Pemanfaatan Teknologi Informasi dalam Membantu Pelayanan Kesehatan Masyarakat

Sebagai upaya untuk mendorong percepatan penerapan TIK di bidang kesehatan, Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta (MI PPs FTI UII), Pusat Studi Informatika Medis (PSIMed) Prodi Teknik Informatika FTI UII bekerjasama dengan Pemerinmtah Desa Tirtoadi Kecamatan Mlati Kabupaten Sleman Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta memandang perlu mendukung dua strategi dari tiga strategi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, yaitu penguatan kebijakan dan perencanaan terkait penerapan TIK; pengintegrasian sistem-sistem informasi yang ada; dan penguatan sumber daya manusia atau SDM, khususnya tenaga pengelola sistem informasi kesehatan” ujar Dr Sri Kusumadewi, S.Si., M.T, Direktur PPs FTI UII, di Balai Desa Tirtoadi (17/12/2013), saat membuka diskusi dalam rangka menjaring permasalahan pelayanan kesehatan yang dapat dibantu dengan Informasi Teknologi (IT).

 

“Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) mengalami perkembangan yang pesat dan dimanfaatkan di semua sisi kehidupan, termasuk di bidang kesehatan. Penerapan TIK di bidang kesehatan yang dikenal dengan e-Health merupakan suatu tuntutan organisasi, tidak saja di sektor pemerintah, tetapi juga di sektor swasta, yaitu dalam melaksanakan pelayanan agar lebih berkualitas dan efisien. Bila penerapan TIK di bidang kesehatan berhasil mencapai sasaran, maka pencapaian Millennium Development Goals (MDGs) dan peningkatan derajat kesehatan masyarakat dapat dipercepat” ujar Dr Sri Kusumadewi.

 

Penerapan TIK di bidang kesehatan dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu penerapan TIK untuk manajemen kesehatan dan penerapan TIK untuk pelayanan kesehatan. Sedangkan untuk pemanfaatan TIK yang menyatu dengan manajemen kesehatan dilakukan melalui sistem pelaporan terpadu, sehingga pengambilan keputusan dan alokasi sumber daya kesehatan akan lebih tepat. TIK dapat digunakan juga untuk membantu pelaksanaan surveilans epidemiologi penyakit atau pengamatan kejadian penyakit dari hari ke hari, sehingga kejadian luar biasa penyakit dapat secara cepat diantisipasi. Dengan TIK, maka peningkatan gizi buruk, peningkatan kejadian malaria, diare, demam berdarah, dapat terdeteksi lebih dini melalui perangkat TIK yang bergerak (m-Health).

 

Pemanfaatan TIK untuk pelayanan kesehatan perorangan, baik di rumah sakit, Puskesmas, laboratorium, apotek maupun praktek swasta, secara ideal harus mampu melakukan transfer data pasien secara elektronik. Langkah ini dapat mempercepat layanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi penyelenggaraan pelayanan kesehatan.

 

“Kemajuan TIK juga dapat membantu mengatasi masalah langkanya tenaga ahli di daerah dengan menerapkan pengobatan jarak jauh, seperti: tele-medicine, tele-consultation, dan tele-radiology. Saat ini, Pemerintah bekerja sama dengan berbagai pihak, seperti institusi pendidikan, organisasi profesi, dan pelaku industri telah mengembangkan pengobatan jarak jauh

 

“Tampak hadir dan terlibat aktif diskusi, selain Kepala Desa beserta perangkatnya juga hadir Bidan Desa dan Kader Kesehatan Desa Tirtoadi. Tujuan dari kegiatan bersama ini adalah terjaringanya permasalahan pelayanan kesehatan yang dapat dibantu dengan IT dan rekomendasi serta penyelesaian permasalahan pelayanan kesehatan dengan bantuan IT” ” pungkas Dr Sri Kusumadewi

 

Jerri Irgo

 

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply