Fathul Wahid, Terpilih Rektor UII 2018-2022
Alhamdulillah, Yayasan Badan Wakaf Universitas Islam Indonesia (UII) akhirnya memilih dan menetapkan Fathul Wahid, S.T., M.Sc., Ph.D sebagai Rektor UII periode 2018-2022 berdasarkan Ketetapan Panitia Pemilihan Rektor No 08/SK-PP/III/2018 tentang Penetapan Rektor Terpilih UII periode 2018-2022.
Izzati Muhimmah, ST., M.Sc, Ph.D, Anggota Panitia Pemilihan Rektor dan Wakil Rektor UII, representatif dari FTI UII, ungkapkan hal tesebut melalui pesan singkatnya (8 Rajab 1439 H / 26 Maret 2018)
Baca : Fathul, UII Siap Hadapi Digitalisasi Universitas
Dosen Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (PPs FTI UII) yang lahir di Jepara, 26 Januari 1974, tercatat menjadi Rektor termuda dalam sejarah UII,
Pernah menulis di blognya Fathul Wahid – Just another humble person (19 December 2009) tentang Calon Pemimpin Kampus. “Suatu ketika saya sedang ngobrol dengan beberapa kawan dan saya ditanya seorang kawan, “Siapa yang pantas jadi rektor?”. Waduh. Jawaban saya kadang asal, kadang agak serius” tulis Pakar Teknologi Informasi tersebut
Baca Juga : Calon Pemimpin Kampus
Pemimpin kampus harus tahu mau kemana akan membawa kampus ke depan, ngerti arep ngopo, visioner. Dia harus orang yang intellectually capable. Kata seorang kawan, harus pinter. Tanpa ini kok rasanya sulit untuk memenangkan persaingan ke depan.
Selain itu, pemimpin kampus harus orang yang suka bekerja keras, gelem kerjo. Seorang kawan menyebutnya harus kober. Diperlukan pimpinan yang dapat memberi contoh tentang arti kerja keras. Pimpinan tidak selayaknya hanya tunjuk sana sini, tanpa bisa memberikan contoh. Kalau perlu datang sebelum yang lain datang, dan pulang paling akhir. Rekam jejak selama ini bisa dijadikan acuan.
Baca Juga : Fathul, Raih Suara Calon Rektor Tertinggi
Pemimpin kampus juga harus socially acceptable, diterimo konco-konco. Kawan saya menyebutnya pener. Dalam konteks yang loosely coupled seperti universitas, pemimpin harus menjadi perekat dan bisa masuk ke semua kalangan. Kehadiran dia menyejukkan. Kehadirannya menjadikan suasana menjadi lebih semarak dan berwarna. Karenanya, pemimpin seperti ini biasanya lebih terbuka terhadap kritik dan saran.
Yang terakhir, pemimpin kampus harus punyak jaringan yang baik, duwe bolo. Betul, jaringan bisa dibuat sewaktu menjadi pemimpin, tetapi untuk percepatan yang baik, harus tidak dimulai dari nol. Tune-in diperlukan beberapa saat, tetapi setelah itu, harus menjadi pemain yang diperhitungkan.
Mau ditambah? Ini jawaban “asal” saya ketika ditanya senior saya yang ahli agama. Kalau rektor sholat subuhnya ke masjid pasti tambah sip! Orang yang selalu sholat subuh ke masjid pastilah orang yang rajin, suka bekerja keras, menghindari kesenangan pribadi, dan jiwa sosialnya tinggi.
Selamat ya pak Fathul Wahid.
Semoga Allah meridhoi UII, Aamiinn
Jerri Irgo
Trackbacks & Pingbacks
[…] Baca : Fathul Wahid, Terpilih Rektor Uii 2018-2022 […]
Comments are closed.