Hajra Rasmitha Mahasiwa Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MI PPs FTI UII) mempunyai alasan yang kuat mengapa mengambil konsentrasi Sistem Informasi Enterprise (SIE).

 

Mitha menyatakan  “Tenaga Ahli di bidang Sistem Informasi Enterprise (SIE) sangat dibutuhkan, hal tersebut berdasarkan data pengamatan lapangan secara cepat, menggunakan metode Rapid Rural Appraisal  (RRA) di Propinsi Sulawesi Tengah. Pada tahun 2012-2013 saja, terdapat kesenjangan antara kebutuhan tenaga ahli / tenaga terampil dan ketersediaan tenaga ahli / tenaga terampil. Kekurangan Tenaga Ahli ini masih terus terjadi dan melihat trend pertumbuhan ekonomi di Propinsi Sulawesi Tengah akan terus terjadi dengan kesenjangan yang semakin besar setidaknya 3 hingga 5 tahun mendatang”

 

“Peluang tenaga ahli SIE sangat besar dan prospektif untuk masa mendatang, karena saat ini Pertumbuhan Ekonomi Indonesia baik regional maupun secara nasional menunjukkan pertumbuhan yang positif, berdasarkan data peneliti senior Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Aviliani mencapai 6,6%. Dengan hal tersebut pasti dibarengi dengan kebutuhan teknologi informasi yang semakin baik, apalagi saat ini Indonesia sedang meningkatkan perekonomian bangsa sesuai dengan Masterplan Percepatan dan Perluasaan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI)” ujar Mitha yang mengambil Sistem Informasi Pariwisata saat menyelesaikan S1 nya

 

Mitha menegaskan “dengan adanya kompetensi pendukung bagi lulusan Magister Teknik Informatika yang mengambil konsentrasi Sistem Informasi Enterprise (SIE) maka akan mempunyai keunggulan diantaranya sebagai Pengelola dan penyedia sumber daya manusia yang memiliki kualitas dan kompetensi dalam pengembangan dan implementasi teknologi informasi untuk kepentingan bisnis mulai dari skala kecil, seperti: Usaha Kecil Menengah (UKM) atau Small Medium Business (SMB) hingga skala besar (enterprise). Selain itu juga mempunyai keunggulan sebagai Katalisator sekaligus implementator teknologi informasi dalam meningkatkan daya saing perusahaan serta berperan sebagai Pengembang sistem dan teknologi informasi untuk kebutuhan Enterprise Resource Planning (ERP)”.

 

“Untuk itu, kepada calon mahasiswa MI PPs FTI UII, tetaplah semangat belajar, cari ilmu sebanyak-banyaknya saat menempuh kuliah agar kelak dapat diimplementasikan di dunia kerja dan fokuslah di salah satu bidang agar dapat ahli dibidangnya” pungkas Mitha diakhir wawancara khusus mengunakan pesan singkat (30/08).

 

Jerri Irgo

 

prof_hari_purnomoProf Dr Hari Purnomo, Guru Besar Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) menyatakan “Pertumbuhan industri saat ini menunjukkan perkembangan yang cukup tinggi sejalan  dengan meningkatnya kebutuhan manusia. Pertumbuhan industri akan diikuti dengan bertambahnya tenaga kerja. Berdasarkan data media industri 2011, penyerapan tenaga kerja di tingkat nasional sebesar 104.555.275 pada tahun 2009, sedangkan pada tahun 2010 sebesar 108.207.767 atau terjadi peningkatan sebesar 3,49% yang menyebar di berbagai industri di Indonesia (1)”. Hal tersebut disampaikan saat press release di Program Pascasarjana (PPs) FTI UII Yogyakarta (27/08).

