157-jaka_tarip_foto

Jaka Tarip. Merupakan inovasi produk meja setrika yang dibuat oleh lima mahasiswa Teknik Industri UII dalam bimbingan M Ragil Suryoputro ST.,MSc. Kelima mahasiswa kreatif tersebut adalah Puput Rahmawati, Rizqi Ramadhani, Damang Suhdi Lubis, Halimatussadiah, dan Risky Fadhillah. Menurut Puput Rahmawati, ketua tim, ide produk ini berawal dari melihat ukm-ukm laundry dalam proses mencuci hingga menyetrika pakaian. “Kami lihat dari proses laundry yang ada proses menyetrikalah yang membutuhkan waktu lama, karena menyetrika butuh dilakukan per lembar sehingga pasti membuat karyawan laundry kewalahan dan bahkan durasi tunggu bagi pelanggan akan bertambah lama karena banyaknya antrian pakaian” tutur Puput Rahmawati selaku ketua tim tersebut.

 

Mahasiswa yang berasal dari Kalimantan tersebut juga menjelaskan bahwa jaka tarip sebenarnya tidak hanya ditujukan kepada ukm laundry saja, namun juga kepada ibu rumah tangga di Indonesia. “Ditujukan kepada ukm laundry dan ibu rumah tangga di Indonesia saja karena ukuran yang ditetapkan dalam jaka tarip sudah mengikuti ukuran normal tubuh orang-orang Indonesia berdasarkan data anthropometri” kata Puput.

 

Prinsip kerja pada alat ini adalah menggunakan mekanisme putar dan lipat, sehingga dengan menggunakan jaka tarip, pengguna bisa menyetrika dan melipat pakaian sekaligus sehingga pengerjaan akan lebih praktis. Bahan dasar alat ini adalah stainless steel sehingga kekokohan alat sudah terjamin, kata mereka.

 

Kelima mahasiswa industry tersebut berharap agar produk jaka tarip bisa segera mendapatkan hak paten dan hak cipta dan bia segera diproduksi masal agar dapat membantu ukm-ukm laundry dalam mempercepat proses menyetrika dan lebih produktif.

 

Umina L.

Kembali mahasiswa Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) berhasil ciptakan alat atau produk stapler otomatis yang mereka sebut INSTAPRES. Mereka adalah mahasiswa dari Program Studi (Prodi) Teknik Industri Rizqi Ramadhani dan Muhammad Rizal Afif, Prodi Teknik Mesin, Puput Rahmawati dan Setyo Ardi Pramana, Prodi Teknik Elektro, M Alfian Noor Ramadhan. Mereka tergabung dalam satu tim yang solid.

 

Ide awal alat ini adalah berakar dari permasalahan UKM katering dalam menstaples kardus untuk membungkus kue dan makanan pesanan pelanggan. Apabila biasanya pihak katering menstples kardus makanan dan kue mereka menggunakan stapler konvensional, Rizqi dan kawan-kawannya menawarkan inovasi alat modern, yaitu stapler otomatis dengan komponen mesin dan elektronika yang dibuat dengan apik.

 

“Ide ini berawal dari permasalahan para usaha katering yang kerepotan menstapler kardus makanan mereka, apalagi kalau sampai harus menerima ribuan pesanan dalam sehari, pasti karyawannya sangat kewalahan,“ tutur Rizqi Ramadhani selaku ketua tim dalam penelitian.

 

Dalam menjalankan penelitiannya ini, mereka menggandeng mitra Toko Melia yang menjual berbagai aneka roti dan kue. Mitra akan menjadi tempat pertama mereka untuk mensimulasikan alat mereka dan melakukan evaluasi. “Memang aslinya alat ini dibuat untuk membantu menyelesaikan permasalahan mitra kami“ kata Rizqi. Saat ditanyakan tentang harapan kedepan atas penelitian ini, Rizqi dan kawan-kawan tersenyum, mereka serentak menjawab “semoga bisa segera diproduksi masal dan bermanfaat bagi ukm-ukm katering di Yogyakarta bahkan se-Indonesia“, tuturnya penuh harap.

 

Umina L.

Iseng-iseng berhadiah. Agaknya itulah kalimat yang tepat untuk Mohamad Rahman Suhendri (19), mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta semester dua.

 

Berawal dari keisengan, Rahman -panggilan akrabnya- yang lahir dari keluarga sederhana di Cirebon, Jawa Barat ini akhirnya bisa masuk ke Fakultas Kedokteran UII. Istimewanya, Rahman diterima melalui jalur Bidikmisi di jurusan Pendidikan Kedokteran.

