Liya Mustafa: Jangan Tinggalkan Keindahan Batik Klasik
Bermimpi pada suatu waktu
Ketika suatu hari berujung pada kesetiaan cintanya
Menorehkan gores demi gores malam di dalam canting
Mengulir, melatar, hingga berayun dalam polesan warna
Dan itu tidak tahu akan sampai kapan.
Puisi indah ini mengalun syahdu di dalam ruangan Auditorium Fakuktas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (FTI UII). Puisi ini dikarang dan dilantunkan langsung oleh desainer kenamaan Yogyakarta menjadi Ketua Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI), Lia Mustafa mengakiri paparan dalam sebuah dialog tentang batik prospek dan probematikanya di masa kini. Dialog ini diprakarsai oleh Pusat Studi Disain Busana dan Batik dan dapat diselenggarakan dengan baik atas kerjasama jurusan Teknik Kimia FTI UII dan berbagai pihak yang mendukung pada Sabtu (23/11/2013).
Menurut Lia dengan banyaknya even terkait dengan fashion di berbagai tempat, ini merupakan hal yang sangat positif bagi bagi para perancang untuk menampilkan berbagai kreasi kreatifnya dengan bahan utama batik di berbagai ajang fashion. Kalau para pembicara sebelumnya yang menyampaikan banyak hal tentang tata aturan dalam berbatik, tidak demikian menurut Lia. Menurutnya, bisa dibilang batik dalam sebuah peradaban masa kini, menuju kepada sesuatu yang lebih modern dan kontemporer. Yang sangat penting untuk tetap dijaga bagaimana batik yang dibilang modern itu tidak meninggalkan sejarah dan keindahan batik klasik. “Nah yang menjadi tugas kita bersama adalah bagaimana membuat batik yang modern dan kontemporer tanpa meninggalkan sejarah dan keindahan batik klasik itu sendiri dengan pengolahan ragam fashion menuju sebuah peradaban trend fashion yang lebih berkarakter, nyaman dan fashionable”, ungkapnya.
Berita Terkait:
Rumusan Dialog Nasional Batik 2013
Waspada Batik Tulis Palsu Banyak Beredar
Lomba Membatik dan Dialog Nasional Prospek & Probematika Batik
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!