Rachmad Affandi, S.Kom., M.Kom. CEH, CHFI, Founder – InDonesia Digital Forensic Conference (IDDFCon) CEO – Nappa Technologies menyatakan “Ide itu murah karena tak berisiko apa-apa, tetapi implementasi itu mahal karena yang menjalankan akan babak belur”

Dalam paparannya Rachmad Affandi, menjelaskan tentang Tantangan dan Prospek Industri Keamanan Siber di Indonesia dimana berdasar referensi dari “Studi Frost & Sullivan yang diprakarsasi oleh Microsoft mengungkapkan bahwa potensi kerugian ekonomi di Indonesia yang diakibatkan oleh insiden keamanan siber dapat mencapai nilai US$ 34.2 miliar. Angka tersebut setara dengan 3,7 persen jumlah total PDB Indonesia sebesar US$932 miliar” jelas Alumni Magister Teknik Informatika FTI UII tersebut.

Namun “kabar baiknya adalah Artificial Intelligence (AI) adalah masa depan dari pertahanan siber, dimana 84% sudah berpikir untuk menggunakan AI untuk bertahan dari serangan siber” tegasnya

Rachmad Affandi sampaikan saat menjadi narasumber Kuliah Umum Tantangan dan Prospek Industri Keamanan Siber di Indonesia yang dihadiri Mahasiswa Konsentrasi Forensika Digital Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) di Auditorium Lantai 3 FTI UII, Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII Yogyakarta (29 Desember 2018)

Penandatangan kesepakatan kerjasama antara FTI UII dan CISSReC serta FTI UII dan Digital Forensic Conference (IDDFCon) – Nappa Technologies menjadi rangkaian kegiatan awal sebelum Kuliah Umum yang dibuka secara resmi oleh Prof. Dr. Ir. H. Hari Purnomo, M.T., Dekan FTI UII yang juga dihadiri Izzati Muhimmah., S.T., M.Sc., Ph.D, Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika Program Magister FTI UII dan Dr (Cand) Yudi Prayudi., S.Si. M.Kom, Kepala Pusat Studi Forensika Digital FTI UII.

Sementara Dr. Pratama Persadha, Chairman CISSReC, Communication & Information System Security Research Center menjelaskan “Kampus dapat membantu negara dalam penyiapan SDM yang diperlukan dalam penguatan keamanan siber. Pada akhirnya tidak hanya terkait SDM, tapi juga paten, teknologi dan bersama industri bisa mengembangkan produk anak bangsa” jelasnya

Cybersecurity – Keamanan Siber menjadi faktor paling menentukan dalam persaingan di era digital dan menuju industri 4.0, setiap proses kompetisi akan melewati tantangan dan ancaman di ranah siber. Kenapa? Karena semua telah terkoneksi satu sama lain, data menjadi emas baru yang sangat berharga untuk diperebutkan dan diolah.

“Keamanan siber telah menjelma menjadi salah satu faktor penting dalam menjaga percaturan kehidupan global, tidak hanya di sektor bisnis, bahkan juga keamanan dan pertahanan” jelas Dr. Pratama Persadha.

Pelaku industri 4.0 mengalami ancaman dunia maya yang sama seperti organisasi lain, di mana bisnis dari semua ukuran menjadi sasaran kejahatan siber yang terus meningkat dari tahun ke tahun. “Ponemon Institute dalam studinya di tahun 2018 manyatakan bahwa rata-rata kerugian akibat pelanggaran data secara global pada tahun ini mencapai 3.86 juta dolar atau meningkat 6,4 persen dari tahun 2017” tuturnya

Apa yang dapat dilakukan Kampus lakukan? Dr. Pratama Persadha langsung menjawab pertanyaannya yaitu “Pertama meningkatkan edukasi dan perencanaan kurikulum yang pro pada keamanan siber, artinya tidak hanya satu fakultas, tapi materi keamanan siber harus masuk ke semua fakultas, selanjutnya meningkatkan riset terkait keamanan siber dan kolaborasi dengan dunia usaha sangat penting untuk menjembatani hasil riset agar bisa dibawa ke ranah industri, utamanya melindungi hasil riset agar tidak mudah dilepas ke asing serta kampus berkolaborasi dengan BSSN maupun lembagalainnya untuk meningkatkan keikutsertaan dalam setting agenda pengamanan wilayah siber di tanah air”.

