Retno, Bagi Tips Raih IPK Tertinggi 4.0
Retno Dyah Purwaningrum, Mahasiswi Program Studi Teknik Industri, Program Sarjana Fakultas Teknologi Industri (FTI) Universitas Islam Indonesia (UII) mendapat apresiasi atas raihan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) Tertinggi yaitu 4.0.
Apresiasi ini juga diberikan Prof. Dr. Ir. Hari Purnomo, M.T, Dekan FTI UII kepada 4 Mahasiswa FTI UII Angkatan 2018 lainnya yang dari Program Studi Teknik Kimia, Teknik Informatika, Teknik Elektro dan Teknik Mesin. Sebagai rangkaian kegiatan Temu Orangtua/Wali Mahasiswa FTI UII Angkatan 2018 (Sabtu, 23 Februari 2019) bertempat di Auditorium Prof. KH. Abdul Kahar Mudzakir, Kampus Terpadu UII, Yogyakarta.
Prof. Hari Purnomo berharap “Semoga penghargaan ini dapat menginspirasi kita semua, untuk meneruskan semangat khususnya bagi Mahasiswa FTI UII lainnya”. IPK tinggi sebenarnya bukan hanya soal meraih nilai tinggi saja, tapi bagaimana selalu mempertahankan IPK yang sudah bagus sehingga nilanya dapat stabil sampai lulus.
Seusai menerima apresiasi, puteri pasangan Agus Djuari dan Yulia Mulyawati, yang berasal dari Sepinggan, Balikpapan Selatan, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur ini pun berbagi tips dan triks untuk dapat meraih IPK Tertinggi.
“Saya mempunyai manajemen waktu saya sendiri, membagi waktu untuk belajar dan juga aktif di kegiatan lain. Yang penting bagi saya ialah ada kemauan dan kerja keras. Serta jangan pernah malas, terutama untuk urusan menuntut ilmu” ujar Retno.
Selain itu Retno mengatakan “Dukungan dari orang tua, meliputi materi dan juga non materi. Tetapi sebenarnya, Orang tua saya tidak pernah menuntut banyak, senyamannya saya saja. Tentunya itu semua tak luput dari doa orang tua saya dan juga teman teman. Teman teman juga membantu saya dalam belajar, seperti berdiskusi dan belajar kelompok”.
Retno berharap untuk “Program Studi adalah dapat membangun kerjasama, saling memberikan manfaat, dan terus meningkatkan tenaga pengajar akademisi sehingga dapat menghasilkan mahasiswa yg berkualitas dan mampu bersaing di kancah nasional maupun internasional” pungkasnya.
Jerri Irgo