Usaha peternakan sapi secara berkelompok  di desa mitra kerja Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta, menjadi salah satu kajian dan diskusi akademis dengan menggunakan metode Value Chain di Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) bertempat di Ruang Dekanat FTI UII (29/12/2013).

 

Hadir sebagai narasumber dalam perspektif praktisi Eko Adi Sidharta dan Djarot Sri Hono, keduanya merupakan parktisi dari lembaga keuangan yang bergerak di Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).

 

Eko Adi Sidharta merekomendasikan agar ada pakan atau nutrisi tambahan pada sapi di Desa Tirtoadi, diantaranya membuat campuran dari berbagai bahan yang diramu sehingga kandungan nutrisinya mencukupi kebutuhan ternak dan tidak perlu tambahan bahan pakan lain termasuk hijauan kecuali air minum. Pemilihan bahan pakan utama berasal dari jerami ini dikarenakan harganya relatif cukup murah dan mudah didapat.

 

“Pakan ini untuk proses fermentasinya saja hanya berlangsung kurang dari 2 hari, relatif  lebih cepat bila dibandingkan teknologi pembuatan pakan hijauan lainnya yang dapat mencapai 21 hari” ujar Eko.

 

Menurut dia, selain teknik pembuatannya cukup mudah juga  proses fermentasi pakan sapi ini, akan berhasil dengan ditandai aroma yang harum dan tekstur tidak berubah atau masih seperti semula serta tidak timbul jamur.

 

Jerri Irgo

 

fti_uii_babalon_rektor_2014

 

 

SK Bakal Calon Rektor UII Tahun 2014-2018

Magister Teknik Industri Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MTI PPs FTI UII) bekerjasama dengan Pemerintah Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, melakukan pendampingan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) sektor Makanan Olahan.

 

Ir Erlangga Fausa, MCIS, Sekretaris PPs FTI UII, beserta team teknis, telah melakukan evaluasi terhadap produk unggulan makanan olahan, berupa Keripik Bongkol Pisang dan Onde-onde (19/12/2013).

 

Berdasarkan hasil evaluasi dengan menggunakan metode Rapid Rural Apraisal (RRA), pada Keripik Bongkol Pisang, skore pada kualitas mencapai 100% , selanjutnya baik pada kemasan, rasa dan haraga mencapai 83%. Sedangkan produk onde-onde, skore pada harga dan kualitas produk mencapai 100% sedangkan kemasan dan rasa mencapai 83%.

 

Menjadi catatan pada pengembangan produk Keripik adalah  agar lebih menarik kalau bisa dibuat dengan variasi warna alami , selanjutnya untuk menghindari remuk, bisa ditambah kemasan dus dan perlu ada variasi rasa serta standar pada ukurannya.

 

“Kalau memungkinkan cantumkan kandungan gizi atau nutrisi di kemasannya, dan tambahkan tulisan khas yogya”, ujar Ir Ali Parkhan, MT Koordinator Keilmuan MTI UII, yang menjadi salah satu team evaluasi.

 

Ir Ali Parkhan juga menambahkan “pada produk onde-onde, rasa dibuat beda, jangan sama dengan onde-onde yang biasa, perlu variasi rasa, warna dan ukuran kemasan , serta tambahkan keunikannya”

 

Dari hasil evaluasi tersebut, tahapan selanjutnya adalah pendampingan berupa kajian mendalam pada proses produksi yang akan dilakukan oleh Team MTI PPs UII dan Prodi Teknik Industri FTI UII yang dimotori oleh Ir Hartomo, M.Sc, Ph.D.

 

Jerri Irgo

 

Ir Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) menyatakan “FTI UII, siap mendukung proses pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII, periode 2013 -2017”. Hal tersebut disampaikan saat koordinasi Panitia Penyelenggara Pemilihan Calon Rektor dan Wakil Rektor Tingkat Fakultas, bertempat di Ruang Meeting Program Pascasarjana (PPs) FTI UII (19/12/2013).

 

Pada waktu bersamaan, Ir Agus Taufiq, M.Sc, Panitia Penyelenggara Tingkat Universitas, menyampaikan “FTI UII mempunyai 7 (tujuh) Bakal Calon Rektor, yaitu Prof Hari Purnomo, Prof Chairul Saleh, Dr Sri Kusumadewi, Dr Imam Djati Widodo, Dr Faisal Rasyid Maddun, Dr Farham HM Saleh dan Dr Paryana Puspa Putra”.