 

“Meningkatnya jumlah tenaga kerja tentunya akan menambah permasalahan ketenagakerjaan yang terkait dengan keamanan, kenyamanan dan kesehatan, sehingga tingkat kecelakaan akibat kerja cenderung tinggi. Di Indonesia, tingkat kecelakaan kerja relatif tinggi dan mengalami kenaikan setiap tahun. Hal ini disebabkan bertambahnya jumlah tenaga kerja dengan tidak diikuti pengawasan yang baik, sehingga muncul persoalan-persoalan yang memicu terjadinya kecelakaan kerja” imbuh Prof Hari yang juga Dosen Magister Teknik Industri PPs FTI UII.

 

Prof Hari menambahkan “Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) melaporkan dalam realisasi pembayaran jaminan periode 2008-2012, kasus kecelakaan dan kesehatan kerja terbukti meningkat dengan realisasi pembayaran jaminan dari  ke empat jaminan yaitu Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK), Jaminan Kematian (JK), Jaminan Hari Tua (JHT), maupun Jaminan Pemeliharaan Kesehatan (JPK). Bahkan, pada tahun 2012 terjadi kenaikan kasus yang cukup tinggi dan jaminan pembayaran naik dua kali lipat (2) . Kondisi ini menunjukkan bahwa tingkat kecelakaan kerja menjadi masalah besar dan perlu penanganan yang serius agar tingkat kecelakaan kerja dapat dikurangi. Penanganan kecelakaan kerja bukan pekerjaan yang mudah untuk diselesaikan. Untuk itu, perlu dilakukan kerjasama dari semua pihak baik dari pemerintah, pelaku usaha maupun pekerja  yang secara bersama sama sadar untuk menangani sistem kerja yang dapat memberikan jaminan keamanan dan kesehatan bagi para pekerja”.

 

“Upaya yang bisa dilakukan untuk menurunkan tingkat kecelakaan kerja adalah dengan merancang sistem kerja yang ergonomis. Permasalahan mendasar adalah pemahaman tentang ergonomi di beberapa perusahaan khususnya industri kecil dan menengah relatif rendah, sehingga banyak yang belum mengimplementasikan ergonomi dalam sistem kerjanya. Bahkan ada yang belum mengenal istilah ergonomi, padahal di negara-negara lain perkembangan ergonomi cukup pesat. Meskipun masyarakat industri banyak yang mengenal ergonomi, namun masih banyak hambatan untuk diterapkan. Hambatan yang menjadikan implementasi ergonomi sulit dijalankan dikarenakan budaya organisasi terhadap jaminan keamanan dan kesehatan rendah sedangkan pimpinan atau pemilik perusahaan hanya berorientasi pada aspek finansial saja. Di sisi lain pekerja mau menerima kondisi pekerjaan apapun meskipun sangat rawan terhadap kecelakaan kerja. Di samping itu pekerja tidak peduli dengan faktor keamanan dan keselamatan kerja, sehingga sering kita temui pekerja tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) meskipun perusahaan  menyediakan APD. Slogan-slogan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang ditulis pada spanduk hanya sebatas slogan saja dan banyak yang mengabaikannya, sehingga masih sering kita jumpai kecelakaan kerja”, lanjut Prof Hari.

 

“Persoalan tersebut penting untuk diselesaikan mengingat tingkat kecelakaan kerja relatif tinggi. Oleh karena itu pemahaman dan implementasi tentang ergonomi di perusahaan perlu ditingkatkan demi kesejahteraan pekerja. Ada delapan aspek ergonomi yang perlu dipertimbangkan dalam perancangan sistem kerja di perusahaan antara lain :   (a) gizi atau nutrisi;  (b) sikap kerja ; (c) pemanfaatan tenaga otot ; (d) kondisi lingkungan ; (e) kondisi waktu ; (f) kondisi informasi ; (g) kondisi sosial-budaya ; dan (h) interaksi manusia mesin. Delapan aspek ergonomi ini perlu diperhatikan agar didapatkan sistem kerja lebih manusiawi, mampu bersaing, berkelanjutan dan tidak menimbulkan masalah dikemudian hari. Aspek-aspek ini dapat dilaksanakan jika para pemilik, pekerja, pemerintah  pemangku kepentingan sangat peduli terhadap aspek keamanan  dan kenyamanan pekerja. Akan tetapi sering kali  para pemangku kepentingan  kurang  memperhatikan aspek keamanan dan kenyamanan dalam merancang sistem kerja.

