Ustadz Adi Abdillah di FTI UII

Bulan Ramadhan telah berlalu, sebagai tradisi, kegiatan Halal bihalal dapat dipahami menukar yang halal (kebaikan) dengan yang halal juga (kebaikan) yang diwujudkan dengan kesungguhan saling bermaaf-maafan.

Ustad Adi Abdillah S.IP., Sp.C, mengatakan “Bulan Ramadhan adalah bagian dari konsep hablum minallah yang dimaknai dengan meningkatkan takwa kepada Allah SWT. Implementasinya, menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya demi mendapatkan petunjuk dan hidayah dari Allah SWT.”

“Sedangkan Bulan Syawal dapat dimaknai sebagai hablum minannas yang merupakan bentuk hubungan antar sesama manusia untuk dapat berbuat lebih baik,” tutur Ustad Adi Abdillah, saat menjadi narasumber Kajian Syawalan Keluarga Besar Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII).

Kajian Syawalan dibuka oleh Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo., MT., IPU., ASEAN.Eng, Dekan FTI UII dan  dihadiri seluruh Dosen, Tenaga Kependidikan, Lembaga Mahasiswa, Tenaga Kebersihan, Satpam, Dosen Purnatugas serta Tenaga Kependidikan Purnatugas. Kegiatan dilaksanakan di Auditorium FTI UII, Lantai 3 Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, pada hari Rabu, 3 Mei 2023.

Di Bulan Syawal ini, Ustadz Adi Abdillah menjelaskan bahwa “keutamaan mendoakan sesama Muslim secara diam-diam, tanpa sepengetahuan orang yang didoakan memiliki sejumlah keutamaan. Salah satunya mendapatkan doa dari malaikat. Doa yang dipanjatkan secara diam-diam adalah doa yang mustajab,” jelasnya.

Doa seorang muslim yang diperuntukkan kepada saudara (seiman)-nya dengan tidak memperlihatkannya adalah mustajabah, di atas kepadanya ada malaikat yang bertugas setiap kali dia mendoakan kebaikan untuk saudara (seiman)-nya, maka malaikat tersebut mengatakan, semoga dikabulkan dan bagimu seperti apa yang diucapkan.

Ustadz Adi Abdillah juga menjelaskan di bulan Syawal ini juga adalah waktu untuk memperbaiki hubungan dengan orangtua. “Salah satunya dengan mendoakan, Rabbighfir li, wa li walidayya, warham huma kama rabbayani shaghira. Artinya: Tuhanku, ampunilah dosaku dan (dosa) kedua orang tuaku. Sayangilah keduanya sebagaimana keduanya menyayangiku di waktu aku kecil,” tutur Ustadz Adi Abdillah.

Ustadz Adi Abdillah kembali mengatakan “Sebuah kisah mengajarkan kepada kita bahwa seorang hamba hanya akan diterima amal ibadahnya, bila ia sudah mampu mengejawantahkan rasa kasih dan sayangnya kepada semua makhluk.

Dalam penggalan kisah, Imam Al-Ghazali dan Lalat yang menyebabkannya masuk surga. Dimana saat Imam al-Ghazali membiarkan lalat hinggap di tinta penanya saat menulis. ”Aku tidak menerima deretan amal bajikmu itu. Aku hanya mau menerima satu amalmu, yakni ketika kamu sedang menulis, seekor lalat masuk ke dalam tinta penamu untuk minum darinya. Lalu, kamu tinggalkan aktivitas menulismu itu sampai lalat itu mereguk puas tinta penamu,” mengutip firman Allah SWT.

“Demikianlah penggalan kisah, mengutip Muhammad Nawawi ibn Umar al-Jawi dalam kitabnya, Nashaih al-‘Ibad.  Semoga di hari yang mulia ini kita semua meraih kemenangan yang hakiki, Aamiin,” pungkasnya

Jerri

Rekaman Live Streaming Syawalan Keluarga Besar FTI 1444 H