Jerri Irgo

Fietyata Yudha, S.Kom., M.Kom., Peneliti Pusat Studi Forensika (Pusfid) Digital Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) ungkapkan “Salah satu isu yg cukup menarik saat ini adalah serangan malware, yang awalnya di booming kan dengan serangan ransomware wannacry. Disisi akademik merupakan hal yang menarik untuk meneliti aktivitas malware. Nah salah satu organisasi yang mencoba menggeluti bidang malware analysis adalah honeynet project, khususnya Indonesia”.

Dosen Magister Teknik Informatika tersebut menyampaikan dalam releasenya di ruang Audiovisual Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII (Selasa, 18 Desember 2018).

Yudha menjelaskan “Untuk menambah kemampuan para mahasiswa dan sebagai tindak lanjut MoU antara UII dan Indonesian Honeynet Project, kita mengundang praktisi dari Indonesian Honeynet Project, yaitu Charles Lim, M.Sc selaku Chapter Lead Indonesian Honeynet Project (IHP) dan Mario Marcello selaku peneliti di Indonesian Honeynet Project”.

Workshop dilakukan selama sehari untuk memberikan pengetahuan kepada mahasiswa UII, khususnya Mahasiswa Magister Teknik Informatika konsentrasi Forensika Digital dengan tema tentang honeynet dan malware analysis.

IHP juga menyediakan peta serangan malware secara public dan juga menyediakan data statistik serangan malware di Indonesia. “Honeypot adalah sistem keamanan yang mirip dengan sistem sebenarnya sengaja dirancang untuk mudah diserang, honeynet sendiri adalah server yang dibangun untuk menjalankan honeypot di beberapa negara penyerang malware, diantaranya Chine, Rusia, India” jelasnya

Yudha berharap “kedepan mahasiswa dapat mengambil intisari dari workshop ini, dan dapat menuangkan ilmu yang didapat menjadi ide-ide penelitian di bidang keamanan komputer

Qammaddin, S,Kom., M.Kom., Lulusan Pascasarjana Magister Teknik Informatika FTI UII, konsentrasi Sistem informasi Enterprise tahun 2012, terpilih menjadi Ketua Ikatan Alumni (IKA) Magister Teknik Informatika FTI UII, secara aklamasi di Musyawarah Nasional (Munas) 1 tahun 2018 yang diselenggarakan di Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII Yogyakarta (15 Desember 2018)

Salah satu wujud nyata dari kegiatan Munas tersebut adalah upaya mendorong 3 pilar untuk keselarasan antara Alumni, Almamater di dalamnya ada unsur Dosen dan Mahasiswa serta dunia kerja atau dunia bisnis” ungkap Qammaddin, Dosen Fakultas Teknologi Informasi Universitas Sembilanbelas November Kolaka, yang beralamat di Jalan Pemuda, No. 339, Kolaka, Sulawesi Tenggara, Indonesia.

Peneliti bidang penerbangan juga aktif sebagai trainer, programming, multimedia, Qammaddin menjelaskan “tiga pilar tersebut haruslah efektif, sehingga keberadaan organisasi alumni ini menjadi dapat dirasakan. Apapun yang dilakukan oleh IKA haruslah mengacu pada kebutuhan alumni, almamater, dan dunia kerja/dunia bisnis”.

Kebutuhan para alumni adalah mempererat silaturahim dan yang paling utama dapat saling memberdayakan, sehingga tercipta kekompakan dan kebersamaan. “Sedangkan kebutuhan almamater termasuk para dosen dan mahasiswa adalah mengetahui keberadaan alumni. Bangga atas kesuksesan alumni tentu memiliki garis lurus dengan kebanggaan almamater atas proses pembelajaran” jelasnya

Bagi dunia bisnis, alumni adalah sumber daya yang diharapkan dapat menjadikan dunia kerja/dunia bisnis lebih produktif dan maju. Alangkah bangganya kontribusi strategis itu banyak dilakukan oleh para alumni Prodi Teknik Informatika Program Magister

Qammaddin kembali menjelaskan “Untuk itu butuh dukungan dan komitmen yg kuat, bukan hanya doa namun tentu saja peran aktif dan kontribusi konkret sehingga organisasi ini dapat berdaya”.