Aspek-aspek tersebut harus diperhatikan mengingat pekerja mempunyai keterbatasan dalam melakukan aktivitas kerja. Jika salah satu aspek ergonomi tidak terpenuhi dengan kaidah-kaidah ergonomi, maka akan berdampak pada ketidakharmonisan sistem kerja dengan pekerja sehingga akan timbul masalah bagi pekerja baik saat bekerja di usia produktif maupun ketika memasuki usia pasca-produktif. Prinsip yang selalu digunakan dalam merancang sistem kerja adalah kesesuaian antara pekerjaan dan kemampuan pekerja dengan segala keterbatasannya.

 

Dengan memperhatikan tingkat kecelakaan kerja yang cukup tinggi maka langkah-langkah strategis yang perlu dilakukan adalah : Pertama, melatih pekerja secara rutin untuk dapat bekerja sesuai dengan kaidah-kaidah ergonomi serta memberikan pemahaman pentingnya aspek keamanan dan keselamatan kerja. Kedua, mendorong pemilik dan pengelola perusahaan untuk mengimplementasikan sistem kerja yang ergonomis di perusahaannya. Ketiga, pemerintah meningkatkan pengawasan secara rutin, tertib dan tegas memberikan sanksi kepada perusahaan yang melanggar undang-undang ketenagakerjaan dan lingkungan. Keempat, masyarakat diminta untuk ikut mengawasi dan melaporkan operasi perusahaan agar tidak ada penyimpangan yang membahayakan keamanan dan keselamatan pekerja serta yang dapat merusak lingkungan.

 

Jika pemerintah menginginkan perusahaan memenuhi sistem kerja yang ergonomis, setidak-tidaknya empat aspek tersebut menjadi program utama, di mana perancangan sistem kerjanya mengacu pada delapan aspek ergonomi.  Persoalan keamanan dan keselamatan kerja di Industri tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintanh, akan tetapi menjadi tanggung jawab semua pihak  yang secara bersama-sama peduli terhadap keamanan dan keselamatan pekerja. Lingkungan ergonomis tidak hanya ditekankan yang ada di dalam industri, akan tetapi lingkungan yang ada di masyarakat sekitarnya juga harus ergonomis. Sehingga industri yang beroperasi bermanfaat bagi masyarakat dan tidak merusak lingkungan sekitarnya” pungkas Prof Hari Purnomo.

…………………………………………………………………….

(1) Media Industri. 2011. Memaknai Deindustrialisasi Dengan Benar.Dibacatanggal 26 Oktober 2011.Tersedia di http://www.kemenperin.go.id.

(2) Jamsostek, 2013. Pembayaran Jaminan. Diakses tanggal 22 Maret 2013. Tersedia di http://www.jamsostek.co.id.

 

 

Jerri Irgo  

Berikut ini disampaikan informasi, bagi mahasiswa yang mengajukan permohonan habis teori periode semester GENAP tahun akademi 2012/2013, 84% pemohon DISETUJUI. Selanjutnya 16% atau 21 dari 131 total pemohon masih ditunda karena belum memenuhi syarat akademik.

 

Kepada mahasiswa yang namanya tercantum dalam LAMPIRAN ini berarti berlum disetujui, untuk itu secepatnya agar meneyelesaikan permasalahannya ke Jurusan masing-masih atau bagian yang ditunjuk.

 

Yogyakarta, Agustus 2013

Kadiv Akademik FTI UII

Rosmiati, Mahasiswi Angkatan VII Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) menyatakan “Dalam Perayaan Kemerdekaan ke 68 Republik Indonesia sebagai generasi muda, jangan pernah berhenti mempelajari sejarah dan harus tetap semangat belajar dengan sungguh-sungguh, agar kelak ilmu yang didapat dapat diamalkan dengan baik untuk generasi mendatang”. Hal ini disampaikan saat Diskusi 68 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia melalui teleconference.