 

Masuk ke Fakultas Kedokteran, bukanlah keinginan awal Rahman. Walaupun waktu kecil ia pernah bercita-cita menjadi dokter. Saat mendaftar SBMPTN 2014 ke sejumlah PTN di Jawa dia malah mengambil jurusan Matematika.

 

Untungnya, sebelum pengumuman penerimaan SBMPTN Rahman mendapatkan informasi dari teman-temannya bila UII mengadakan penerimaan melalui jalur Bidikmisi. “Bermodal iseng-iseng saya mendaftar di jurusan Kedokteran,” kata Rahman saat ditemui di Kampus UII, Kaliurang, Yogyakarta, Ahad (24/05) lalu.

 

Sejujurnya, Rahman tidak terlalu berharap dengan keisengannya itu. Sebab kuota yang disediakan hanya satu. “Saya tidak menaruh harapan penuh pada Bidikmisi UII,” ungkapnya.

 

Jika Allah berkehendak, terjadilah apa yang harus terjadi. Sebelum pengumuman Bidikmisi UII, ia diterima di jurusan Matematika Universitas Diponegoro, Semarang, sesuai keinginannya. Juga melalui Bidikmisi. “Alhamdulillah, berkat doa orang tua dan usaha,” ungkapnya merendah.

 

Tidak berselang lama, Rahman bercerita, saat dirinya melakukan itikaf di masjid sekolahnya, pada pukul 00.00 dia melihat pengumuman penerimaan Bidikmisi UII. “Alhamdulillah saya diterima,” katanya penuh syukur.

 

Dihadapkan pada dua pilihan, antara jurusan Matematika Undip dan FK UII, Rahman kemudian melakukan shalat istikharah. Hingga ia mantap mengambil jurusan pendidikan Kedokteran di FK UII.  “Lebih bermanfaat bagi orang lain dan sesuai dengan cita-cita saya sejak kecil,” katanya.

 

Sebagai motivasi bagi yang lain, Rahman berpesan, “Bila Allah berkehendak, peluang sekecil lubang jarum pun bisa dimasuki”.

 

————

Rep: Putri Feradyla, Karunia Rizky Apriliani, Supriyana
Red: Shodiq Ramadhan

 

Berita Terkait:

CENTRIS FTI UII Sukses Gelar Pelatihan Jurnalistik Tingkat Nasional

Outbond yang digelar Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) pada hari Selasa 15 Sya’ban 1436H/2 Juni 2015M, memang bukan outbond biasa.  Inilah bedanya. Dalam rangkaian outbond tidak semata-mata bersenang-senang, meninggalkan pekerjaan sesaat. Namun diantara kegiatan outbond kali ini diisi mauidhah hasanah oleh ustadz yang juga dosen FTI UII, Agus Mansur, ST, M.Eng. Dalam paparannya yang padat dengan makna, Ustadz mengajak seluruh peserta outbond untuk mempersiapkan diri menghadapi bulan ramadhan yang hampir tiba.

 

Agus Mansur, ST, M.Eng, mengawali ceramahnya dengan penuh semangat. “Bapak-ibu rahiimakumullah. Saat ini dalam penanggalan hijriyah tepat tanggal 15 Sya’ban atau sering disebut dengan nisfu sya’ban, yang artinya petengahan bulan Sya’ban. Ini artinya tidak lama lagi kita memasuki bulan Ramadhan. Rasul mengajarkan kepada kita do’a ‘Allahummah bariklana fii rajaba wa sya’bana wa balighna ramadhan’. Meskipun sebagian menengarahi haditsnya lemah tidak apa, yang penting, sudah siapkah kita menghadapi ramadhan yang sebentar lagi tiba?. Sekarang ini bisa kita ibaratkan, saatnya melakukan penyiraman, penyiangan, pemupukan terhadap diri sendiri, sehingga benar-benar siap lahir dan batin untuk menghadapi bulan ramadhan”.

 

Lebih lanjut ustadz Agus menyampaikan setidaknya ada tiga langkah untuk menghadapi ramadhan, yang pertama membersihkan qalbu. Ustadz sembari memegang gelas menyampaikan, “bapak ibu, gelas ini ibarat qalbu kita. Kalau gelas ini bersih dengan nyaman siapapun bisa menikmati isi gelasnya. Bayangkan apabila gelas ini kotor ‘ono lalere meneh!’, sehaus apapun kita pasti menahan diri untuk tidak minum air dalam gelas ini”, ungkapnya.  Kedua, mengetahui ilmunya. Dengan tetap masih memegang gelas yang, Agus terus menjelaskan. “Apabila gelasnya sudah bersih, maka kita perlu melihat isinya, dalam artian kalau qalbu kita sudah bersih, kita isi dengan ilmu-ilmu yang baik, terutama ilmu untuk menghadapi ramadhan agar bisa mencapai ibadah secara maksimal”. Lebih jauh digambarkan, banyak amaliyah di bulan Ramadhan yang dicontohkan rasul, yaitu dengan qiyamul lail dan berbagai gambarannya. Persiapkan selanjutnya menurut ustdz Agus adalah memperbanyak shadaqah.