Kegiatan Munas, selain silaturahmi, kedatangan perwakilan alumni dari penjuru mata angin itu juga dalam rangka mempelajari program kerjasama yang telah, sedang, dan akan dijalankan bersama dengan salah satu tujuannya menjalin keselarasan antara dunia kerja dengan dunia pendidikan.

Kegiatan Munas dibuka secara resmi oleh Fathul Wahid., ST., M.Sc., Ph.D, Rektor UII, selain para Alumni juga dihadiri Ketua Jurusan Teknik Informatika, Hendrik, ST., M.Eng, didampingi Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Program Sarjana, Dr. R. Teduh Dirgahayu, ST., M.Sc dan Sekretaris Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Program Sarjana, Dhomas Hatta Fudholi, S.T., M.Eng., Ph.D serta tampak hadir juga Ketua Program Studi (Prodi) Teknik Informatika, Program Magister, Izzati Muhimmah, S.T., M.Sc., Ph.D dan Rahadian Kurniawan, S.Kom., M.Kom., Manajer Administrasi Keilmuan Magister Teknik Informatika FTI UII.

Jerri Irgo

Prof. Dr. Ir. H. Hari Purnomo, M.T., Dekan Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia menyambut langsung M Ali Santoso, Kepala Kantor Cabang Bank Jateng di Daerah Istimewa Yogyakarta di ruang sidang Dekanat FTI UII, Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta (27 November 2018).

Kehadiran Delegasi Bank Jateng secara khusus ke FTI UII, “setelah sebelumnya mendapat mandat dari Pimpinan untuk melakukan silaturahmi, sekaligus memberikan info untuk mahasiswa ataupun lulusan yang ingin magang di Bank Jateng” ungkap Ali yang hadir didampingi Winda Novriani, Pemasaran Bank Jateng.

Hadir mendamping Dekan FTI UII, tampak Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FTI UII, Dr. R.M. Sisdarmanto Adinandra, S.T., M.Sc, Sekretaris Program Studi Teknik Informatika, program Sarjana, Dhomas Hatta Fudholi, S.T., M.Eng., Ph.D, dan Sekretaris Jurusan/Program Studi Teknik Kimia – Program Sarjana, Dr. Arif Hidayat, S.T., M.T serta Santo Ajie Dhewanto, ST., MM, Dosen Prodi Teknik Mesin FTI UII.

Program tersebut merupakan salah satu kontribusi memberikan kesempatan untuk mahasiswa atau lulusan untuk magang, dengan harapan akan membantu meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, networking, dan juga paparan lingkungan kerja profesional.  Bagi Bank Jateng program Magang juga sebagai riset pengembangan yang kekinian. Selain Magang, Ali juga menyampaikan tentang program Dampingan Kewirausahaan Mahasiswa dan soft loan bagi Mahasiswa.

Sementara, Dhomas Hatta Fudholi,  mengatakan “dengan adanya kunjungan seperti ini kita jadi terupdate dengan program-program dari mereka (Bank jateng-red) terutama magang dan bisa jalankan kerjasama, this is good”.

“Informatika memang tidak pernah lepas dari berbagai bidang, kalau misal dapat ada forum lebih detil lagi mungkin bisa lebih ke teknis, di dunia kerja sekarang apa yang dibutuhkan oleh bidang ekonomi terkait keinformatikaan” ujarnya.

Jerri Irgo

Merajut Kebersamaan, Merengkuh Kebahagiaan menjadi tema kegiatan Outbound FTI UII tahun 2018, dengan salah satu outputnya adalah dapat terjalin kebersamaan dan kekompakan dengan menikmati arung jeram di Sungai Elo yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah (12 Rabbiul Awal 1440 H / 20 November 2018).

Dosen dan Tendik FTI UII membaur di 24 perahu karet yang melintasi lima jeram sepanjang 12 kilometer menjadi istimewa, “bukan sekadar aliran air hampa yang tidak memiliki kehidupan. Bahkan, tiap meter mendayung memiliki aktivitas seru yang dapat memanjakan dahaga para wisatawan untuk bertualang” ungkap Novita Wulansari, Tendik Bagian Keuangan FTI UII salah satu peserta outbound

Secara terpisah, Eko Sukanto Ketua Pelaksana Outbound FTI UII tahun 2018 mengatakan “Hal ini sengaja diangkat, dengan penuh harapan, meski banyak perbedaan diantara civitas akademika FTI UII, tentu banyak juga persamaannya. Baik itu perbedaan maupun persamaan, melalui outbond ini perlu kita rajut, kita rawat yg sudah baik. Bila hal ini terwujud, maka merengkuh kebahagiaan bersama pasti tidak sulit”.

Banyak memang cerita dan pengalaman yang didapatkan sepanjang perjalanan, mengingat Sungai Elo membelah dua kecamatan, yaitu Muntilan dan Mungkid ini, membuat semua anggota pengarungan sadar, bahwa tidak dapat melakukannya sendiri.

Membentuk kebersamaan (team work) menjadi tujuan pertama dari outbound ini, jika rasa kebersamaan sudah tertanam di masing – masing individu maka akan ada rasa tanggung jawab, kepedulian, rasa setia kawan, saling membantu dan problem solving.

“Selain itu membentuk team building, adalah tujuan kedua dengan harapan dapat terwujud tim yang solid. “Semua Dosen dan Tendik FTI UII yang telah mengikuti kegiatan outbound untuk terus sadar dan mengetahui bahwa mereka adalah bagian dari tim keluarga besar FTI UII” ungkap Eko Sukanto di sela-sela istirahat di rest point kilometer 8 pengarungan.

“Model outbond, pelaksana menetapkan rafting, bukan bermaksud mengesampingkan model lain. Tetapi pengalaman sudah mengajarkan kepada kita, bahwa berbagai permainan sudah pernah dilakukan, agar tidak jenuh maka rafting menjadi alternatif pilihan. Kenapa rafting? Di dalam rafting banyak hal dilakukan dalam upaya mewujudkan tema yang sudah ditetapkan yaitu merajut kebersamaan, merengkuh kebahagiaan” pungkas Kepala Divisi Akademik FTI UII tersebut

Jerri Irgo

Shofwatunnida’ Septarini dan Pramudya Kusuma Wardhani, Mahasiswi Program Studi Teknik Kimia melakukan silaturahmi ke Mohamad Azmi Bustam, PhD, Assoc. Prof., CEng Director of CORIL (Centre of Research in Ionic Liquids) Universiti Teknologi Petronas (UTP) dan Dr Kiki Adi Kurnia, Department of Chemical Engineering di Universiti Teknologi Petronas (UTP) Malaysia adalah Diaspora yang juga Cendekiawan Kelas Dunia.

“Alhamdulillah, senang sekali saat mendapat kabar, kedua Mahasiswi angkatan 2014 tersebut menyelesaikan research attachment in Chemical Engineering UTP yang merupakan Proyek CO2 Capture dengan Ionic Liquids. Rasa bangga pun muncul pada keduanya dalam waktu 4 minggu dapat menuntaskan research fellow dari CORIL (Centre of Research in Ionic Liquids) Universiti Teknologi Petronas yang berkampus di Persiaran UTP, 32610 Seri Iskander, Perak, Malaysia” ungkap Dr. Arif Hidayat, Sekretaris Program Studi Teknik Kimia melalui pesan singkatnya (15 November 2018)

CORIL didirikan November 2009 sebagai hasil dari upaya kolaborasi antara Universiti Teknologi PETRONAS (UTP), PETRONAS Research Sdn. Bhd. (PRSB) dan Manajemen Penelitian Teknologi Kelompok PETRONAS (GTRM). Pusat ini didirikan dengan pendanaan awal dari Dana Penelitian Petroleum (PRF) yang disumbangkan melalui PETRONAS.

