Dr. Sri Kusumadewi, S.S,. MT Ketua Pusat Studi Informatika Medis (PSIMed) Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) menyatakan “Pada saat ini aplikasi medis berbasis Android telah banyak dikembangkan. Aplikasi ini dirasa sangat membantu tenaga medis dalam melakukan tindakan perawatan kesehatan. Beberapa aplikasi yang bersifat kalkulator dan pemberi informasi juga telah banyak dikembangkan dan dapat dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Luasnya bidang informatika medis masih memungkinkan dikembangkannya beberapa aplikasi lain yang tentunya akan sangat membantu dalam penegakan kesehatan di Indonesia”

 

“Seperti telah diketahui bahwa selama ini Jurusan Teknik Informatika juga sangat concern dengan bidang minat informatika medis. Pusat Studi Informatika Medis (PSIMed) yang dalam setiap kegiatannya didukung oleh Kelompok Studi Informatika Medis (KSIM) senentiasa berupaya untuk turut serta menciptakan inovasi-inovasi baru dalam pengembangan IPTEK khususnya di bidang informatika medis. Salah satu kegiatan yang telah dilakukan adalah dengan mengadakan pelatihan pemrograman berbasis Android. Menindaklanjuti hasi penelitian tersebut, kami mencoba untuk mengeksplorasi kemampuan mahasiswa dalam mengembangkan aplikasi medis berbasis Android” ujar Dr. Sri Kusumadewi, yang juga menjabat Direktur Program Pascasarjana (PPs) FTI UII.

 

Berdasarkan hal tersebut dan dalam rangka memeriahkan ulang tahun Jurusan Teknik Informatika yang ke-19, maka akan diadakannya Lomba Pemrograman Aplikasi Medis Berbasis Android (Android Medical Application Development Contest) bagi mahasiswa Jurusan Teknik Informatika UII.

 

Pendaftaran pada tanggal 23 September hingga 21 Oktober 2013, dilanjutkan Babak penyisihan pada tanggal 04 November 2013 dan Babak Final: 07 November 2013. Lomba ini akan memperebutkan total hadiah sebesar Rp 10.000.000,- dan tiga buah tablet” Pungkas Dr. Sri Kusumadewi.

 

info detail : pusat studi informatika medis teknik informatika fti uii

 

Jerri Irgo

Tidak hanya berkunjung ke Borobudur, akan tetapi juga melakukan sebuah small research, dalam perspektif Sistem Informasi Enterprise (SIE), hal ini dilakukan Hajra Rasmitha Mahasiswa Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MI PPs FTI UII), yang mengambil konsentrasi SIE.

 

Alasannya sederhana, “bagaimana mengoptimalkan UMKM Lokal dan juga memberikan rasa nyaman bagi pengunjung. Sebagaimana kita ketahui, pada saat tiba masa liburan, sebagian besar wisatawan yang menuju Jawa Tengah, tidak akan pernah melewatkan untuk berkunjung ke Candi Borobudur” ungkap Rasmitha.

 

Candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini selain meninggalkan jejak sejarah juga kemegahan dan keindahannya mengantarkan Borobudur dicatat sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.

 

“Berdasarkan data jumlah wiasatawan, Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur, Bambang Irianto mengatakan, khususnya para pemudik Lebaran 2013 dan juga wisatawan mancanegara. Jumlah pengunjung Candi Borobudur tercatat 23.490 orang yang terdiri atas wisatawan nusantara 22.507 orang dan wisatawan mancanegara 983 orang. Dengan tiket masuk Candi Borobudur untuk wisatawan nusantara Rp 30.000 (dewasa), Rp 12.500 (anak-anak), sedangkan wisatawan mancanegara Rp 190.000 (dewasa) dan Rp 95.000 (anak-anak). Sangat fantastis bukan, berapa omsetnya?” Jelas Rasmitha

 

Metode yang digunakan Rasmitha, dalam melakukan sebuah small research ini adalah metode Rapid Rural Appraisal (RRA)

 

Berdasarkan hasil mapping small research-nya, Rasmitha terdapat beberapa point yang dapat dikembangkan, diantaranya “akan lebih baik apabila adanya e-ticketing dan sistem id-card, sehingga petugas dapat mendekteksi jumlah pengunjung yang datang setiap hari, serta siapa saja pengnjung yang masih berada di dalam lokasi wisata. Hal ini mempermudah kunjungan wisata dalam jumlah yang banyak, jika mereka mencari anggota wisata yang belum berkumpul”.

“Ada baiknya perlu dikembangkan IT-Centre, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan budaya dengan adanya dukungan aplikasi dari IT” ujar Rasmitha

 

Selanjutnya, Rasmitha menambahkan “Pengembangan potensi budaya lokal, saat penyambutan wisatawan akan lebih menarik lagi dengan dipentaskannya khas budaya Jawa serta memperbanyak event budaya-budaya di borobudur. Tentu saja, harapannya, akan memberikan peluang meningkatkan potensi bagi UMKM lokal. Apalagi kalau Petugas atau para penerima tamu, menggunakan pakaian adat tradisional yaa seperti di bali, mereka memakai baju adat bali, pasti lebih keren”

 

“Optimalisasi potensi UMKM Lokal juga dalam bentuk penataan kantin atau warung lebih bersih agar wisatawan dapat menikmati makanan dengan nyaman. Serta sarana ibadah /Mushola, yang masih minim dari aspek kebersihannya maupun fasilitasnya. Semoga bermanfaat untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan ke Borobudur” pungkasnya

 

Jerri Irgo

Kepada mahasiswa baru Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia angkatan 2013, diberitahukan bahwa Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) dan Buku Panduan Akademik Unversitas dapat diambil di Divisi Administrasi Akademik FTI UII.

 

Pengambilan dilayani mulai Selasa, tanggal 24 September 2013, dengan menyerahkan Kartu Mahasiswa Sementara.

 

Demikian informasi ini disampaikan

 

Yogyakarta, 23 September 2013

Kadiv. Administrasi Akademik,

 

Eko Sukanto

 

buku_panduan_-_ktm_2013

“Objek Wisata Goa Pindul Desa Bejiharjo, Kecamatan Karangmojo Kabupaten Gunungkidul Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, saat memiliki omset rata-rata mencapai 3 Milyar pertahun. Angka yang cukup fantastis sekelas UMKM” kata Arif Sulistyo, Pengelola Desa Wisata Bejiharjo Dewa Bejo kepada Team Survai Pengembangan Potensi Wisata UMKM – Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) Yogyakarta, Sabtu (14/09/2013).

 

Arif, mengatakan “dengan program pemberdayaan pariwisata oleh masyarakat ini, dapat mengurangi pengangguran. Sebelumnya banyak pengangguran di sekitar Goa Pindul. Namun setelah dibuka pada tahun 2010, kondisi masyarakat lokal semakin sejahtera dan saat ini, telah memiliki 70 orang pemandu lokal yang 20 orang atau 29% diantaranya telah memiliki sertifikat dari Himpunan Pemandu Indonesia” katanya.

 

Dijelaskannya, juga bahwa “peningkatan kesejahteraan ini dikarenakan setiap tahun pengunjung semakin meningkat. Pada 2012, misalnya, jumlah wisatawan lokal baru mencapai 127 ribu orang dan wisatawan asing sejumlah 4.597. Namun pada tahun 2013, selama lebaran saja Objek Wisata Goa Pindul ini telah dikunjungi sejumlah 12.660 wisatawan, dengan pendapatan Rp 379,8 juta, bahkan sesuai batasan setiap hari tidak lebih dari 3.000 pengunjung. Jumlah pendapatan tersebut belum termasuk yang menyusuri Kali Oyo, yang setiap orang dikenakan retribusi Rp 45.000, sedangkan susur goa dikenakan retribusi Rp 30.000 setiap orang” jelas Arif.

 

“Saat ini, telah dilakukan kerjasama dengan banyak pihak, khususnya melalui program CSR. Harapan kedepan adalah meningkatkan jalinan kemitraan strategis baik dengan lembaga lokal Karang Taruna ataupun dengan pihak pemerintah, swasta dan termasuk perguruan tinggi agar program pengembangan keterampilan dan pengetahuan SDM khususnya terkait pengelolaan wisata dapat berkelanjutan serta terus meningkat”, pungkas Arif

 

Jerri Irgo

 

Ir Gumbolo Hadi Susanto, Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII)  menyambut baik dan menyatakan senang sekali, saat FTI UII kembali mendapat kepercayaan dari Garuda Indonesia untuk memperpanjang kontrak corporate rate bagi Dosen, Karyawan, Mahasiswa, dan Pendamping Mahasiswa (Orang Tua, suami/istri).