 

Eko S.

 

Berita Terkait:

Outbond FTI UII: Bebarengan di Tahun 

Dalam upaya menjadikan seluruh pegawai yang ada di lingkungannya kompak dalam menapaki setiap jengkal rangkaian pekerjaan yang menjadi tugas masing-masing, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) menyelenggarakan outbond pada hari Selasa 15 Sya’ban 1436H/2 Juni 2015M.  Outbond kali ini melibatkan hampir seluruh civitas akademik FTI UII, baik itu tenaga kependidikan maupun edukatif yang jumlahnya mendekati angka dua ratus peserta. Dengan mengambil tempat di desa wisata Pentingsari, seluruh peserta pada tanggal tersebut diajak bersenang-senang agar esuk harinya kembali segar mengawali rutinitas kerja kembali.

 

Rangkaian kegiatan outbond diawali sejak pagi hari pukul 06:00 peserta mulai berdatangan di kampus melakukan persiapan seperlunya. Saat persiapan dirasakan cukup, peserta berangkat menuju lokasi dengan 3 bus UII dan beberapa mobil juga sepeda motor masing-masing.  Di lokasi outbond, sesuai tema yang diangkat adalah bebarengan, maka oleh pemandu peserta diajak bermain dengan berbagai jenis permainan yang sudah direncanakan dan memiliki makna betapa pentingnya kerjasama dalam tim.

 

Salah seorang pemandu, mbah Jarwo sambil kelakar menyampaikan “Di tempat ini bapak-ibu, yang mudah-mudah itu harus dibuat sulit”, pesannya sambil memberi instruksi dalam permainan. Memang demikian adanya setiap permainan yang dilakukan jadi kebalikan dari kenyataan yang sebenarnya. Kalau di lingkungan pekerjaan sehari-hari bagaimana membuat mudah setiap kesulitan yang ada, tidak demikian dalam berbagai permainan dalam outbond.  Namun demikian hal ini mengandung makna dan manfaat yang diharapkan oleh panitia penyelenggara bahwa usai menyelenggarakan outbond akan muncul ide-ide baru yang segar untuk menyatukan sudut pandang sehingga dalam pekerjaan bisa fokus, bebarengan untuk mencapai target yang diharapkan.

 

Hal tersebut senada dengan harapan Dekan FTI UII, Dr. Imam Djati Widodo, ST., M.Eng.Sc dalam sambutannya. “Kegiatan ini memang dilaksanakan dengan tujuan untuk mengakrabkan kita semua meskipun sudah akrab dan bisa selau ‘bebarengan’ dalam setiap keadaan”. Dilanjutkannya, “Bebarengan ini dalam artian kebersamaan, namun ini juga singkatan ‘bersama, bahagia merajut angan’, sekaligus kita bisa manfaatkan mengeratkan hubungan kerjasama diantara kita”, dekan menekankan dengan penuh harap.

 

Eko S.

 

Berita terkait:

Agus Mansur: Siapkan Diri Hadapi Ramadhan

“Bila ada sebuah acara penting yang menghadirkan tokoh penting dihadiri 100 orang, maka informasi atau ilmu yang disampaikan sang tokoh hanyalah bisa dinikmati oleh orang yang hadir dalam pertemuan tersebut. Tetapi, bila kegiatan itu diliput oleh media, maka bisa jadi pengetahuan baru itu akan diketahui oleh seratus ribu pembaca media,” ungkap Redaktur Pelaksana Suara Islam Online, Shodiq Ramadhan.  Ungkapan tersebut disampaikan pada materi ‘Sumber-Sumber Berita’ dalam Pelatihan Jurnalistik yang digelar Centre of Islamic Engineers Universitas Islam Indonesia (Centris UII), Yogyakarta, Ahad (24/05).
Centris FTI UII sengaja menggelar pelatihan jurnalistik dengan mengangkat tema ‘Melawan Kezaliman Media Massa Sekuler’. Tema ini sungguh menarik, terbukti pelatihan ini setidaknya dapat menyedot hadirnya 84 peserta untuk membentuk cikal bakal penulis muslim  di masa depan sehingga dakwah Islam semakin cepat tersebar luas.
Dalam pelatihan ini hadir 3 narasumber handal yaitu Pimpinan Umum Tabloid Suara Islam, KH. Muhammad Al Khaththat, Redaktur Pelaksana Suara Islam Online, Shodiq Ramadhan selaku dan Hannibal Wijayanta.