 

Menurutnya, selain bersunguh-sungguh dalam belajar juga tidak henti-hentinya kita harus mempelajari sejarah perjuangan pahlawan dalam memperjuangkan kemerdekaan negara tercinta.

 

Nasionalisme para pemuda juga harus dibangkitkan kembali yang diarahkan untuk mengatasi semua permasalahan saat ini diantaranya bagaimana dapat bersikap jujur, adil, disiplin, berani melawan kesewenang-wenangan, tidak korup dan toleran. Bila belum dapat artinya kita tidak dapat lagi mempertahankan eksistensi bangsa dan negara dari kehancuran total, ujarnya.

 

Mengutip Muhammad Hatta “Hanya ada satu negara yang pantas menjadi negaraku, ia tumbuh dengan perbuatan dan perbuatan itu adalah perbuatanku.” Tutupnya.

 

Dirgahayu Republik Indonesia tercinta kita ke 68. Mari bangun bangsa ini, dengan perbuatan kita.

 

Jerri Irgo

Setelah melalui rangkaian praktikum Mata Kuliah Perancangan Organisasi dan Manajemen Bisnis Tahun Akademik 2012/2013 di Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Organisasi Prodi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Mahasiswa mendapatkan Tugas besar untuk membuat sebuah ide Business Plan yang kemudian di kompetisikan kepada seluruh praktikan yang diselenggarakan oleh Laboratorium IPO pada Rabu (10/7/2013) pukul 09.00 – 15.00.

 

Lebih dari 100 proposal Business Plan yang masuk ke dalam rangkaian praktikum dan proses seleksi apresiasi Business Plan Laboratorium IPO diseleksi oleh seluruh Asisten, Laboran dan Kepala Laboratorium Inovasi dan Pengembangan Organisasi dengan ragam dinamika dan perdebatan yang ada untuk memilih 10 besar dari ratusan proposal yang ada. Sebagaimana diungkapkan Kepala Laboratorium IPO, Nashrullah Setiawan, ST, M.Sc “Semua, ratusan proposal dari praktikkan memiliki isi yang bagus, bahkan kita kesulitan untuk mencari 10 besar yang nantinya akan mempresentasikan”, jelasnya. Nashrullah menambahkan 10 proposal terbaik dipresentasikan dihadapan dewan juri eksternal, yang juga seorang pengusaha pengusaha muda antara lain: Taufiq Immawan. S.T., M.M & Andika Kairuliawan S.Kom .

 

Asisten Laboran, dan Kepala Laboratorium IPO mengakui bahwa mahasiswanya banyak memiliki ide dan jiwa bisnis yang kreatif. Sebenarnya ide itu layak untuk di jalankan, hanya perlu pelatihan yang lebih lanjut. Ada berbagai industri kreatif yang di usung dari setiap ide bisnisnya seperti industri fashion, kuliner, kerajinan, seni dan budaya tradisional daerah. “Semua itu memiliki prospek yang sangat menjanjikan apabila di seriusi untuk digarap di masa yang akan dating”, pungkas Nashrullah.

Guna mengawal keberhasilan Program Beasiswa Unggulan (BU) kerjasama antara Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) dengan Biro Perjalanan Kerjasama Luar Negeri (BPKLN) diselenggarakan Monitoring dan Evaluasi (Monev) Program BU. Monev Program BU dilaksanakan pada hari Selasa (18/7/2013) di  Gedung K.H. Mas Mansur Kampus FTI UII Yogyakarta.

 

Tenaga pelaksana Monev, Achmad Rayendra Sukmana yang biasa dipanggil Ray ini menyampaikan bahwa kegiatan tersebut diadakan setiap tahun di beberapa Perguruan Tinggi (PT) penyelenggaran Program BU, salah satunya adalah UII. Menurut Ray, Program BU di Universitas Islam Indonesia sudah berjalan sejak tahun 2010 sampai dengan sekarang dan belum menghasilkan lulusan. “Baik di UII sendiri maupun dari Program Double Degree yang diselengarakan di Universitas partner di Luar Negeri”, terangnya.

 

Guna melakukan monev ini, telah disiapkan beberapa formulir dalam bentuk kuosioner baik untuk mahasiswa maupun untuk pihak Pengelola Beasiswa Unggulan di UII dengan menggunakan sampling mahasiswa sejumlah 11 orang dan dari pihak pengelola sekurang-kurangnya 3 orang. Pengisian kuosioner dimaksudkan agar pengelola BU Sekretariat BU, BPKLN, Setjen Kemdikbud dapat mengetahui kekurangan maupun kelebihan dari Program BU tersebut, sehingga kedepannya dapat lebih ditingkatkan baik dalam hal penyampaian informasi maupun dalam hal pelayanan Program BU agar bisa menjadi lebih maksimal.

 

Sekilas bisa digambarkan, ternyata ditemukan beberapa kendala oleh perguruan pengelola BU antara lain keterlambatan pembayaran beasiswa. Hal ini menyebabkan bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi (FE) UII harus membayaran terlebih dahulu biaya kuliahnya untuk bisa melanjutkan proses perkuliahanya. Sementara di FTI UII justru pihak fakultas yang direpotkan, karena harus nomboki dengan uang fakultas agar mahasiswanya bisa tetap melanjutkan kuliah.

 

Dilihat dari sudut pandang sarana dan prasarana penunjang pendidikan, Ray mengakui kelengkapan sarana dan prasarana penunjang proses pendidikan di UII sangat lengkap dan memadai, ternyata hasil studinya juga tidak mengecewakan. “Alhamdulillah, penerima BU memiliki kualitas nilai akademik yang baik dengan nilai rata-rata IPK diatas 3,40 di setiap semesternya”, jelas Ray.

Di di ruang Melati, Hotel Cakra Kusuma Jl Kaliurang No 25 Km 5,2 Yogyakarta, hari Sabtu (6/7/2013), seorang mahasiswi penerima Beasiswa Unggulan (BU), Fukky Winassis menyampaikan kemampuannya dan kawan-kawan dalam hal menghapal Al-Quran. Fukky dan dua mahasiswi lainnya mewakili Universitas Islam Indonesia (UII) dalam lomba Hifdzil Quran di Padang pada akhir bulan Juni 2013. Ketiganya di tingkat UII terpilih sebagai pemenang, makanya dikirim untuk mewakili UII, namun sayang kepulangannya belum membawa piala.

 

Menurut Fukky, mereka ke Padang didampingi Chasna dan Qiqi, mengikuti lomba Hifdzil Quran untuk hafalan 1 juz, 2 juz dan 5 juz. Meskipun sekarang belum mendapat juara, tapi tetap miliki harapan juara 1. “Meskipun kami pulang tidak membawa piala besar sebagai juara pertama, kami tetap memiliki harapan menjadi juara pertama pak!”, ujarnya disambut tepuk tangan kawan-kawannya.  Lebih lanjut ujarnya “Maafkan kami ya pak, kami tidak membawa prestasi, kami hanya memperoleh piagam dan amplop”. “Pak, mbok Rektornya itu dikasih tahu, agar kami ini diberikan piala yang gedhe gitu lho pak, masa UII segede ini tidak memberikan piala?”.  “Waktu kami di padang uang sakunya habis karena tidak mendapat uang saku dari UII, semoga uang sakunya menyusul”, pinta Fukky.

 

Dengan santai, Dekan FTI UII, Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc menanggapi keluhan ini. “Baru kali ini ada mahasiswa berani memerintah Rektor. Padahal dekan dan yang lainnya yang sudah bertahun-tahun tidak pernah ada yang berani memerintah Rektor”. “Hanya untuk beli piala lagi!”, kelakarnya. Masalah uang saku, kami pasti kami akan memikirkan kalau anak yang pergi itu pamit dan mengikuti prosedur. “Lha kamu pergi saja tidak pamit sama Dekan, bagaimana kami bisa memberikan uang saku?”. “Coba kalau sebelumnya sowan, mohon do’a restu pasti kami beri do’a restu juga”. “Tapi Anda bertiga ini sunguh luar biasa, saya salut karena Anda bisa mengalahkan fakultas-fakultas lain di tingkat UII”. “Yang lebih luar biasa lagi Anda pergi tanpa pamit”, sindir dekan.

