workshop-humas-uii-octo-lampito-2(Kaliurang) Ada jutaan peristiwa, kini setiap hari terjadi jutaan peristiwa, apakah semua peristiwa itu layak dijadikan berita?. Tentu tidak mungkin, sebab halaman suratkabar yang terbatas dan tak sanggup memuatnya, demikian juga media lainnya. Lontaran penyataan dari narasumber mengawali kegiatan Workshop Penulisan Jurnalistik “Be A Smart & Creative Journalist” yang diselenggarakan Direktorat Humas UII, Sabtu 26 November 2016, Read more

dekan-fti-uii-dan-team-mobil-listrik-kaliurang-unisi-generasi-2-1-2

REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN — Mahasiswa Fakultas Teknologi Industri UII berhasil mengembangan mobil listrik dengan kemampuan Internet of Things (IoT). Mobil ini dapat terkoneksi dengan internet, dan terhubung dengan semua peralatan berbasis jaringan. Read more

paryana-fti-uiiFAKULTAS Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (UII) tengah mengembangkan teknologi desain manufaktur jewellery dan perhiasan. Hal itu dimaksudkan untuk mendorong pertumbuhan industri kreatif yang selama ini sering menghadapi kendala kesulitan memenuhi produksi cepat.

Kepala Pusat Studi Desain Jewellery Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, Dr. Paryana Puspaputra menjelaskan, langkah ini tidak akan mematikan pengrajin tetapi justru akan meningkatkan kapasitas dan kualitas produksi mereka.

“Dengan pengembangan tersebut diharapkan transfer teknologi tidak sekadar pada tataran teori namun juga praktik dengan kasus yang nyata,” kata Paryana. Dia menjelaskan, pengembangan kompetensi memerlukan kajian mendalam untuk membuat sebuah sistem pendidikan berwawasan terpadu. Tidak sekadar alih teknologi dari dosen kepada mahasiswa, namun juga perlu memperhatikan sumber daya, kebutuhan dan potensi daerah di mana pendidikan dilaksanakan.

“Bagaimanapun pengembangan keilmuan yang dilakukan di negara maju merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan dari negara tersebut sehingga alih teknologi yang dilakukan terhadap peserta didik sudah semestinya berbasis pada sumber daya, kebutuhan, dan kemanfaatan wilayah sekitar,” katanya.

Ia mengatakan pengembangan penelitian berbasis kejeniusan lokal bukan pengembangan penelitan yang berteknologi sederhana. Tuntutan komersial seperti perhiasan dan benda seni menuntut penguasaan teknologi yang cukup rumit yang tidak bisa diserahkan kepada perajin atau pembelian teknologi semata-mata, melainkan memerlukan dukungan sumber daya yang memadai.

Menurut dia, prospek industri perhiasan dengan kontribusi US$5,5 miliar memiliki prospek pengembangan luas dan berpotensi menyelesaikan masalah pelestarian budaya dan pengembangan pariwisata di daerah. “Dengan konsep seni, emosi, dan teknologi diharapkan produk yang dihasilkan dapat bertahan terhadap masuknya produk asing melalui impor karena setiap daerah akan memiliki produk dengan kekuatan kedaerahan,” katanya.

Dosen Program Studi Teknik Mesin FTI UII Arif Budi Wicaksono mengatakan pemerintah sangat serius dalam mendorong tumbuhnya industri ekonomi kreatif sebagai salah satu pilar pendapatan nasional.  “Saat ini, kontribusi industri ekonomi kreatif terhadap produk domestik bruto mencapai 7,5% dan mampu menyerap hingga 8% tenaga kerja Indonesia atau sekitar 8,6 juta pekerja,” katanya.

Diberitakan : Media Indonesia

Artikel Terkait : FTI UII kembangkan Teknologi Desain-Manufaktur Perhiasan

Jerri Irgo

YOGYAKARTA — Dosen Jurusan Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Ahmad Fathan Hidayatullah berhasil menemukan text mining untuk klasifikasi judul skripsi. Hasil penelitian ini berguna bagi mahasiswa, dosen dan masyarakat umum yang ingin mengetahui tentang tema skripsi dan klasifikasinya.

 

Fathan mengemukakan hasil penelitian yang telah dipresentasikan pada Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi (SNATI) itu kepada wartawan di Yogyakarta, Senin (8/8/2016). Penelitian yang bertujuan membuat model data judul skripsi di bidang informatika ini menggunakan support vector machine (SVM) dan Naive Bayes.

