Fathul, Just Another Humble Person

“Alhamdulillah, I stand with Fathul Wahid. Semoga kesehatan, keselamatan dan rahmat Allah SWT senantiasa tercurah bagi beliau dan keluarga. Aamiin Ya Rabbal’alamin” rasa syukur Pangesti Rahman, SE. Kepala Divisi Administrasi Umum FTI UII, yang diungkapkannya melalui pesan singkatnya (8 Rajab 1439 H / 26 Maret 2018) sesaat Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D ditetapkan sebagai Rektor UII periode 2018-2022 oleh Yayasan badan Wakaf UII.

Pangesti Rahman pun langsung menuliskan profil seorang Fathul Wahid, Rektor termuda dalam sejarah UII sebagaimana pengalamannya selama menjadi Tendik FTI UII.

Baca : Fathul Wahid, Terpilih Rektor Uii 2018-2022

Pertama kali mengetahui pak Fathul tahun 2003, saat itu beliau sedang akan mengajar dan asyik berkutat  di depan mesin fotokopi di ruang perbekalan gedung KH. Wahid Hasyim, Kampus Terpadu UII, dengan sabar dan telaten beliau menyiapkan sendiri materi untuk bahan mengajarnya.

Anehnya, disaat sedang buru-buru tersebut, beliau malah  mengijinkan staf akar rumput seperti saya untuk sekedar menyela menggunakan mesin tersebut padahal jelas beliau sedang diburu waktu. Saat itu, saya mbatin,  tidak banyak dosen seperti beliau yang mau mengerjakan sendiri pekerjaan yang memang menjadi tugasnya.

Ternyata, 3 tahun setelah itu tepatnya  akhir 2006, alhamdulillah diberi kepercayaan untuk menjadi staf dekanat dimana saat itu beliau menjabat sebagai Dekan FTI, banyak pelajaran berharga yang didapat, keramahannya dengan segenap sivitas layak ditiru, bagaimana cara beliau menjamu tamu, menerima tamu hingga melayani tamu, benar-benar menjadi contoh bagi semua.

Baca Juga : Calon Pemimpin Kampus

Menurut Pangesti Rahman, walau sebagai Dekan, “Pak Fathul tidak mau dilayani seperti pimpinan pada umumnya, beliau terbiasa mengerjakan segala sesuatunya sendiri, well organized dan disiplin tinggi. saat jam kerja mulai jam 8.00 WIB, beliau sudah di kantor jam 7.30 dan pulang hingga lebih dari jam 16.00 WIB, kalaupun pulang awal hanya karena beliau harus menjemput ananda karena saat itu ditinggal bu Nurul sedang studi S3. Semangat dan humble-nya istimewaaaa.. dari tukang parkir, tukang sapu hingga pejabat disalami oleh beliau saat bertemu”.

“Kadang malu sendiri, cuman pegawai macam saya kok sombongnya melebihi Dekan.. Prinsip yang beliau tanamkan adalah Servant Leadership, bahwa pemimpin itu merupakan kepala pelayan, bukan malah minta dilayani” tuturnya

Pemimpin harus bisa memberi contoh pada bawahannya, mampu menyerap aspirasi semua pihak untuk pemecahan masalah dibandingkan menggunakan ego pribadi. Banyak peraturan-peraturan yang ditanamkan beliau saat menjabat Dekan demi untuk meingkatkan disiplin Tendik, tapi disisi lain beliau juga memberikan reward dan penghargaan bagi Tendik yang memiliki kedisiplinan tinggi.

Personaliti beliau sama seperti slogan beliau di web blognya Just Another Humble Person, pak Fathul memang istimewa, didukung oleh istri yang luar biasa, kecintaan terhadap UII melebihi siapapun, hafal betul sejarah UII dan mampu mengambil nilai-nilai yang ditanamkan oleh  para pendiri UII,  yang saya yakini nilai-nilai dari para pendiri UII tersebut menjadi tauladan bagi beliau untuk mendedikasikan dirinya bagi kemajuan dan kebaikan universitas kebanggaan. beliau memang layak memimpin UII.

InsyaAllah pak Fathul amanah dan dapat membawa kebaikan bagi universitas yang kita cintai untuk benar-benar menjadikan UII menjadi rahmat bagi sekalian alam” pungkas Pangesti Rahman

Jerri Irgo