Pakar TI UII: Website Instansi Pemerintah Rentan Kena Cyber Attack

Munculnya isu penyadapan oleh Australia terhadap komunikasi beberapa pejabat di Indonesia tak hanya menghebohkan masyarakat, tetapi memicu munculnya semangat nasionalisme dari beberapa elemen masyarakat dengan bertindak reaktif. Hal setidaknya dapat terlihat dengan munculnya aksi beberapa peretas (hacker) Indonesia yang mengaku telah meretas beberapa web di Australia. Penyerangan ini pun pada akhirnya bebuntut aksi saling balas, sehingga beberapa halaman web dan server penting Indonesia seperti Garuda Indonesia dan Angkasa Pura berhasil disusupi oleh kelompok anonymous Australia.

 

Ketua Pusat Studi Forensik Digital, Fakultas Teknologi Informatika UII (FTI UII), Hamid, M.Eng menyoroti hal ini sebagai bentuk telah terjadinya perang yang memanfatkan media informasi teknologi (cyber attack). Ia pun menilai dengan banyaknya website instansi pemerintah di Indonesia yang berhasil dijebol oleh hacker menandakan masih banyak titik kelemahan dalam web tersebut. Sehingga pada dasarnya bukan keahlian seorang hacker yang dapat menjebolnya melainkan karena lemahnya sistem pengamanan. “Web pemerintah yang diretas itu bukan karena ahlinya peretas tetapi karena lemahnya pengamanan.” Katanya dalam jumpa pers di Ruang Sidang FTI, UII, Senin, 25/03.

 

Meskipun cyber attack telah berlangsung, ia belum yakin sepenuhnya bahwa pelakunya benar dari hacker Australia mengingat sejauh ini belum ada bukti dari mana sumber penyerangnya. Terlebih apabila dilihat website yang diserang anonymous Indonesia bukanlah situs-situs yang berhubungan langsung dengan instansi pemerintah Australia sebagai pihak yang ditengarai telah menyadap pejabat Indonesia. “Walaupun hacker Australia dan Indonesia telah mengakui, tapi masih perlu dibuktikan siapa peretas situs instansi pemerintah Indonesia.” Tambahnya.

 

Walaupun demikian, Indonesia wajib melakukan langkah-langkah antisipatif. Pemerintah melalui Kementerian Informasi dan Informatika serta Kementerian Pertahanan yang telah mengumpulkan tentara cyber melalui berbagai ajang kompetisi dan sejenisnya dinilai sebagai langkah baik yang patut diapresiasi. “Kompetisi cyber yang sering dilakukan pemerintah sesungguhnya juga merupakan upaya melakukan perlindungan berbagai kelemahan web di Indonesia.” Jelasnya.

 

Sementara, berkenaan dengan sarana komunikasi pejabat Indonesia yang disadap. Hamid menambahkan bahwa kejadian ini menurutnya bukanlah hal yang baru, mengingat pada tahun 1950-an Australia juga mengakui telah melakukan penyadapan terhadap Indonesia. Di samping itu, terjadinya penyadapan kali ini menurutnya merupakan indikasi bahwa hampir semua perangkat telekomunikasi sudah tidak lagi aman dari penyadapan. “Kecil kemungkinan telekomunikasi yang anti sadap, RIM (research in motion) milik Blackberry nyatanya juga kena hack dengan bocornya informasi pesan maupun BBM dari beberapa pejabat Indonesia.” Pungkasnya.

 

Diberitakan di uii.ac.id

 

Jerri Irgo

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply