Mahfudz Amri, S.T, IT ERP Application Analyst PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk menyampaikan “Project Success Factor Enterprise Resource Planning (ERP) PT Garuda Indonesia (persero), tidak lepas dari adanya dukungan faktor internal yang meliputi : Industry Knowledge, Organizational Knowledge, Supplier Knowledge, Key Business Resources, Executive Commitment dan Project Management Responsibility ”. Demikian paparannya saat Kuliah Perdana Mahasiswa Baru Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) di Auditorium Gedung Mas Mansur (12/10/2013).
“Selain itu juga, dalam Project Success Factor tersebut, adanya juga peran eksternal, dalam hal ini, System Application and Product (SAP), Consulting Service dan Hardware Vendor” ujar Amri yang sebelumnya pernah menjadi Coordinator of re-certification of SAP Customer Center of Expertise (CCoE) (2013)
Sebagaimana kita ketahui, bahwa PT Garuda Indonesia (Persero) merupakan maskapai penerbangan pertama dan terbesar di Indonesia yang kini melayani lebih dari 50 rute domestik maupun internasional. Dalam mendukung proses bisnis dan sebagai upaya peningkatan kinerja, PT Garuda Indonesia (persero) telah mengimplementasikan sistem ERP. Salah satu software ERP yang digunakan adalah SAP, sejak tahun 2000.
Berdasarkan berbagai literatur Sistem ERP adalah aplikasi yang dapat mendukung transaksi atau operasi sehari-hari yang berhubungan dengan pengelolaan sumber daya sebuah perusahaan, seperti dana, manusia, mesin, suku cadang, waktu, material dan kapasitas.
“Sistem ERP dibagi atas beberapa sub-sistem yaitu sistem finansial, sistem distribusi, sistem manufaktur, sistem maintenance dan sistem human resource” ujar Amri yang pernah juga menjabat sebagai Project manager of Fuel reconcile application (web based) between Garuda and Pertamina for overseas branch office (2012).
ERP System adalah sistem informasi yang diperuntukkan bagi perusahan manufaktur maupun jasa yang berperan mengintegrasikan dan mengotomasikan proses bisnis yang berhubungan dengan aspek operasi, produksi maupun distribusi di perusahaan bersangkutan. Pada prinsipnya, dengan sistem ERP di sebuah industri dapat dijalankan secara optimal dan dapat mengurangi biaya-biaya operasional yang tidak efisien seperti biaya inventory (slow moving part, dan lain-lain), biaya kerugian akibat ‘machine fault’ dan lain-lain. Di negara-negara maju yang sudah didukung oleh infrastruktur yang memadaipun, mereka sudah dapat menerapkan konsep JIT (Just-In-Time).
“Di sini, segala sumberdaya untuk produksi benar-benar disediakan hanya pada saat diperlukan (fast moving). Termasuk juga penyedian suku cadang untuk maintenance, jadual perbaikan (service) untuk mencegah terjadinya machine fault, inventory” ujar Amri yang pernah mendapatkan Best Achievement Finalist of Garuda Indonesia Corporate Culture Competition (2009) diakhir kuliahnya.
Jerri Irgo