Meraih Kemuliaan Dengan Al-Qur’an
Malam diturunkannya Al Quran merupakan sebaik-baiknya malam (lailatul Qadar). Nabi Muhammad SAW yang mendapatkan wahyu Al Quran merupakan Nabi dan Rasul yang termulia. “Dan sebaik-baik generasi adalah generasi ketika Al Quran turun dan sebaik-baik manusia yang memperlajari dan mengajarkan Al Quran, jadi kita harus menjadi sukses dengan tak lupa membangun generasi,” kata Ridwan Hamidi, Ls, M.Pi, MA.
Ketua Majelis Intelektual Ulama Muda Indonesia (MIUMI) Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan hal tersebut menjadi narasumber Kajian Nuzulul Qur’an dengan Tema Meraih Kemuliaan dengan Al-Qur’an yang diselenggerakan Fakultas Teknoogi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta.
Kajian dibuka oleh Dr. Arif Hidayat, S.T., M.T., Wakil Dekan bidang Keagamaan, Kemahasiswaan dan Alumni (KKA), yang juga sebagai Plt. Wakil Dekan bidang Sumber Daya. Kajian dihadiri Dosen, Tenaga Kependidikan, Tenaga Kebersihan dan Pengurus Koperasi FTI UII, bertempat Auditorium FTI UII Lantai 3 Gedung Mas Mansur Kampus Terpadu UII Yogyakarta, pada Kamis 13 April 2023
Ridwan, menegaskan “dalam mempelajari ilmu Al-Quran tak hanya sampai pada tahap belajar membacanya, tapi juga membentuk generasi rabbani dan masyarakat terbaik. Pada gilirannya tujuan terciptanya peradaban mulia bukan hal yang mustahil. Sukses berilmu, juga harus sukses membangun peradaban.”
Perlu kita ketahui 7T kewajiban penuntut ilmu terhadap al Quran. Pertama adalah Tahsin. “Tahsin dapat dimaknai memperbaiki bacaan sesuai kaidah tajwid
T yang berikutnya adalah Tilawah. Tilawah artinya mewiridkan atau melafalkan bacaan alquran tiap hari. Orang berilmu tidak hanya belajar membaca atau memperbaiki bacaan, melainkan juga menghiasi harinya tanpa sedikitpun terlewat dari mendaras Quran.
Lalu T yang ketiga adalah Tahfidz atau menghafal quran. Tak hanya menghafal tapi juga kewajiban berikutnya adalah Tafsir dan Tadabbur. Tafsir berarti mrmahami quran dan tadabbur berarti merenungi dan mengambil pelajaran dari Qur’an.
Masih ada dua T berikutnya yaitu Tathbiiq dan ta’lim. Jika Tathbiiq bermakna mempratekkan dalam kehidupan sehari-hari, maka ta’lim berarti mengajarkan orang lain.
“Maka rangkaian kewajiban 7T ini bila diamalkan akan memudahkan penuntut ilmu meraih kesuksesan dan membangun peradaban dan generasi madani,” pungkasnya
Untuk rekaman acara Pengajian Nuzulul Qur’an FTI 1444 H bisa dilihat pada tautan berikut: s.id/nuzulquran1444H.
Jerri Irgo