 

Untuk ke depannya dekan meminta kepada siapapun yang mewakili UII keluar agar pamit kepada pimpinan fakultasnya. Tidak hanya untuk yang ke Padang kali ini. Termasuk yang mengikuti lomba robot baik di tingkat regional sampai tingkat nasional. “Barangkali kalau prosedur ini dilakukan, pasti kami akan memikirkan untuk mendapatkan kebijakan yang lainnya”, pesan dekan.

 

“Dibalik banyaknya orang yang kesulitan biaya kuliah, Anda adalah termasuk yang dipilih mendapatkan kesempatan kuliah di FTI UII. Anda memperoleh beasiswa dari BPKLN dari negera yang jelas dari pajak, barangkali dari bapak-bapak petani para sopir dan lain-lain. Untuk itu peluang ini jangan disia-siakan. Dan yang jelas Anda jangan terlalu cinta dengan FTI yang maksudnya segeralah lulus dan beri kesempatan adik-adik yang lain untuk memperoleh beasiswa yang sama”. Rangkaian kalimat tersebut disampaikan Wakil Dekan FTI, Wahyudi Budi Pramono, ST, M.Eng sebagai moderator mengawali acara sarasehan antara mahasiswa penerima beasiswa unggulan (BU) dengan perwakilan penyandang dana.

 

Meskipun awalnya malu-malu, akhirnya bermunculan berbagai pertanyaan, harapan dan uneg-uneg lainnya dari para mahasiswa, baik itu kepada BPKLN yang dalam hal ini diwakili Musa Yosep, S.Ip, M.Ak.  Farida misalnya mahasiswi dari program studi (Prodi) Teknik Kimia menanyakan kenapa waktru mendaftakan melalui online kok sulit dan sampai lama tidak ada tanggapan. Pernyataan tersebut memancing pertanyaan lain dari mahasiswa “Boleh tidak penerima BU menerima beasiswa selain BU untuk biaya hidup, dan juga berbagai pertanyaan lainnya.

 

Dari pertanyaan terakhir ini, Yosep menjawab bahwa mahasiswa penerima BU boleh menerima beasiswa lain, asal sumbernya tidak dari BUMN atau pemerintah. “Berarti Anda bisa mencari dari pihak swasta”, tekannya.  Lebih lanjut Yosep memaparkan macam-macam beasiswa dari pemerintah, “Ada bidik misi, besiswa unggulan, siswa miskin”. “Beasiswa unggulan juga menjalin bermacam-macam kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta seperti dengan bank atau lainnya”. “Dengan pemerintah daerah (Pemda) ada BU Kriwil, kami mencari anak berprestasi yang rambutnya keriting”, jelas Yosep.

 

Sebagaimana dipaparkan Yosep, bahwa “Saat ini BPKLN setiap tahun mengelola dana 110 Milliyar, belum 1 Trilliyun, BLT saja 6 Trilliyun”. “Mereka yang akan memperoleh beasiswa adalah yang benar-benar berprestasi”, papar Yosep.  “Kalau calon penerima BU mendaftar melalui website memang datanya sangat banyak, bahkan menurutnya saat ini lebih dari 10 ribu bundel data mengantri untuk dikoreksi. Kalau ingin cepat ya mendekati perguruan tinggi yang sudah menjalin kerjasama dengan bpkln seperti FTI UII ini”, Yosep memberi contoh. Sebagaimana yang sudah berjalan selama ini, FTI UII menyeleksi sendiri data calon penerima beasiswa kemudian diusulkan kepada BPKLN, dan akan disetujui sesuai kuota yang disiapkan.

