FTI UII Gelar Simulasi Tanggap Darurat Kebakaran, Wujudkan Kampus Aman dan Berkelanjutan

Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII) melaksanakan kegiatan simulasi tanggap darurat kebakaran di Gedung K.H. Mas Mansur, Jumat (17/10). Kegiatan ini merupakan bagian dari program Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan (K3L) yang dikelola oleh tim K3L FTI UII di bawah arahan Dekan FTI, Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T., IPU, ASEAN.Eng. Dering alarm kebakaran yang menggema pada pukul 10.00 WIB di seantero gedung kampus menandai dimulainya simulasi tersebut. Civitas FTI UII pun nampak bergegas menuju titik evakuasi dengan arahan petugas K3L. Selanjutnya para petugas K3L memeriksa kehadiran civitas akademika berdasarkan unit masing-masing untuk memastikan jika semua telah berhasil menyelamatkan diri.

Sebelum simulasi dimulai, acara dibuka oleh Wakil Dekan Bidang Keagamaan, Kemahasiswaan, dan Alumni FTI UII, Dr. Arif Hidayat., S.T., M.T., yang menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh civitas akademika terhadap potensi keadaan darurat di lingkungan kampus.

Ketua K3L FTI UII, Ratih Dianingtyas Kurnia, S.T., Ph.D., menjelaskan bahwa kegiatan ini telah dipersiapkan jauh hari melalui berbagai tahapan, mulai dari briefing tim, pembagian peran, hingga pelatihan prosedur evakuasi yang benar. “Seluruh dosen, tenaga kependidikan, staf, dan mahasiswa dilibatkan aktif serta dihimbau untuk mengikuti prosedur dengan tertib. Alhamdulillah, seluruh civitas akademika berpartisipasi dengan baik,” ungkapnya.

Ratih menambahkan, penerapan K3L di lingkungan kampus bukan hanya soal prosedur, tetapi juga bentuk komitmen institusi untuk menjaga keselamatan, kesehatan, dan kelestarian lingkungan. “K3L adalah upaya membangun budaya kerja yang aman dan bertanggung jawab. Dengan begitu, kualitas pembelajaran dan produktivitas warga kampus pun meningkat,” ujarnya.

Dalam jangka pendek, unit K3L FTI UII berfokus pada peningkatan pemahaman dasar mengenai keselamatan, seperti penggunaan alat pemadam api ringan (APAR) dan tata cara evakuasi. Adapun target jangka panjangnya adalah membangun sistem manajemen dan budaya K3L yang berkelanjutan di seluruh aktivitas fakultas.

Lebih lanjut, Ratih menegaskan bahwa pembudayaan K3L dilakukan secara konsisten melalui sosialisasi, pelatihan, dan integrasi dalam kegiatan akademik maupun kemahasiswaan. “K3L bukan sekadar kewajiban administratif, melainkan tanggung jawab moral seluruh civitas akademika untuk menciptakan kampus yang aman, sehat, dan berkelanjutan,” tuturnya. (Erry)