 

Pelatihan diadakan selama dua hari yang terbagi dalam dua sesi yaitu materi dan praktek langsung dilapangan. Para peserta dibagi menjadi beberapa kelompok kecil kemudian disebar dibeberapa tempat sesuai studi kasus yang diberikan oleh panitia. Pada saat sesi praktek para peserta sebelumnya dibekali materi tata cara wawancara dalam mencari berita, setelah itu baru diterjunkan kelapangan. Kemudian hasil berita ditulis dan dipresentasikan dihadapan pemateri untuk dikoreksi langsung. Beberapa hasil terbaik dari para peserta akan dimuat dimedia massa, dalam hal ini Suara Islam.

 

“Acaranya menarik dan sangat bermanfaat. Ilmu jurnalistik yang didapat juga sangat mendalam diberikan oleh pemateri. Terakhir, sisi jurnalistiknya diajarkan dari sudut pandang Islam, sehingga membuat acara ini menjadi istimewa,” testimoni dari Lubis selaku salah satu peserta pelatihan.

By: Divisi Humjur Centris (Mutiara Kusuma)

 

Berita Terkait:

Tulisan Pemenang PELATIHAN JURNALISTIK. (Rahman Suhendri, Diterima di FK-UII Saat Itikaf)

Yogyakarta (ANTARA News) – Industri syariah diperkirakan memiliki prospek yang cerah pada masa depan karena industri itu hingga kini berkembang pesat, kata Kepala Divisi Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia Dadang Muljawan.

 

“Industri syariah diperkirakan terus tumbuh dan berkembang. Saat ini total aset yang dikelola keuangan syariah dunia mencapai dua triliun dolar AS, dengan pertumbuhan rata-rata 17,3 persen per tahun,” katanya di Yogyakarta, Rabu.

 

Pada seminar “Mengembangkan Ekonomi Berbasis Industri Syariah di Indonesia” di Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII), ia mengatakan saat ini industri syariah masih terbatas pada sektor pasar modal, perbankan, dan asuransi.

 

“Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) terus mendorong tumbuhnya ekonomi berbasis industri syariah,” katanya.

 

Menurut dia, ada lima hal yang dapat diandalkan menjadi pendorong ekonomi berbasis syariah yakni pertumbuhan ekonomi di negara-negara berkembang dengan penduduk beragama Islam yang besar, berkembangnya perdagangan lintas negara dan semakin banyak transaksi perdagangan.

 

“Selain itu, perkembangan produk syariah yang semakin inovatif, kerangka peraturan pemerintah dikembangkan lebih baik dan dapat dipertanggungjawabkan sesuai syariat Islam, dan pertumbuhan populasi Muslim dunia yang meningkat dan penguatan keuangan inklusif melalui keuangan syariah,” katanya.

 

Direktur Program Pascasarjana FTI UII Teduh Dirgahayu mengatakan konsep ekonomi syariah mulai diperkenalkan kepada masyarakat pada 1991 ketika Bank Mualamat Indonesia berdiri, yang kemudian diikuti lembaga-lembaga keuangan lain.

 

Pada waktu itu, kata dia, sosialisasi ekonomi syariah dilakukan masing-masing lembaga keuangan syariah.

 

“Setelah dievaluasi, disadari bahwa sosialisasi sistem ekonomi syariah hanya dapat berhasil jika dilakukan dengan cara yang terstruktur dan berkelanjutan serta dikembangkan menjadi industri syariah,” katanya.

 

Dekan FTI UII Imam Djati Widodo mengatakan seminar yang diselenggarakan Program Pascasarjana FTI UII dan Program Studi Teknik Industri FTI UII itu dihadiri 100 peserta terdiri atas regulator, praktisi, dan akademisi.

 

Seminar itu, kata dia, bertujuan mengedukasi dan menyosialisasikan gagasan strategis terkait arah pengembangan ekonomi berbasis industri syariah di Indonesia.

 

“Melalui seminar itu diharapkan dapat terbangun sinergi gagasan strategis multistakeholders dalam mendukung efektivitas implementasi dan pengembangan industri syariah Indonesia di masa depan,” katanya.