 

Lebih lanjut Fathan mengatakan perkembangan data teks saat ini telah mencapai jumlah yang cukup besar. Hal tersebut disebagakan berkembangnya dunia teknologi informasi yang terdir dari data teks di dalamnya.

 

Saat ini, kata Fathan, berbagai macam media online seperti blog, situs berita online, jejaring sosial menjadi sumber data teks yang sangat banyak. Data berbentuk teks ini memiliki karakteristik yang tidak terstruktur dan sangat banyak memuat noise. Padahal teks mining memiliki peran penting dalam bidang data mining.

 

“Dengan mengaplikasikan proses-proses dalam teks mining maka akan diperoleh pola-pola data, tren, dan ekstraksi dari pengetahuan-pengetahuan yang potensial dari data teks. Di antara proses yang dapat dilakukan dalam teks mining adalah klasifikasi teks,” kata Fathan.

 

Klasifikasi teks, ujar Fathan, dapat didefinisikan sebagai proses untuk menentukan suatu dokumen teks ke dalam suatu kelas tertentu. “Temuan ini diharapkan dapat membantu mahasiswa untuk mencari judul skripsi yang relevan dengan bidang konsentrasinya,” katanya.

 

Sedangkan Ketua Program Studi Teknik Informatika FTI UII, Hendrik ST MEng mengatakan selama ini klasifikasi tema skripsi mahasiswa dilakukan secara manual. Karena itu, hasil temuan ini dapat membantu mempercepat mahasiswa dan dosen untuk membuat klasifikasi tema skripsi.

 

Diberitakan JogPaper

 

Jerri Irgo

Ikatan Keluarga Alumni Teknik Industri (IKATI) Universitas Islam Indonesia (UII) bersama Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII meluncurkan “Halal Industrial Park (HIP)”, pada Sabtu (6/8), di Gedung Fakultas Teknik Industri. HIP diresmikan oleh Rektor UII, Dr. Ir. Harsoyo, M.Sc. disaksikan Ketua Program Studi Teknik Industri UII, Yuli Agusti Rochman, S.T., M.Eng. dan Ketua Harian IKATI UII, Ivan Lanovara, S.T., M.I.T., Ph.D.

Disampaikan Yuli Agusti Rochman, HIP merupakan one stop Halal Centre Industry yang mengusung sinergi empat visi utama sebagai syiar Halal yaitu “menjadi pusat pendidikan Halal, wirausaha Halal, komunitas Halal, dan jaminan Halal”. Misi yang diemban oleh HIP ialah sebagai pusat pengembangan keilmuan dan penelitian serta implementasi industri rantai pasokan Halal untuk produk makanan maupun non-makanan dan juga jasa yang bersumberkan kearifan lokal Indonesia.

Menurut Yuli Agusti Rochman Indonesia sebagai salah satu pasar dengan populasi muslim terbesar tentunya memerlukan banyak sumberdaya manusia yang berpengetahuan dan pakar di bidang Halal industri ini. Oleh karenanya, Indonesia sudah seharusnya dapat menangkap peluang tersebut untuk dapat menjadi pusat Halal Park. Diharapkan nantinya, HIP IKATI UII dapat bersama-sama masyarakat luas mampu menghasilkan lulusan yang tidak hanya terbaik dalam akademis, namun juga mahir dalam prakteknya dan juga berwawasan keislaman.

Sementara disampaikan, Ivan Lanovara, negara-negara Asia seperti Malaysia, Thailand hingga Taiwan semakin aktif progresif dalam pemenuhan produk Halal baik pada penciptaan Halal Hub Dunia, Halal Laboratorium Dunia maupun Halal Sertifikasi Dunia. Menurutnya dinamika Halal di Asia tentunya akan semakin memperkokoh kekuatan Asia sebagai pusat rujukan Halal Dunia.

Dituturkan Ivan Lanovara, mengusung tagline “Membangun Khalifah Industri Berkompetensi Halalan Thoyiban untuk Kesejahteraan Global”, HIP IKATI UII berusaha menjadi pelopor pendidikan industri dengan mengedepankan praktek Halal. Dipaparkan Ivan Lanovara, khalifah Industri dalam HIP IKATI UII mengacu kepada sinergi empat (4) konsep/pilar utama berbasis digital dan teknologi yaitu Halal Engineer, Halalpreneur, Halal Market dan Halal Quality Assurance.

