Setiap Muslim Harus Bisa Bermanfaat

ustadz_nashrullahUstadz Nashrullah, mengawali mauidho hasanah dengan sebuah cerita dalam hadits, suatu ketika rasulullah ditanya oleh sahabat. “Ya Raslullah, apa yang menyebabkan kebanyakan ke dalam surga dan apa yang menyebabkan kebanyakan ke dalam neraka?”. Rasul menjawab bahwa yang menyebabkan kebanyakan manusia masuk ke dalam surga adalah “Taqwa Allah wa husnul khuluq”. “Maksudnya bahwa kebanyakan manusia masuk surga karena taqwanya kepada Allah dan selalu membaguskan akhlaknya”. Ustadz melanjutkan bahwa “sebaliknya yang kebanyakan menyebabkan manusia masuk ke dalam neraka adalah karena selalu memperturutkan mulut dan lubang kemaluan”.

 

Hal ini disampaikan dalam pengajian tasyakuran perolehan akreditasi A untuk Program Studi (Prodi) Teknik Industri dan akreditasi B untuk Prodi Teknik Kimia Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII).  Rangkaian tasyakuran ini diikuti oleh seluruh civitas akademika FTI UII di ruang Auditorium FTI UII pada Selasa (03/12/2013).

 

Lebih lanjut ustadz menyampaikan bahwa taqwa kepada Allah adalah bentuk bagusnya manusia dengan sang Kholiq, sedangkan ‘husnul khuluq’ adalah bentuk bagusnya manusia dengan sesama manusia yang lainnya atau dengan makhluk Allah. Selanjutnya ustadz Nashrullah, sembari menanggapi pegawai yang purna tugas dan juga lainnya mengajak agar kita sebagai manusia dan seorang muslim harus bisa memberi manfaat di manapun berada.

 

Ustadz mencontohkan manusia diumpamakan dengan lebah. Bahwa lebah hinggap dimanapun tidak akan pernah membuat kerusakan tempat yang dihinggapi. “Lebah juga selalu hinggap di tempat yang indah-indah”. “Jarang ditemui lebah kok hinggap di kotoran sapi misalnya”, imbuh ustadz. Lebih lanjut dijelaskan bahwa kotoran yang dikeluarkanpun, yang namanya lebah selalu madu. “Dan Allah menjelaskan yang namanya madu adalah ‘syifa’u linnas’ atau obat bagi manusia”. “Madu bisa diminum siapa saja saja orang yang sakit minum madu bisa sembuh, sementara orang yang sehatpun juga akan menambah kesehatannya”, jelas ustadz.

 

Lebih lanjut ustadz menukil hadits nabi yang diriwayatkan Imam Bukhori dan Imam Muslim, dari Abu Musa ra berkata, bahwa Nabi SAW bersabda, “Setiap muslim wajib bershadaqah”. Ada yang bertanya, “Bagaimana jika dia tidak menjumpai (apa yang dishadaqahkan)?” Rasulullah menjawab, “Hendaklah ia bekerja, sehingga mendapatkan hasil untuk dirinya dan bershadaqah”. “Bagaimana jika ia tidak mampu bekerja?”. Rasulullah menjawab, “Membantu orang yang benar-benar membutuhkan bantuan”. “Bagaimana jika ia tidak mampu?”. “Menyuruh orang jika ia tidak mampu”. “Bagaimana jika ia tidak mampu?”. Rasulullah bersabda, “Tidak melakukan keburukan. Karena yang demikian itu adalah shadaqah”.

 

Lebih lanjut ustadz Nasrullah menjelaskan maksud yang terkandung dalam hadits tersebut bahwa (1) Perintah untuk mencari rejeki agar bisa mencukupi kebutuhannya dan bisa bershadaqah, sehingga tidak menjadi peminta-minta. (2) Untuk mendapatkan pahala kebaikan banyak jalan yang bisa ditempuh, bahkan hanya dengan menyuruh orang untuk melakukan kebaikan. (3) Makna shadaqah tidak harus berupa barang atau kekayaan yang banyak tetapi mencakup perbuatan baik yang dilakukan manusia adalah bagian dari shadaqah. (4) Berusaha untuk tidak merugikan orang lain adalah juga bagian dari shadaqah. (5) Yang lebih penting lagi adalah setiap muslim harus bisa memberikan manfaat kepada orang lain.

 

Berita Terkait:

Dekan FTI UII, Lepas Pegawai Purna Tugas

Prodi TI segera Siapkan Akreditasi Internasional

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply