Perspektif SIE, Optimalkan Wisatawan ke Borobudur
Tidak hanya berkunjung ke Borobudur, akan tetapi juga melakukan sebuah small research, dalam perspektif Sistem Informasi Enterprise (SIE), hal ini dilakukan Hajra Rasmitha Mahasiswa Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia (MI PPs FTI UII), yang mengambil konsentrasi SIE.
Alasannya sederhana, “bagaimana mengoptimalkan UMKM Lokal dan juga memberikan rasa nyaman bagi pengunjung. Sebagaimana kita ketahui, pada saat tiba masa liburan, sebagian besar wisatawan yang menuju Jawa Tengah, tidak akan pernah melewatkan untuk berkunjung ke Candi Borobudur” ungkap Rasmitha.
Candi yang terletak di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah ini selain meninggalkan jejak sejarah juga kemegahan dan keindahannya mengantarkan Borobudur dicatat sebagai salah satu warisan budaya dunia oleh UNESCO pada tahun 1991.
“Berdasarkan data jumlah wiasatawan, Kepala Unit PT Taman Wisata Candi Borobudur, Bambang Irianto mengatakan, khususnya para pemudik Lebaran 2013 dan juga wisatawan mancanegara. Jumlah pengunjung Candi Borobudur tercatat 23.490 orang yang terdiri atas wisatawan nusantara 22.507 orang dan wisatawan mancanegara 983 orang. Dengan tiket masuk Candi Borobudur untuk wisatawan nusantara Rp 30.000 (dewasa), Rp 12.500 (anak-anak), sedangkan wisatawan mancanegara Rp 190.000 (dewasa) dan Rp 95.000 (anak-anak). Sangat fantastis bukan, berapa omsetnya?” Jelas Rasmitha
Metode yang digunakan Rasmitha, dalam melakukan sebuah small research ini adalah metode Rapid Rural Appraisal (RRA)
Berdasarkan hasil mapping small research-nya, Rasmitha terdapat beberapa point yang dapat dikembangkan, diantaranya “akan lebih baik apabila adanya e-ticketing dan sistem id-card, sehingga petugas dapat mendekteksi jumlah pengunjung yang datang setiap hari, serta siapa saja pengnjung yang masih berada di dalam lokasi wisata. Hal ini mempermudah kunjungan wisata dalam jumlah yang banyak, jika mereka mencari anggota wisata yang belum berkumpul”.
“Ada baiknya perlu dikembangkan IT-Centre, dimana pengunjung dapat menikmati keindahan budaya dengan adanya dukungan aplikasi dari IT” ujar Rasmitha
Selanjutnya, Rasmitha menambahkan “Pengembangan potensi budaya lokal, saat penyambutan wisatawan akan lebih menarik lagi dengan dipentaskannya khas budaya Jawa serta memperbanyak event budaya-budaya di borobudur. Tentu saja, harapannya, akan memberikan peluang meningkatkan potensi bagi UMKM lokal. Apalagi kalau Petugas atau para penerima tamu, menggunakan pakaian adat tradisional yaa seperti di bali, mereka memakai baju adat bali, pasti lebih keren”
“Optimalisasi potensi UMKM Lokal juga dalam bentuk penataan kantin atau warung lebih bersih agar wisatawan dapat menikmati makanan dengan nyaman. Serta sarana ibadah /Mushola, yang masih minim dari aspek kebersihannya maupun fasilitasnya. Semoga bermanfaat untuk mengoptimalkan kunjungan wisatawan ke Borobudur” pungkasnya
Jerri Irgo
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!