 

Besaran corporate rate adalah sejumlah 25% dari Harga Tiket Ekonomi N Class untuk semua rute penerbangan domestik maupun luar negeri.

 

Informasi pelayanan harga korporasi silahkan menghubungi counter Garuda di seluruh Indonesia dengan menyebutkan kode korporasi FTI (FTII) dan melampirkan Fotokopi Kartu Tanda Mahasiswa (KTM) bagi mahasiswa, serta Fotokopi Kartu keluarga (C1) bagi pendamping (orang tua, suami/istri). Selamat menikmati layanan first class dari Garuda Indonesia.

 

Jerri Irgo

BRI-flemingFleming Hardianto dari Kantor Pusat PT Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk – Jakarta, melakukan kunjungan silaturahmi  ke Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam hal menjajaki kerjasama peningkatan kompetensi UMKM (06/09).

 

Bertempat di Balai Desa Tirtoadi, pada kunjungan tersebut, tampak hadir juga Suharyanto dari Kantor Wilayah PT BRI Tbk Yogyakarta, Karjono dan Royadi Ade Sejati dari Kantor Cabang PT BRI Tbk Sleman serta Ambar Garijo dari Kantor BRI Unit Kecamatan Mlati. Sedangkan dari Perangkat Desa Tirtoadi, hadir Kardjono selaku Kepala Desa Tirtoadi dan Ir H Margiono selaku Badan Perwakilan Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati serta Jerri Irgo dari Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) / Consultant Expert Pool GIZ RED – Bappenas

 

Rombongan juga sempat diskusi singkat dengan salah satu pelaku UMKM, sesaat melakukan kunjungan langsung ke salah satu potensi unggulan Desa Tirtoadi, yaitu Sentra Kerajinan Industri Bambu di Dusun Sendari.

 

Data Potensi Desa Tirtoadi merupakan hasil Mapping Potensi Ekonomi dengan menggunakan Cluster Management telah digagas bersama antara FTI UII dan GIZ RED mulai tahun 2010 di 3 (tiga) desa, yaitu Desa Tirtoadi, Desa Sumberadi dan Desa Tlogoadi Kecamatan Mlati.  Dari  hasil mapping tersebut, salah satu yang sudah dilanjutkan oleh Bank Indonesia Yogyakarta di sentra ikan air tawar Minakepis di dusun Burikan Sumberadi.

 

“Kami sangat bersyukur dengan adanya kunjungan silaturahmi ini, yang merupakan bagian dari implementasi kerjasama antara PPs FTI UII dan Desa Tirtoadi, diantaranya dalam hal meningkatkan kompetensi UMKM khususnya dan Masyarakat Desa Tirtoadi secara umum yang melibatkan multi stakeholders” ujar Kepala Desa Kardjono sesaat setelah melepas rombongan dari BRI.

 

 

Jerri Irgo

visit_industri-di_perpusDekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc menyampaikan berbagai jawaban dari asesor terkait borang ketiga dalam sesi borang fakultas saat visitasi akreditasi Program Studi (Prodi) Teknik Industri FTI UII, Kamis (5/9/2013).  Di Ruang Sidang 1 Dekanat FTI UII, Gumbolo dengan gamblang memaparkan apa saja yang dilalui untuk memperoleh mahasiswa yang berkualitas sampai upaya mencetak alumni yang mampu berkiprah di masyarakat.

 

Menurut Dekan, FTI UII selalu kerjasama dengan panitia Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) pusat secara periodik. Ada beberapa model PMB diantaranya Penelusuran Siswa Berprestasi (PSB), Paper Base Tes (PBT), dan Computer Base Tes (CBT).  CBT merupakan model penjaringan yang favorit, karena tes langsung menggunakan komputer, usai melakukan tes dapat langsung diketahui lulus atau tidaknya. Untuk penjaringan calon mahasiswa melalui PBT dibagi lagi menjadi dua model yaitu reguler terjadwal, ada waktu mendaftar ada waktu tesnya juga sudah ditentukan dan model cepat yaitu calon mahasiswa pada hari Sabtu mendaftar dan hari Ahadnya tes tertulis. Sementara bagi calon mahasiswa yang menginginkan pendaftaran melalui PSB harus memiliki nilai yang tercatat baik di buku raport sejak kelas 2 SLTA dan selalu meningkat.

 

Menanggapi bagaimana kemampuan menerima calon mahasiswa baru? Secara umum, baik Dekan maupun Wakil Dekan (Wadek) menjelaskan adanya pembatasan kuota dengan batas minimal nilai yang diperoleh untuk bisa memasuki prodi-prodi yang ada di FTI UII. “Karena kalau tidak demikian kami kesulitan menempatkan mahasiswa yang animonya selalu meningkat dari tahun ke tahun”, jelas Gumbolo.  Sementara sekretaris Prodi FTI UII, Agus Mansur S.T., M.Eng.Sc menjelaskan khusus untuk Prodi Teknik Industri sudah sejak lama membatasi jumlah mahasiswa baru. Hal ini dibenarkan Kaprodi Teknik Industri FTI UII, Drs. Mohammad Ibnu Mastur MSIE. “Jadi mahasiswa yang masuk Prodi Teknik Industri ini kalau tidak benar-benar pintar akan sangat sulit untuk bisa masuk”, timpalnya. “Kalau kebanyakan, selain kapasitas ruang kuliah yang terbatas kami juga tetap menjaga rasio dosen dan mahasiswa tetap seimbang sesuai aturan dari Dirjend Dikti”, Gumbolo menambahkan.

 

Terkait lulusan yang rata-rata masa studinya masih agak rendah, Agus memaparkan bahwa hal ini kebanyakan karena mahasiswa kurang puas dengan Indek Prestasi Kumulatif (IPK) yang diperoleh. Sehingga mahasiswa yang sebenarnya sudah bisa lulus tepat waktu, ada beberapa yang mengulang mata kuliah di tahun berikutnya untuk menaikkan IPK. Upaya untuk menaikkan hal ini lebih lanjut Mastur menjelaskan bahwa sejak awal semester ditekankan mahasiswa harus masuk minimal 75% untuk bisa mengikuti ujian. “Implikasinya kalau masuknya rajin mahasiswa tentu akan memiliki kemampuan lebih dalam menjawab berbagai soal dalam ujian”, jelasnya.

 

Berita Terkait:

Prioritas Visitasi Ditetapkan Tim Asesor
Dulu, Kampus FTI UII Memang Mewah

Upaya Wujudkan Lebih Dari 100 Rencana Mutu FTI UII

visit_industri-borang_rakultasSekretaris Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII), Agus Mansur, ST, M.Eng.Sc menyampaian beberapa hal terkait visi dan misi fakultas di hadapan tim asesor dan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN PT) Kamis (5/9/2013). Menurutnya ada 3 indikator generik dalam tahapan menjadika FTI UII sebagai teaching university. Tiga hal tersebut antara lain bagaimana FTI UII bisa memenuhi standar unversity, memenuhi komponen-komponen pembelajaran yang  bagus, dan penataan terhadap Sumber Daya Manusia (SDM).

 

Lebih lanjut masih menurut Agus, bahwa tiga hal tersebut dioperasionalkan lagi dengan sasaran mutu fakultas yang berjumlah 8 sasaran mutu yang selanjutnya dioperasonalkan lagi kedalam lebih dari 100 rancana mutu.  Untuk lebih detailnya dalam upaya mencapai rencana mutu tersebut, dibuatlah program kerja oleh dekan di awal menjabat dengan mengacu kepada sasaran dan rencana mutu sebagaimana telah disebutkan.

 

Dalam menetapkan visi & misi juga sasaran dan rencana mutu, wakil dekan (Wadek) FTI UII, Wahyudi Budi Pramono, ST, M.Eng menambahkan bahwa FTI UII tidak begitu saja, tetapi mengundang seluruh stakeholder terkait. Tentunya selain para pengemban amanah di lingkungan FTI UII juga para pengguna lulusan, para alumni dan juga mahasiswa yang masih aktif.

 

Menanggapi pertanyaan asesor tentang bagaimana upaya untuk mewujudkan sasaran dan rencana mutu? Dekan FTI UII, Ir. Gumbolo Hadi Susanto, M.Sc menjelaskan, bahwa di FTI UII selalu mengadakan koordinasi rutin dengan para kepala divisi setiap seminggu sekali yaitu pada hari Senin dan sebulan sekali selalu diadakan koordinasi dengan seluruh unit yang ada meliputi pimpinan fakultas, pimpinan prodi, kepala divisi dan PSMF. Saat koordinasi masing-masing divisi melaporkan pelaksanaan renacana mutunya temasuk apabila ada kendala-kendala yang dihadapi. Dalam rapat koordinasi tersebut diputuskan hal-hal penting untuk membuat FTI UII menjadi lebih baik.