Ivan Lanovara memaparkan, Halal Engineer berkonsep pada desain kualitas, produksi, pengontrolan kualitas (proses), inspeksi ke-Halalan, pengawasan kualitas dan evaluasi. Halal Engineer merupakan sebuah konsep yang nantinya dapat diterapkan di dalam praktek proses bisnis juga industri dan komunitas. Sementara Halalpreneur menurutnya merupakan sebuah paket startup lengkap yang terdiri dari pendidikan Halal (pengetahuan, nilai dan kesadaran) dan finansial untuk mengeksekusi sebuah ide ke dalam suatu bentuk usaha.

Dijelaskan Ivan Lanovara, konsep Halalpreneur meliputi bisnis dan industri Halal serta akademik dengan menerapkan pendekatan Global Eksistensi Ekonomi (GE2) Syariah UMKM beserta Personal Act GE2 Syariah UMKM. GE2 Syariah UMKM merupakan sebuah filosofi yang menitikberatkan kepada eksistensi ekonomi syariah dalam perkembangan UMKM melalui jiwa muslim sebagai sumber kebaikan, keadilan hukum dan  muamalah, kemaslahatan dan silaturahmi.

Sementara Halal Market sebagaimana dijelaskan Ivan Lanovara meliputi ekonomi, konsumen, komersialisasi dan kesiapan publik terhadap Halal. Halal market tersebut dikembangkan melalui teknologi informatika dan digital sehingga terlaksana secara maksimal. Sedangkan Halal Quality Assurance meliputi dokumentasi, sertifikasi, pelacakan (traceability) dan pelaksanaan. Pelaksanaan Halal Quality Assurance ini nantinya berkolaborasi dengan pihak yang berwenang/otoritas seperti Majlis Ulama Islam (MUI), BPPOM, LPPH dan Disperindagkop juga oleh Pusat Pengujian Halal seperti yang dimiliki UII.

Disampaikan Ivan Lanovara, Ide penting penciptaan ekosistem Halal ini muncul dari kesadaran akan pentingnya sebuah fasilitas implementasi penelitian dan pengembangan Halal. Pentingnya wawasan mengenai Halal ini menrut Ivan Lanovara bukan hanya sebatas bahan baku dan proses produksi makanan dan nonmakanan, tetapi termasuk proses sebelum dan setelahnya (Halal Supply Chain) seperti bahan pakan ternak, pupuk tanaman, pengemasan, penyimpanan dan pengiriman dan seterusnya hingga proses bisnis lainnya sampai kepada pelanggan sehingga nantinya produk yang ada di pasaran dapat di telusuri kualitasnya.

 

Diberitakan oleh Humas UII

 

Risky F

Tim Promo (disebut juga Marketing Communication – Marcomm) Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mengadakan Evaluasi Kinerja, Senin, 20 Syawal 1437 H / 25 Juli 2016, bertempat di Ruang Auditorium Gedung KH. Mas Mansur, Kampus Tepadu UII, Jalan Kaliurang Km 14,4 Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.

 

Dian Janari,,S.T., M.T, Ketua Tim Promo FTI UII, menyatakan “Dalam kegiatan evakuasi ini, dibahas secara komprehensif, pencapaian kegiatan masing-masing departeman. Selain itu juga dilanjutkan acara syawalan, merupakan momen yang tepat untuk saling memaafkan. Meski tak harus selalu di bulan Syawal. Dengan saling berjabat tangan dan memaafkan secara tulus ikhlas, kesalahan kita terhadap sesama akan luntur dengan sendirinya”.

 

“Saya berharap supaya Tim Marcomm menjadi lebih baik dan lebih optimal dalam bekerja, kemudian evaluasi seperti ini akan dilakukan insyaallah setiap enam bulan sekali untuk melihat perkembangan dari kinerja Tim” ujarnya.

 

Workshop Jurnalistik dan Ramadhan Ceria SMA se Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan program yang sudah berjalan sedangkan yang sedang berjalan adalah Roadshow SMA di DIY  dan Lomba Foto Video 2016 dengan pserta SMA se Indonesia.

 

Evaluasi Team Promo FTI UII

Lomba Foto dan Video (Lotovi) 2016 bagi Siswa SMA sederajat (SMK, MAN) se-Indonesia dengan tema “Impelentasi Edukasi dalam Seni – Show Your Art” digelar 25 Juli sd 25 Agustus 2016.

