Produktif Tanpa Meninggalkan Kehidupan Dunia

Islam memandang kehidupan dunia berimbang dengan kehidupan akhirat tetapi tetap kehidupan akhirat merupakan prioritas, kita tidak boleh hanya mengejar kehidupan akhirat atau dunia saja keduanya harus berimbang.

“Hal tersebut disebut produktif tanpa meninggalkan kehidupan dunia,” tutur Ustadz Moh. Hasyim, S.H., M.Hum, Dosen Fakultas Hukum (FH) UII saat memberikan tausyiah Halal Bi Halal bertempat di Auditorium Fakultas Teknologi Industri (FTI) UII, Lantai 3 Gedung KH Mas Mansur, Kampus Terpadu UII, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta (Rabu, 11 Mei 2022)

Pakar Hukum Administrasi Negara dan Hukum Kepegawaian tersebut menegaskan “memaknai Spirit Kesucian Idul Fitri sebagai Modal untuk membangun Kreativitas dan Produktivitas, diantaranya dengan membentuk pribadi yang bertaqwa.”

Sikap taqwa ini tidak datang dengan sendirinya, akan tetapi harus di raih melalui proses pendekatan dan penyerahan diri kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan apa yang menjadi larangan-Nya.

Salah satu perintah yang harus dilaksanakan adalah puasa di bulan Ramadhan, sebagaimana di jelaskan dalam Al Quran surat Al Baqarah 183: “Hai orang-orang beriman di wajibkan atas kamu berpuasa, sebagaimana telah diwajibkan atas umat sebelum kamu, supaya kamu bertaqwa”.

“Semakin kita bertaqwa, maka akan semakin mulia, sehingga ada kolerasi antara taqwa dan produktif,” tegasnya.

Selanjutnya Ustadz Moh. Hasyim mengatakan “di bulan Syawal ini, tugas kita adalah peningkatan, diantaranya dengan berinfak”. Sebagaimana Rasulullah bersabda, ”Orang dermawan itu dekat dengan Allah, dekat dengan manusia, dekat dengan surga dan jauh dari neraka. Sementara itu, orang yang kikir akan jauh dari Allah, jauh dari sesama makhluk hidup, jauh dari surga dan dekat dengan neraka.

Sebagaimana telah menjelaskan cara melakukan infak yang direstui Allah SWT dalam Surah Al-Baqarah Ayat 262. Jika berinfak sesuai ajaran Islam dan mendapat restu Allah SWT, maka orang yang berinfak tersebut akan mendapat pahala yang berlipat ganda.

“Menafkahkan harta di jalan Allah haruslah dengan niat yang ikhlas dan maksud yang suci. Atas niat yang ikhlas inilah Allah akan memberikan pahala,” pungkasnya.

Jerri Irgo