 

Dalam rapat koordinasi, Ir Sukirman, MM menyampaikan “Pelaksanaan di tingkat FTI UII, diharapkan dapat berjalan sukes, untuk itu perlu dilakukan tahapan-tahapan, dimulai dengan melakukan verifikasi data pemilih dan sosialisasi daftar pemilih sementara (DPS) di panitia tingkat Fakultas”.

 

“Berdasarkan data sementara di tingkat FTI terdapat sejumlah 81  Dosen dan sejumlah 38 Tenaga Kependidikan yang mempunyai hak pilih” pungkas Ir Sukirman, MM selaku Ketua Panitia Tingkat FTI di akhir rapat koordinasi.

 

Informasi Selengkapnya : Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII 2014

 

Jerri Irgo

Sebagai upaya untuk mendorong percepatan penerapan TIK di bidang kesehatan, Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (MI PPs FTI UII), Pusat Studi Informatika Medis (PSIMed) Prodi Teknik Informatika FTI UII bekerjasama dengan Pemerinmtah Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memandang perlu mendukung dua strategi dari tiga strategi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu penguatan kebijakan dan perencanaan terkait penerapan TIK; pengintegrasian sistem-sistem informasi yang ada; dan penguatan sumber daya manusia atau SDM, khususnya tenaga pengelola sistem informasi kesehatan” ujar Dr Sri Kusumadewi, S.Si., M.T, Direktur PPs FTI UII, di Balai Desa Tirtoadi (17/12/2013), saat membuka diskusi dalam rangka menjaring permasalahan pelayanan kesehatan yang dapat dibantu dengan Informasi Teknologi (IT).

 

“Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang pesat dan dimanfaatkan di semua sisi kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Penerapan TIK di bidang kesehatan yang dikenal dengan e-Health merupakan suatu tuntutan organisasi, tidak saja di sektor pemerintah, tetapi juga di sektor swasta, yaitu dalam melaksanakan pelayanan agar lebih berkualitas dan efisien. Bila penerapan TIK di bidang kesehatan berhasil mencapai sasaran, maka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dipercepat” ujar Dr Sri Kusumadewi.

 

Penerapan TIK di bidang kesehatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penerapan TIK untuk manajemen kesehatan dan penerapan TIK untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pemanfaatan TIK yang menyatu dengan manajemen kesehatan dilakukan melalui sistem pelaporan terpadu, sehingga pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya kesehatan akan lebih tepat. TIK dapat digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit atau pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari, sehingga kejadian luar biasa penyakit dapat secara cepat diantisipasi. Dengan TIK, maka peningkatan gizi buruk, peningkatan kejadian malaria, diare, demam berdarah, dapat terdeteksi lebih dini melalui perangkat TIK yang bergerak (m-Health).

 

Pemanfaatan TIK untuk pelayanan kesehatan perorangan, baik di rumah sakit, Puskesmas, laboratorium, apotek maupun praktek swasta, secara ideal harus mampu melakukan transfer data pasien secara elektronik. Langkah ini dapat mempercepat layanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

 

“Kemajuan TIK juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation, dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah mengembangkan pengobatan jarak jauh

 

“Tampak hadir dan terlibat aktif diskusi, selain Kepala Desa beserta perangkatnya juga hadir Bidan Desa dan Kader Kesehatan Desa Tirtoadi. Tujuan dari kegiatan bersama ini adalah terjaringanya permasalahan pelayanan kesehatan yang dapat dibantu dengan IT dan rekomendasi serta penyelesaian permasalahan pelayanan kesehatan dengan bantuan IT” ” pungkas Dr Sri Kusumadewi

 

Jerri Irgo

 

fti_uii_beasiswa_lg_innotec-1Pemberian beasiswa kepada mahasiswa merupakan salah satu cara untuk mendorong mereka meningkatkan prestasinya di bidang akademis. Seperti dilakukan oleh UII yang menjalin kerjasama dengan PT. LG Innotek Indonesia dalam memberikan beasiswa kepada para mahasiswanya yang berprestasi. Kali ini sebanyak 10 mahasiswa Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri (FTI) memperoleh beasiswa tugas akhir dari PT. LG Innotek. Penyerahan beasiswa berlangsung di Ruang Dekanat FTI UII pada Senin (16/12) yang dihadiri oleh pimpinan UII, perwakilan PT. LG innotek, dan mahasiswa penerima beasiswa.

 

Wakil Rektor III UII, Ir. Bachnas, M.Sc dalam sambutannya menyampaikan bahwa pihaknya terus berupaya meningkatkan sebaran beasiswa yang disalurkan kepada para mahasiswa UII. “Ada beasiswa yang berasal dari internal UII, namun kita juga tidak menutup peluang beasiswa yang melibatkan pihak luar, seperti yang selama ini kita jalin dengan PT. LG Innotek”, ungkapnya. Ia mengucapkan terimakasih kepada PT. LG innotek atas kepercayaannya dalam menyalurkan beasiswa kepada mahasiswa UII.