 

Jerri Irgo

 

diberitakan : AntaraNews

 

Editor: Tasrief Tarmizi

COPYRIGHT © ANTARA 2015

PEMBERITAHUAN
No: 360/Dek/10/DAU/V/2015

Assalamu’alaikum wr.wb.,
Untuk menampung aspirasi dari segenap civitas academica Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, mohon sampaikan segala kritik dan saran tentang aktivitas akademik, sarana prasarana dan kualitas pelayanan kami melalui Layanan WhatsApp dinomor 0896-4983-5154. Kritik dan saran akan dibaca langsung oleh Wakil Dekan FTI UII.

Demikian pemberitahuan ini, untuk dapat dijadikan informasi.

Wassalamu’alaikum wr.wb.,

Yogyakarta, 04 Mei 2015 H
Dekan,

Dr. Imam Djati Widodo, M.Eng., Sc.
NIP. 935220102

 

Pemberitahuan resmi dapat diunduh disini

Berdasarkan hasil seleksi pimpinan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia pada Selasa, 28 April 2015 terhadap 76 calon peserta program  Program Astra 1st Scholarship maka dengan ini kami informasikan 10 mahasiswa yang berhak untuk direkomendasikan sebagai peserta seleksi di tingkat Universitas sebagai berikut:

 

No NIM Nama Mahasiswa Prodi Jenis Kelamin
1 12523226 Allan Dwi Prasetyo Teknik informatika Laki-Laki
2 11522286 Yanuar Anaba Wahyuesa Teknik Industri Laki-Laki
3 11522323 Angga Wisudianto Teknik Industri Laki-Laki
4 12522094 Alvin Agustin Teknik Industri Laki-Laki
5 11522234 Firman bani Albar Teknik Industri Laki-Laki
6 12522215 Dhuha Khanif Rizky Teknik industri Laki-laki
7 11522046 Muhammad Ihsan Nasution Teknik Industri Laki-laki
8 12523263 Rahmad Mulya Teknik Informatika Laki-Laki
9 13521014 Mia Rahmawati Teknik Kimia Perempuan
10 12525105 Muhammad Ichsan Teknik Mesin Laki-Laki

 

kami ucapkan selamat kepada calon peserta program tersebut, semoga dapat membawa nama baik UII di tingkat Nasional.

UNSA_Mou_1Dalam rangka pengembangan kegiatan dalam bidang pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia siang ini (Selasa, 12/05) bertempat di ruang sidang Dekanat FTI UII Lantai 2, menandatangani naskah kerjasama dengan Fakultas Teknik Universitas Samawa Sumbawa Besar. Adapun pokok-pokok kerjasama yang disepakati oleh kedua belah pihak diantaranya adalah:

 

  1. Peningkatan mutu pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar yang berkualitas
  2. Kegiatan pendidikan akademik yang meliputi kegiatan magang dan studi banding
  3. Kegiatan penelitian bersama staf mahasiswa
  4. Kegiatan penelitian bersama staf akademik

 

sebelum proses panandatanganan kerjasama, Dekan FTI UII didampingi oleh Ibu Nur Wijayaningrahayu selaku Sekretaris Prodi Teknik Informatika dan Dr. Fathul Wahid selaku Kepala Badan Pengembangan Akademik yang juga merupakan dosen senior di Prodi Teknik Informatika melakukan diskusi  termasuk pembahasan mengenai program pendampingan dari FTI UII khususnya Prodi Teknik Informatika terkait dengan rencana pembukaan prodi baru di Fakultas Teknik UNSA, sementara itu dari FT UNSA dihadiri oleh Ady Purnama,ST.,M,Eng selaku Ketua Tim Prodi Baru TI UNSA Sumbawa Besar dan Bapak Junaido yang merupakan staf akademik FT UNSA sekaligus mahasiswa program S2 Teknik Informatika FTI UII.

 

Perjanjian ini dilaksanakan dalam jangka waktu 5 (lima) tahun dan dapat diperpanjang dan diakhiri sesuai dengan kesepakatan bersama antara para pihak. sebagaimana visi UII sebagai kampus rahmatan lil alamin, harapan dari ditandatanganinya kerjasama ini tentunya tidak lepas dari keinginan untuk dapat bersinergi dan menjalin komunikasi serta mengembangkan networking dengan prodi Teknik Informatika yang lain di seluruh Indonesia, sehingga kedepannya PSTF FTI UII dapat memberikan kontribusi nyata dalam pengembangan ilmu informatika di Indonesia.