menyebutkan bahwa tingkat keberhasilan Password Stuffing lebih tinggi dibandingkan dengan teknik Brute Force Attack. Bahkan dengan teknik keamanan web modern, Brute Force Attack semakin kecil kemungkinannya untuk berhasil. Namun tidak demikian dengan Password Stuffing, pasangan akun dan password seseorang dapat dengan mudah digunakan pada aplikasi target bila memang akun tersebut terdaftar sebagai pengguna aplikasi tersebut.

Solusi terhadap Password Stuffing adalah mengganti password yang lama dengan password baru yang berbeda sama sekali. Kemudian terapkan secara konsisten kombinasi password yang kuat yang memuat huruf besar, huruf kecil, angka dan karakter. Sementara untuk memudahkan penerapan password yang berbeda-beda untuk setiap aplikasi yang kita gunakan, maka gunakan aplikasi sejenis password manager untuk menyimpan dan mengelola username dan password kita pada aplikasi yang berbeda-beda. Dengan demikian, apabila kita pengguna aktif aplikasi video conference Zoom, maka untuk meyakinkan diri kita bawa akun kita tidak termasuk kedalam data 530 ribu akun yang retas oleh hacker, maka segera ganti password. Username dan password adalah kunci terhadap segala aktivitas pada dunia siber, maka berikan perhatian pada kedua hal tersebut agar kita tidak menjadi korban dari upaya-upaya peretasan akun yang akan mengganggu ketenangan, kenyamanan dan keamanan dalam beraktivitas di dunia siber.

Yogyakarta, 19 April 2020

 

 

Prof Fathul Wahid, ST, M,Sc., Ph.D,  Rektor Universitas Islam Indonesia

= =

 

Ujang, Ketua OSIS SMA Tunas Muda sedang galau. Masa pengabdiannya sudah hampir pungkas. Setahun mengabdi memimpin kawan-kawannya terasa sangat singkat. Waktu luang di sela menunaikan kewajiban sebagai siswa SMA digunakannya untuk mengasah diri: menjadi pemimpin muda.

Ujang mengasah kemampuan komunikasi. Saat ini, dia cukup lihai menjadi pembicara publik. Kemampuan menulisnya pun semakin tajam. Dia terbiasa menghadapi kawan-kawannya yang beragam. Dia lebih terbiasa menjadi pendengar. Dia sadar, sebagai pemimpin tidak cukup dengan kemampuan berbicara, tetapi perlu dilengkapi dengan menjadi pendengar yang baik.

Ketika banyak kawannya kesulitan membagi waktu di antara bejibun tugas sekolah, Ujang seakan santai, karena terbiasa mengelola waktu dengan efektif. Dia sadar, menjadi pemimpin harus berpikir beberapa langkah di di depan. Dia harus lebih sensitif dengan perkembangan yang ada.

Intinya, di penghujung masa pengabdiannya, Ujang merasa menjadi manusia baru. Manusia yang lebih siap bertumbuh dan adaptif di beragam lingkungan.

Tetapi mengapa dari sekian banyak keuntungan menjadi aktivis, Ujang kesulitan mendapatkan kader yang akan menggantikannya? Banyak adik kelasnya yang masih galau dan bertanya: “Ngapain repot-repot menjadi aktivis? Toh tidak ada yang menghargai. Waktu untuk main tersita.”

Ujang teringat dengan Greta Thunberg, aktivis lingkungan muda asal Swedia yang sangat berani itu. Majalah TIME menobatkannya menjadi Person of the Year 2019. Terlintas juga Malala Yousafzai asal Pakistan yang memperjuangkan hak pendidikan kaum hawa. Malala, pada 2013, dinobatkan majalah TIME sebagai salah satu dari 100 orang paling berpengaruh di muka bumi.

Mata Ujang menerawang kosong, sampai dia mendapatkan informasi admisi mahasiswa baru sebuah universitas di lereng Merapi. “Aha, eureka!”, teriak Ujang. “Sekarang saya punya tambahan amunisi mengajak adik kelas untuk menjadi aktivis”, gumamnya.

Pertanyaan: universitas manakah yang menghargai para aktivis SMA tersebut?

Petunjuk: pmb.uii.ac.id/ppm

Catatan: Cerita di atas fiktif belaka. Kesamaan nama dan tempat hanya kebetulan, kecuali  lokasi sebuah universitas di lereng Merapi yang memang disengaja.

Sumber : Facebook Fathul Wahid