 

Ia juga menjelaskan proses pemberian beasiswa dilakukan lewat prosedur yang baik dan akuntabel di mana proses seleksi berlangsung secara ketat dan kompetitif. Mahasiswa penerima beasiswa tidak hanya dinilai dari kecakapan akademisnya semata namun juga keaktifannya dalam berorganisasi di kampus. “Saya pesankan Saudara harus dapat mempertanggungjawabkan beasiswa yang diperoleh. Tunjukkan dengan peningkatan prestasi dan aktifitas organisasi yang positif baik di kampus maupun di masyarakat”, tambahnya.

 

Sementara, Mr. Jang Seung Deuk, General Manager Administration PT. LG Innotek yang hadir dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa perusahaannya mempunyai komitmen untuk turut membangun pendidikan di Indonesia. Ia menambahkan sejak tahun 2001, kerjasama dengan berbagai institusi pendidikan di Indonesia terus dijalin, salah satunya dengan UII. “Saya berharap kerjasama antara kita dapat terus berlanjut dan semakin berkembang”, tutupnya.

 

Simak Juga di UII.

Inception (innovation on product design competition), merupakan lomba nasional desain produk yang diadakan oleh Prodi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII). Inception ini telah diselenggarakan dua kali dengan penanggung jawab dari Laboratorium Sistem Manufaktur Terintegrasi dan HMTI UII..

 

Untuk tema tahun 2013 ini adalah “innovation on product design through green concept”. Sehingga dengan lomba ini, diharapkan dapat membantu mewujudkan konsep green manufacturing dan green product bagi perusahaan melalui peran mahasiswa dalam mengembangkan desain produk yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap lingkungan, demikian pres releas yang disampaikan penggungjawab program, Sri Indrawati, ST., M.Eng (16/12/2013)

 

Inovasi produk yang dihasilkan oleh peserta harus memiliki karakteristik ramah lingkungan selama siklus hidup produk (product life cycle) yaitu mulai dari bahan baku, proses produksi, proses distribusi dan proses penggunaan produk oleh konsumen sampai akhir umur ekonomisnya. Produk harus dapat menekan dampak terhadap lingkungan sebesar 25%-30% dibanding produk konvensional.

 

Selain itu, produk yang dibuat merupakan produk yang memiliki poin inovasi, keorisinilan, aspek ergonomika, estetika, kemanfaatan produk dan memiliki salah satu prinsip 4r ( reuse, recyle, reduced, replaced) didalamnya.

 

Lomba ini sukses diselenggarakan dengan diikuti oleh 32 tim peserta dari seluruh universitas negeri maupun swasta di indonesia berdasarkan hasil wawancara dengan ketua sc lomba yaitu ori rabowo. Ke-32 tim itu diseleksi menjadi 15 tim untuk tahap final yang diselenggarakan di auditorium FTI UII Yogyakarta pada tanggal 19 Desember 2013. Masing-masing tim akan dievaluasi oleh 3 juri yaitu: Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, MT (pakar desain produk dan ergonomi), Riyanto, S.Pd., M.Si.,Ph.D (pakar green manufacturing), Hermanto, ST (pengusaha produk mainan anak).

 

Sumber : Release Inception

 

Jerri

Senang sekali mendapatkan kabar dari Hendrik, ST, M.Eng, Dosen Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana  Fakultas Teknologi Industri (PPs FTI UII) yang sedang melakukan riset tentang linked open widget, masih terkait dengan linked data di Wina Austria, sangat membakar semangat untuk terus belajar dan meraih beasiswa, khususnya dengan tujuan Eropa, apa lagi saat beliau menyatakan “di Austria, khususnya Wina banyak sekali kesempatan untuk mendapatkan beasiswa, tapi ya yang pasti sih harus kuasai bahasa Inggris, kalau untuk jenjang S3 Universitasnya menggunakan bahasa Inggris, namun kalau untuk jenjang S1 atau S2 banyak menggunakan bahasa Jerman”. Demikian disampaikan melalui pesan singkatnya (16/12/2013).