 

“Lotovi 2016 merupakan lomba fotografi dan videografi yang diselenggarakan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Yogyakarta” ujar Andhika Giri Persada, S.Kom, M.Eng. Ketua Lotovi 2016, Senin (22 Syawwal 1437 H / 25 Juli 2016) di ruang kerjanya, Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta.

 

Andhika, menuturkan “Lotovi 2016 diselenggarakan sebagai refleksi seni secara umum dalam dunia pendidikan. Secara khusus dunia fotografi memberikan sudut pandang lain dalam memandang dunia pendidikan maupun aktivitas di dalamnya, memperebutkan total hadiah 14 juta rupiah”

 

“Team Juri terdiri dari Dwi Oblo, Kontributor Reuters (kantor berita yang bermarkas di London, Inggris) yang juga Kontributor foto untuk National Geographic Indonesia dan National Geographic Traveler selanjutnya Bona Utama D Actomy, Photographer, Traveller serta Beni Suranto, Apresiator, Traveller, ketiganya akan mengambil peran sebagai Juri Lotovi 2016” ujar Andhika yang juga sebagai Dosen Program Studi Teknik Informatika FTI UII.

 

 

Pendaftaran calon mahasiswa baru Program Pascasarjana PPs FTI UII gelombang ketiga untuk periode perkuliahan September 2016 dilaksanakan sampai dengan tanggal 20 Agustus 2016, pukul 15.00 WIB (adapun syarat sebagaimana tautan persyaratan-persyaratan dan ketentuan)

 

Hal tersebut disampaikan Dr. R Teduh Dirgahayu, Direktur Program Pascasarjana FTI UII, di ruang kerjanya (17 Syawwal 1437 H/22 Juli 2016) gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII Yogyakarta.

 

PPs FTI UII, memiliki Magister Teknik Industri dan Magister Teknik Informatika. Magister Teknik Industri dengan konsentrasi studi Teknik Industri, Manajemen Industri serta Ergonomi dan Keselamatan & Kesehatan Industri, sedangkan Magister Teknik Informatika dengan konsentrasi studi Informatika Medis, Sistem Informasi Enterprise dan Forensika Digital

 

“Raihan akreditasi Magister Teknik Industri  dan Magister Teknik Informatika  PPs FTI UII, keduanya telah terakreditasi B – dari BAN PT. Selama ini PPs FTI UII telah berusaha secara optimal dalam bidang penelitian, kerja sama nasional dan internasional, penjaminan mutu, pembaruan sistem dan teknologi informasi, peningkatan kualitas dosen dan karyawan, internasionalisasi jurnal, dan mengutamakan kepuasan masyarakat. Beberapa hal tersebut sangat membantu capaian akreditasi” tutup Dr. R Teduh Dirgahayu.

 

Jerri Irgo

Polemik game berbasis teknologi, Game mobile Pokemon Go, menjadi salah satu game mobile yang lagi booming akhir-akhir ini. Game Pokemon Go dianggap berbahaya untuk Indonesia, demikian disampaikan Staf Ahli Kementerian Komunikasi dan Informasi Henri Subiakto. Pokemon Go yang awal Juli lalu diluncurkan oleh John Hanke di Amerika Serikat, Australia dan New Zealand, tidak cocok dimainkan di Indonesia.

 

Dikutip dari berbagai sumber, Pokemon di Game Boy dan DS (Nintendo) tadinya adalah program kartun dengan teknologi sederhana serta permainan kartu untuk ditukar, namun baru kali ini menjadi game di ponsel pintar. Menggunakan GPS (Sistem Pemosisi Global) memunculkan kembali monster-monster Nintendo Game Boy yang populer di tahun 90-an.

 

Menanggapi pesatnya pemanfaatan Teknologi Informasi tersebut, Hendrik, S.T., M.Eng., SAP IHL, OCA. Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) mempunyai pendapat berbeda, dalam releasenya (14 Syawwal 1437 H / 19 Juli 2016) di ruang kerjanya Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta.

 

“Dianggap berbahaya, karena saat ini game yang menggunakan teknologi augmented reality, menggabungkan dunia maya yang ada di kamera ponsel pintar dengan tampilan fisik, belum menambahkan piranti rambu-rambu semacam alarm sebagai petunjuk” ujar Hendrik yang juga Tenaga Ahli di Pusat Studi Sistem Informasi Enterprise Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana FTI UII.

