Anda Jangan Terlalu Cinta Dengan FTI
“Dibalik banyaknya orang yang kesulitan biaya kuliah, Anda adalah termasuk yang dipilih mendapatkan kesempatan kuliah di FTI UII. Anda memperoleh beasiswa dari BPKLN dari negera yang jelas dari pajak, barangkali dari bapak-bapak petani para sopir dan lain-lain. Untuk itu peluang ini jangan disia-siakan. Dan yang jelas Anda jangan terlalu cinta dengan FTI yang maksudnya segeralah lulus dan beri kesempatan adik-adik yang lain untuk memperoleh beasiswa yang sama”. Rangkaian kalimat tersebut disampaikan Wakil Dekan FTI, Wahyudi Budi Pramono, ST, M.Eng sebagai moderator mengawali acara sarasehan antara mahasiswa penerima beasiswa unggulan (BU) dengan perwakilan penyandang dana.
Meskipun awalnya malu-malu, akhirnya bermunculan berbagai pertanyaan, harapan dan uneg-uneg lainnya dari para mahasiswa, baik itu kepada BPKLN yang dalam hal ini diwakili Musa Yosep, S.Ip, M.Ak. Farida misalnya mahasiswi dari program studi (Prodi) Teknik Kimia menanyakan kenapa waktru mendaftakan melalui online kok sulit dan sampai lama tidak ada tanggapan. Pernyataan tersebut memancing pertanyaan lain dari mahasiswa “Boleh tidak penerima BU menerima beasiswa selain BU untuk biaya hidup, dan juga berbagai pertanyaan lainnya.
Dari pertanyaan terakhir ini, Yosep menjawab bahwa mahasiswa penerima BU boleh menerima beasiswa lain, asal sumbernya tidak dari BUMN atau pemerintah. “Berarti Anda bisa mencari dari pihak swasta”, tekannya. Lebih lanjut Yosep memaparkan macam-macam beasiswa dari pemerintah, “Ada bidik misi, besiswa unggulan, siswa miskin”. “Beasiswa unggulan juga menjalin bermacam-macam kerjasama dengan berbagai instansi pemerintah maupun swasta seperti dengan bank atau lainnya”. “Dengan pemerintah daerah (Pemda) ada BU Kriwil, kami mencari anak berprestasi yang rambutnya keriting”, jelas Yosep.
Sebagaimana dipaparkan Yosep, bahwa “Saat ini BPKLN setiap tahun mengelola dana 110 Milliyar, belum 1 Trilliyun, BLT saja 6 Trilliyun”. “Mereka yang akan memperoleh beasiswa adalah yang benar-benar berprestasi”, papar Yosep. “Kalau calon penerima BU mendaftar melalui website memang datanya sangat banyak, bahkan menurutnya saat ini lebih dari 10 ribu bundel data mengantri untuk dikoreksi. Kalau ingin cepat ya mendekati perguruan tinggi yang sudah menjalin kerjasama dengan bpkln seperti FTI UII ini”, Yosep memberi contoh. Sebagaimana yang sudah berjalan selama ini, FTI UII menyeleksi sendiri data calon penerima beasiswa kemudian diusulkan kepada BPKLN, dan akan disetujui sesuai kuota yang disiapkan.
Lebih lanjut masih menurut Yosep, banyak cara-cara jitu bagaimana agar adik-adik kita nanti dapat memperoleh BU. Syaratnya adalah benar-benar memiliki prestasi misalnya memiliki kejuaraan tertentu di tingkat nasional, misalnya hafal al-quran 30 juz, lulusan terbaik di tingkat propinsi. “ini sulit atau kalau ada orang ini, tersembunyi di pinggiran desa”, ujarnya. “Kami punya program dan dana, sementara mencari siswa yang berprestasi ini yang sulit. Jadi tolong bantu kami untuk ditunjukkan kepada kami”, imbuhnya.
Leave a Reply
Want to join the discussion?Feel free to contribute!