 

“Saingan kita, orang Indonesia saat ini adalah temen-teman dari Vietnam, saya malah jarang bertemu orang India, biasanya orang India banyak. Adapun besaran beasiswanya lumayanlah, di Wina umumnya hingga 1.000 euro atau setara sejumlah 16.56. 879,5 rupiah per bulan” jelas Hendrik yang juga sebagai Dosen Teknik Informatika FTI UII ini,

 

Sebagaimana kita ketahui, Wina adalah ibukota dan salah satu dari 9 provinsi di Austria. Selama berabad-abad kota ini berperan sebagai ibukota Kekaisaran Habsburg dan pusat ekonomi Eropa Tengah bagian selatan.

 

Dari berbagai referensi, Wina juga dikenal sebagai kota budaya, merupakan tempat kelahiran dari banyak musisi ternama seperti Schubert, Johann Strauss I, dan Brahms. Sedangkan bagi Mozart dan Beethoven Wina adalah kota dalam meniti karier, puncak hingga menutup mata. Dengan hal tersebut dari kota inilah banyak lahir gubahan-gubahan dan opera terkenal, sehingga dijuluki sebagai “kota musik di barat”. Sekarang Wien masih berperan sebagai kota musik, walaupun sudah dilampaui kota-kota lain di Eropa.

 

Selain itu, arsitektur Wien merefleksikan bentuk-bentuk terbaik dari berbagai zaman, mulai dari periode Gothik, Barok, dan moderen. Konferensi-konferensi diplomatik dunia sering diselenggarakan di Wien. Badan PBB seperti IAEA (International Atomic Energy Agency), UNIDO(United Nations Industrial Development Organization), OPEC (Organization of the Petroleum Exporting Countries) bermarkas besar di VIC: Vienna International City.

 

Merangkum dari berbagai liputan media nasional, secara umum Eropa dianggap menarik karena keberagaman negara, budaya, dan universitasnya serta berupaya terus memperbaiki kualitas lembaga-lembaga pendidikan tinggi. Uni Eropa mendedikasikan investasi yang besar untuk penelitian dan pendidikan. Uni Eropa berharap para pelajar, termasuk pelajar internasional seperti generasi muda Indonesia, dapat memperoleh manfaat dari investasi tersebut.

 

Saat ini terdapat lebih dari 4.000 institusi pendidikan tinggi ada di Eropa. Sebagian di antaranya tergolong sebagai universitas terkemuka dunia dan menawarkan fasilitas mutakhir dan peluang penelitian yang besar. Selain itu banyak universitas di Eropa yang menawarkan biaya pendidikan yang lebih murah dibandingkan universitas-universitas di negara-negara lain, terlebih dengan adanya banyak tawaran beasiswa sehingga seharusnya para pelajar yang berminat untuk sekolah di Eropa agar tidak perlu takut.

 

Ayoo kita ambil tantangan Hendrik !!

 

Jerri Irgo

Ketersediaan secara berkelanjutan untuk kebutuhan bahan baku yang ideal dan alat bantu berupa tersedianya mesin mengupas/pengurai sabut kepala, masih menjadi tantangan bagi pelaku UMKM di Dusun Rajek Kidul, Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, yang merupakan tempat penghasil kerajinan yang terbuat dari sabut kelapa dengan produk yang dihasilkan adalah sapu dan keset.

 

“Usaha Kerajian sabut kelapa itu sendiri sebenarnya adalah sabut kelapa yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi sabut kelapa dan keset. Dalam kurun setahun terakhir ini, trend permintaannya sangat prospek, selalu bertambah sehingga menarik Pemerintah Desa Tirtoadi melakukan kerjasama dengan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) untuk mengoptimalkan produk yang berkualitas” ujar Kardjono Kepala Desa Tirtoadi.

 

Menariknya, para pengrajin sabut kelapa dan keset ini, kebayakan oleh ibu-ibu dan untuk proses pembuatan setengah jadi oleh bapak-bapak. dengan kerajinan sabut kelapa para pengrajin ini dapat menghasilkan beberapa produksi seperti kerajinan sapu, keset dan sisa hasil produksi dibuat menjadi tali. Pengrajin ini bekerja setelah melakukan pekerjaan utamanya, sehingga waktu produksinya biasanya dari petang hingga larut malam dan dikerjakan di rumah masing-masing dan paginya disetorkan ke kelompok.

 

Atas rekomendasi  Diskusi Optimalisasi Potensi Ekonomi Unggulan Desa Tirtoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta bertempat di Dusun Jetis Desa Tirtoadi (14/12), Team Surveyor Potensi Desa dari Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri dan PD Bank Pasar Kulon Progo didampingi Kepala Desa Tirtoadi, sempat melakukan kunjungan ke Dusun Rajek Kidul, dimana sebagian besar penduduknya mampu membuat kerajinan dari sabut kelapa.

 

Jerri Irgo