 

“Sehingga dengan adanya rambu-rambu semacam alarm tersebut akan dapat membantu pemain, walau harus berjalan mencari makhluk Pokemon yang tersebar di rumah, jalan, taman, masjid, dan tempat-tempat strategis lainnya. Dengan demikian, John Hanke, orang yang berada di belakang aplikasi Pokemon Go tersebut akan dapat membuat masyarakat lebih produktif dan tidak membahayakan serta aman dari persoalan cyber security” tuturnya.

 

Menambahkan rambu-rambu semacam alarm tersebut bukanlah hal yang sulit bagi Niantic, perusahaan berbasis di San Francisco. Hendrik bahkan memprediksi saham Nintendo akan telah terus melejit lebih dari 25 persen berada di puncak Apple Store. “Hal tersebut karena Niantic terus melakukan inovasi yang memberikan nilai tambah yaitu mengingatkan pemain, sehingga walau asyik mengejar Pokemon para pemain tidak akan terlena” pungkasnya.

 

Jerri Irgo

Dalam dunia fisioterapi, bed atau tempat tidur terapi menjadi salah satu alat penunjang bagi pasien sekaligus memudahkan proses terapi. Sayangnya, sampai saat ini belum ada bed yang multifungsi karena tiap bed yang ada memiliki jenis bed terapi yang berdiri sendiri.

 

Berangkat dari permasalahan kebutuhan akan bed terapi multifungsi itulah, mahasiswa Magister Teknik Industri Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) Farit Ardiyanto membuat bed terapi multifungsi. Bed yang dibuatnya tersebut bahkan disesuaikan dengan antropometri masyarakat Indonesia. “Bed terapi saat ini juga menjadi salah satu modal kerja para fisioterapis dalam membuka klinik mandiri.

 

Tidak mungkin tiap fisioterapis memiliki bermacam-macam bed terapi. Selain harga yang mahal karena harus beli beberapa, efisiensi tempat pun tidak tercapai. Sehingga kebutuhannya pun kalau bisa satu bed untuk semua jenis terapis,” ujarnya, kemarin. Kepada wartawan di kampus setempat, Farit menjelaskan, beberapa macam bed terapi fisik adalah bed terapi manual, bed terapi traksi, dan bed terapi tilting table .

 

Pada bed terapi buatannya, Farit mengombinasikan ketiga macam bed menjadi satu bed multifungsi. “Lewat penelitian, saya pun awalnya mencari tahu apa saja yang dibutuhkan para pasien maupun terapis. Tujuannya tentu agar bed yang jadi bisa memberi kepuasan pada penggunanya.

 

Ditemukanlah apa keinginan konsumen terhadap desain bed , mulai dari rangka yang harus kuat, cover bed awet dan tidak tembus air, mudah dibersihkan, nyaman saat pasien berbaring, serta posisi bed bisa diubah-ubah sesuai kebutuhan,” paparnya. Dari segi harga, Farit pun menjamin harga bed multifungsinya lebih murah daripada bed terapi yang sudah ada di pasaran.

 

Ia sendiri mematok harga sekitar Rp8 juta untuk tiap bed yang sudah memiliki fungsi tiga macam bed terapis sekaligus. Sebagai perbandingan, satu bed dengan satu fungsi terapi yang ada di pasaran saat ini rata-rata seharga Rp6 juta, bahkan untuk bed normal saja harga pasaran sudah mencapai Rp4 juta.

 

“Bisa dikatakan ini lebih hemat. Saya sendiri sampai saat ini sudah menjual beberapa bed terapi multifungsi yang saya produksi sendiri. Selanjutnya saya berencana untuk mematenkan produk buatan saya ini dulu, baru saya akan membuka kesempatan bagi pihak industri yang berniat memproduksi secara massal,” katanya.

 

Farit mengaku membutuhkan waktu tiga pekan untuk penelitiannya tersebut hingga benar-benar bisa menghasilkan bed yang sesuai kebutuhan konsumen. Meski telah berhasil membuat bed terapi multifungsi, ia berencana melakukan beberapa penyempurnaan lagi agar bed buatannya tersebut benar-benar bisa mempermudah proses terapi pasien.

 

“Sepertinya masih perlu dibuatkan rail khusus yang digunakan untuk mengatur kabel kontrol yang dipakai agar lebih rapi. Untuk hak paten sendiri semoga bisa segera diurus,” tuturnya.

 

diberitakan Koran Sindo