Salah satu tujuannya adalah mengembangkan potensi ionic liquids (cairan ionik) baru dan teknologi yang mungkin diperlukan untuk pengembangan mereka dalam berbagai aplikasi industri. Selain itu juga untuk mengembangkan kekayaan intelektual baru untuk tujuan meningkatkan citra UTP dan PETRONAS secara global.

CORIL bermitra dengan PETRONAS dalam menerapkan teknologi di industri minyak dan gas serta industri lainnya serta memberikan layanan kepada industri dalam bentuk pendidikan berkelanjutan dan saran / layanan teknis.

“Semoga di tahun mendatang, semakin banyak Mahasiswa Prodi Teknik Kimia FTI UII yang berkesempatan melakukan program Internasional seperti yang dilakukan Nida dan Ani” pungkas Arif Hidayat sembari sebut dua nama akrab mahasiswinya

Jerri Irgo

Yusuf Aziz Amrullah, S.T., M.Sc., Ph.D, Ketua Jurusan Teknik Elektro didampingi Setyawan Wahyu Pratomo., S.T., M.T. dan Husein Mubarok., S.T. M.Eng. Dosen Teknik Elektro FTI UII menerima kunjungan delegasi UBTECH adalah perusahaan robot teknologi Artificial Intelligence (kecerdasan buatan) dan Robot Humanoid global terkemuka, yang bermarkas di Xueyuan Road Nanshan District, Shenzhen City, 518055, P.R.China.

Deleasi UBTECH dipimpin Michael Chan – Director Story-i beranggotakan Chris Zhao – Business Development Manager Ubtech dan Ray Ong – Ubtech Jimu Master, Education Consultant, disambut langsung R.M. Sisdarmanto Adinandra., S.T., M.Sc., Ph.D, Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni di Ruang Sidang Dekanat FTI UII, Gedung KH Mas Mansur Kampus Terpadu UII (15 Safar 1440 H / 24 Oktober 2018)

Setyawan Wahyu Pratomo, seusai mendampingi Delegasi UBTECH dalam pesan singkatnya menyampailan “tujuan Deleasi UBTECH datang ke FTI UII adalah untuk selain melakukan sharing knowledge tentang perkembangan teknologi Artificial Intelligence (AI) dan Robot Humanoid juga membuka kesempatan dan peluang kerjasama penelitian di bidang AI dan Robot Humanoid dengan Laboratorium yg terkait di FTI UII”.

“Alhamdulillah, hasil diskusi, adanya rencana strategis dalam kerjasama penelitian dengan laboratorium yang terkait dengan bidang Artificial Intelligence dan Robot Humanoid di FTI, dengan langkah tindak lanjut, jika disetujui, akan ada penandatangan MoA/MoU dengan Pimpinan Fakultas. Pihak UBTECH menyatakan kesediannya untuk ikut serta didalam mendukung terselenggaranya kegiatan International Conference yang diselenggarakan oleh FTI UII” tuturnya

UBTECH memiliki pabrik di 5F, C Building, Huilongda Industrial Park, Shilongzai, Shiyan Town, Baoan District, Shenzhen ini berharap dengan Teknik Elektro dapat menjalin kerjasama penelitian bersama untuk pengembangan AI dan Robot Humanoid dalam bahasa Arabic dan Bahasa Indonesia, guna menciptakan varian penggunaan robot dalam lingkup yang lebih luas.

“Harapannya, kerjasama yang terjalin nantinya, kita beraharap dapat mengembangkan robot humanoid dengan kecerdasan buatan yang mampu membaca Al Qur’an dengan baik dan benar, agar tujuan kerjasama penelitian mampu memberikan keunikan lokal dan kekhasan sebagai Universitas Islam bagi UII” pungkas Setyawan.

Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D, Rektor Universitas Islam Indonesia (UII) mengatakan Indonesia perlu memperkuat politik gagasan berbasis big data memasuki tahun politik Pemilu Presiden 2019, dimana hanya menghadirkan dua kontestan. Hal tersebut dinilai rawan dengan politik aliran atau identitas, oleh karena itu, kita memerlukan politik gagasan berbasis big data atau data raya. Dengan meluncurkan Drone Emprit Academic (DEA).

Fathul Wahid menegaskan saat ini sudah terlihat adanya polarisasi yang semakin menguat, baik di kalangan masyarakat maupun warganet di media sosial. “Hanya saja, polarisasi itu dibangun di atas semangat politik kelompok atau identitas. Politik yang digunakan untuk kepentingan kelompok atau perjuangan identitas tidak akan menjanjikan perbaikan bagi masa depan Indonesia” tegasnya di Auditorium FTI UII Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Jl Kaliurang Km 14,4 Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta

“Kelompok yang menang pilpres akan terus dimusuhi oleh kelompok yang kalah. Padahal, kemenangan pilpres seharusnya menjadi kemenangan bagi Indonesia. Politik gagasan menjadi penting dikedepankan sejak dini” tuturnya

Sementara penggagas DEA Ismail Fahmi, Ph.D menjelaskan, warganet masuk dalam perangkap politik identitas karena tidak menggunakan data dengan baik dan maksimal. Pada media sosial, setiap warganet dapat saja terkait dan tersangkut oleh arus besar opini yang digulirkan.

“Opini tersebut sebenarnya belum tentu dimunculkan berdasarkan data. Dalam konteks ini, penggunaan data untuk membangun gagasan politik yang sehat menjadi jalan keluar,” ujar Dosen Program Studi Teknik Informatika, Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII tersebut

Menurut Ismail Fahmi, Ph.D, big data dapat menjadi sumber rujukan, pembanding atau pedoman bagi warganet untuk mengusung politik gagasan.“Suatu gagasan itu harus berbasis data. Menggunakan data dalam beropini atau beradu argumentasi akan mendorong muncul politik gagasan. DEA akan menyediakan data yang dibutuhkan oleh penggunanya untuk mengusung penguatan politik gagasan”

DEA siap memberikan data yang dibutuhkan terutama oleh kalangan akademisi, seperti Dosen, Peneliti, dan Mahasiswa turut mengambil peran dan berkontribusi dalam mengusung politik gagasan,” tutur Ismail Fahmi

Sebagai rangkaian Launching Drone Emprit Academic dilaksanakan Seminar Big Data dan Politik Gagasan yang menghadirkan sebagai narasumber Ismail Fahmi, Ph.D, Dr. Raden Bagus Fajriya Hakim, S.Si., M.Si., Dosen Prodi Statistik MIPA UII, Dr. Iswandi Syahputra dan Dr. Subhan Afifi.

Dalam paparannya Dosen Ilmu Komunikasi UIN Kalijaga Yogyakarta, Dr. Iswandi Syahputra memaparkan bahwa, dibentuknya DEA sekaligus dimaksudkan sebagai literasi politik secara gratis bagi khalayak. “Netizen sejak 2014 telah mengalami kekerasan politik dan terbelah menjadi dua kelompok akibat percakapan di media sosial. Dengan melimpahnya informasi yang tak terkendali ternyata mengancam keutuhan bangsa. Untuk itu kehadiran DEA diharapkan mampu menjadi alternatif jalan keluar. “Kepada netizen pun diharapkan untuk tidak mudah masuk ke dalam arus hoax,” katanya.

Sedangkan Ketua prodi Ilmu Komunikasi UPN Veteran Yogyakarta, Subhan Afifi mengatakan, beberapa dosen merasa galau melihat keriuhan di media sosial yang tak tentu arah. Begitu keras polarisasi masyarakat akibat percakapan di media sosial. “Karenanya, kami merasa harus melakukan sesuatu” pungkasnya

Jerri Irgo

Research in Biomedical Engineering Research using several Biosignals menjadi topik yang dipaparkan Tomohiko Igasaki, Ph.D, Kumamoto University, Kumadai • Department of Human and Environmental Informatics di studium general bagi Mahasiswa Program Studi (Prodi) Teknik Eletro Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII).