 

Lebih lanjut masih menurut Yosep, banyak cara-cara jitu bagaimana agar adik-adik kita nanti dapat memperoleh BU. Syaratnya adalah benar-benar memiliki prestasi misalnya memiliki kejuaraan tertentu di tingkat nasional, misalnya hafal al-quran 30 juz, lulusan terbaik di tingkat propinsi. “ini sulit atau kalau ada orang ini, tersembunyi di pinggiran desa”, ujarnya. “Kami punya program dan dana, sementara mencari siswa yang berprestasi ini yang sulit. Jadi tolong bantu kami untuk ditunjukkan kepada kami”, imbuhnya.

fauzi“Beasiswa unggulan lebih hebat, lebih praktis dan memiliki berbagai kelebihan lainnya dibandingkan beasiswa lainnya”. Kalimat ini disampaikan Prof. Akhmad Fauzi sebagai moderator dalam sesi Pengembangan Karakter dan Kepemimpinan bagi Penerima Beasiswa di ruang Melati, Hotel Cakra Kusuma Jl Kaliurang No 25 Km 5,2 Yogyakarta, hari Sabtu (6/7/2013).

 

Lebih lanjut menurut Prof. Fauzi, bahwa penerima beasiswa unggulan lebih memiliki banyak keuntungan, selain bisa kuliah double degree, juga punya kesempatan studi lanjut lebih mudah. “Tunggu nanti akan dipaparkan oleh pak Yosep”, jelasnya. Kepada para mahasiswa Prof. Fauzi juga menyampaikan, kalau para mahasiswa harus berterimakasih kepada Dekan FTI UII, Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc. “Di UII, dalam hal ini dekan FTI UII lebih tinggi derajatnya daripada Rektor”, kelakarnya. “Pak Yosep termasuk konseptor dalam beasiswa unggulan. Pak yosep memiliki kelebihan dibandingkan pak Abe, karena pak Yosep ini yang pegang uang di BPKLN. Jadi nasib saudara selain ditentukan oleh Allah, juga ditentukan oleh pak Yosep” jelas Prof. Fauzi disambut tepuk tangan dan tawa hadirin.

 

Sementara narasumber dari BPKLN, Musa Yosep, S.Ip, M.Ak yang hadir mewakili pak Abe mengawali paparannya dengan menunjukkan website beasiswa unggulan. Menurutnya, para mahasiswa mempunyai kewajiban ISR sebagaimana ditulis di website tersebut. Yosep melanjutkan, “ISR adalah merupakan kegiatan menulis artikel bebas dan tema tulisan juga bebas sesuai yang diinginkan penerima Beasiswa Unggulan, asal dalam tulisan tersebut wajib mengkaitkan Program Beasiswa Unggulan dari Kemdiknas”. Lebih lanjut masih menurut Yosep, apapun kemampuan atau prestasi penerima beasiswa asal ditulis, meskipun sebelumnya sama sekali tidak dipikirkan. Misal sebagai juara lomba adzan, lomba baca Al-Quran dan lain sebagainya. Atau bahkan mengkritisi efek penggunaan balsem, suka menulis cerpen, suka menulis puisi, suka menulis apapun asal dikaitkan dan mencantumkan identitas dan keterangan penerima beasiswa unggulan.

 

Bagi yang suka dan mau kuliah lanjut, baik S2, maupun S3, melalui beasiswa unggulan, semua punya kesempatan. “Syaratnya selain memiliki toefl 600, yang bersangkutan harus memiliki karakter”. Terkait dengan karakter Yosep menjelaskan. Kalau mengaku sebagai santri, ya harus santri. Kalau mengaku sebagai profesional di bidang tertentu ya benar-benar profesional setidaknya tingkat propinsi. Secara intelektual juga harus ditunjukkan dengan Indeks Prestasi yang baik. Kalau kuliah lanjutnya di luar negeri ditambah dengan kemampuan menguasai bahasa dimana negara tempat studi berlangsung.