 

Usulan menarik dari tim asesor untuk lebih efisien dan tidak mengurangi waktu kerja, rapat koordinasi yang dilaksanakan seminggu sekali itu dilangsungkan di luar jam kerja dan tidak perlu dihitung lembur. “O, itu sangat bisa pak. Tapi rapatnya di rumah makan”, kelakar kang Hilal. “Bagus itu tapi bawa makanan sendiri-sendiri lho!”, timpal Prof. Suparno.

 

Berita Terkait:

Prioritas Visitasi Ditetapkan Tim Asesor
Dulu, Kampus FTI UII Memang Mewah

Mahasiswa Baru FTI UII Harus Berkualitas

visit_industri-nandangWakil Rektor I Universitas Islam Indonesia (UII), Nandang Sutrisno S.H., M.H., LLM., Ph.D. menyampaikan sambutan dalam rangka pembukaan visitasi akreditasi untuk Program Studi (Prodi) Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri (FTI), Kamis (5/9/2013). Di awal sambutannya beliau menyampaikan permintaan maaf dari Rektor UII, Rektor sebagai  ketua Forum Universitas Swasta Indonesia sedang memberikan arahan kaitan dengan Akreditasi Institusi di berbagai perguruan tinggi swasta di Indonesia.

 

Lebih lanjut Bapak Nandang menyampaikan selamat datang kepada tim asesor. “Atas nama pimpinan UII kami mengucapkan selamat datang di universitas ini”. “Inilah kampus pusat UII terpadu, karena masih banyak fakultas-fakultas dan unit kegiatan lain yang lokasinya terpisah”. “Ada yang di Tamansiswa, ada yang di Cik Ditiro, ada yang di Condongcatur”, Jelas Nandang sembari memberi gambaran bahwa UII memiliki banyak tempat yang terpisah-pisah. Lebih lanjut masih menurut Nandang, bahwa saat ini, di Fakultas ini ada dua Prodi yang melakukan reakreditasi, yaitu Prodi Teknik Kimia yang dimulai sejak tanggal 4 September 2013 dan Prodi Teknik Industri yang dijadwalkan hari ini dan besuk.

 

Nandang menambahkan, bahwa UII senantiasa memiliki komitmen tinggi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, “Kami senantiasa komitmen untuk meningkatkan kualitas pendidikan di berbagai fakultas, melalui Caturdharma, Pendidikan, Penelitian, Pengabdian Masyarakat dan Dakwah Islamiyah. Kami percaya kepada Fakultas beserta Prodi telah melaksanakan Caturdharma-nya dengan senantiasa meningkatkan kualitasnya.

 

Membicarakan akreditasi, alhamdulillah secara umum seluruh Prodi di lingkungan UII sudah terakreditasi. Nandang menjelaskan, “Bahkan di tingkat universitas, akreditasi institusi UII memperoleh nilai A”.  “Meskipun banyak kekurangan kami senantiasa berupaya terutama dalam hal ini, melalui Prodi Teknik Industri dibawah pengawalan Kaprodi Teknik Industri FTI UII, Drs. H. Ibnu Mastur, M.SIE dan diperkuat Dekan FTI UII, Ir. Gumbolo Hadisusanto, M.Sc kami terus berpacu untuk tidak henti-hentinya memperbaiki kualitas pendidikan”.

Selanjutnya kami ucapkan terimakasih kepada jajaran Fakultas dan Prodi Teknik Industri, semoga akreditasi kali ini mendapatkan hasil terbaik. “Semoga bisa mempertahankan akreditasi yang sudah diperoleh sebelumnya yaitu A”, Nandang berharap. Kepada tim asesor kami menunggu berbagai masukan untuk kebaikan UII di kemudian hari.

 

Berita Terkait:

Prioritas Visitasi Ditetapkan Tim Asesor
Dulu, Kampus FTI UII Memang Mewah

Mahasiswa Baru FTI UII Harus Berkualitas
Upaya Wujudkan Lebih Dari 100 Rencana Mutu FTI UII