Kegiatan dibuka oleh Ketua Prodi Teknik Eletro, Program Sarjana, Yusuf Aziz Amrulloh, S.T., M.Eng., Ph.D. didampingi Alvin Sahroni., S.T., M.Eng., Ph.D dan Almira Budiyanto., S.Si.m M.Eng. Dosen Prodi Teknik Eletro, Program Sarjana FTI UII, bertempat di Auditorium FTI UII, Lantai 3 Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII Yogyakarta (07 September 2018),

Tomohiko Igasaki, Ph.D, memiliki riset bagaimana menggunakan signal biologis tubuh dalam sehari-hari, misal mengantuk saat mengendari kendaraan.
Dalam riset tersebut, membuat sistem berdasarkan bagaimana signal biologis itu sendiri bekerja. Signal tubuh merupakan refleksi signal tubuh kita sehingga perlu sistem yang dirancang aman dan nyaman

Tomohiko Igasaki, Ph.D, menggunakan Teknik Biomedis atau Biomedical Engineering (BME) yaitu suatu bidang keilmuan yang menerapkan berbagai metode rekayasa, sains, dan teknologi dalam menyelesaikan persoalan kedokteran dan meningkatkan taraf kesehatan masyarakat.

Sistem Biomedis memberikan dukungan bagi para profesional medis dalam melakukan prosedur medis termasuk pengumpulan data, analisis, diagnosis, dan terapi. Untuk mengembangkan bidang lintas disiplin ini, diperlukan ilmu dan teknik dasar, termasuk dasar elektronika dan lanjutan, komputer, anatomi dan fisiologi, fisika biomedika, transduser biomedis dan instrumentasi, serta desain sistem biomedis.

Jerri Irgo

Program Studi Teknik Informatika, Program Magister Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) bekerjasama dengan Program Studi (Prodi) Statistik Fakultas Matematika Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UII membuka baru yaitu Konsentrasi Sains Data. Konsentrasi yang dimulai tahun ajaran baru 2018/2019 ini dimaksudkan untuk mencetak Data Scientist yang berkompeten dalam mengolah big data.

Demikian diungkapkan Izzati Muhimmah, S.T., M.Sc., Ph.D, Ketua Program Studi Teknik Informatika, Program Magister FTI UII, saat release di ruang PPs 1, Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta (30 Agustus 2018).

Baca Juga : Kurikulum Sains Data

Pembukaan Sains Data ini dimaksudkan untuk memenuhi permintaan akan Data Scientist yang semakin banyak. Sebelumnya Program Magister Teknik Informatika FTI UII ini telah memiliki tiga konsentrasi yaitu Informatika Medis, Forensika Digital, dan Sistem Informasi Enterprise.

“PT Media Kernels Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang Big Data, dilibatkan sebagai mitra kerja untuk penyusunan kurikulum konsentrasi ini, tujuannya untuk memastikan kompetensi lulusan Konsentrasi Sains Data ini benar-benar sesuai dengan kebutuhan industri,” jelas Izzati Muhimmah

Sangat beralasan, karena di Indonesia, terjadi peningkatan tajam terhadap permintaan Data Scientist. “PT. Telkom, Indosat, Tokopedia, Traveloka, Grab, dan Go-Jek, untuk sekedar menyebut beberapa nama perusahaan, semua telah memanfaatkan sains data untuk mengembangkan bisnisnya. Namun sayang, pasokan profesional big data masih sangat kurang, baik melalui pendidikan formal maupun informal,” jelasnya mengutip release Ketua Program Pascasarjana FTI UII, Dr. R. Teduh Dirgahayu (4 Juni 2018)

Pendaftaran (Syarat & Proses Pendaftaran) sampai dengan Senin 3 September 2018, jam kerja, dapat langsung ke Admisi di Program Studi Teknik Informatika, Program Magister FTI UII, Gedung Mas Mansur, Kampus Terpadu UII Yogyakarta – atau hubungi 081.39246.9391

Jerri Irgo