Ilham Habibie: Teknologi adalah Investasi

Metrotvnews.com, Yogyakarta: Putra Presiden Ketiga RI BJ Habibie, Ilham Akbar Habibie, mengimbau masyarakat Indonesia mengembangkan produk berbasis keunggulan kompetitif, bukan hanya keunggulan komparatif. Menurut dia, produk berbasis keunggulan kompetitif merupakan produk masyarakat negara maju.

 

“Contohnya Amerika Serikat. Melalui keunggulan teknologinya, yang merupakan keunggulan kompetitif, kini menjadi penghasil minyak bumi terbesar di dunia. Bukan lagi Arab Saudi,” kata dia Ilham pada Seminar Nasional Teknoin di Kampus Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia (UII), Yogyakarta, Sabtu (22/11/2014).

 

Ia mengemukakan, teknologi sering dianggap masyarakat dan pemerintah Indonesia sebagai beban. Padahal, kata dia, pemanfaatan dan penggunaan teknologi tinggi harusnya dianggap sebagai investasi. “Investasi iptek bukan beban berbiaya mahal,” ujar lulusan Technical University of Munich, Jerman, itu.

 

Pada kesempatan itu, Ilham juga mengajak kalangan akademisi dan pengembang industri lainnya tidak lagi memandang sumber daya manusia sebagai human resources, tetapi sebagai human capital. “Beda antara human resources dengan human capital,” ucap dia.

 

Menurut anak pertama BJ Habibie dan Ainun itu, jika sumber daya manusia dipandang sebagai human capital, akademisi dan pengusaha wajib menjaga dan mengembangkannya agar tidak terdepresiasi. Ilham menyebutkan, manusia dengan pendidikan tinggi yang tidak mampu berkarya dan berprestasi pada bidangnya termasuk kategori terdepresiasi.

 

Untuk bisa memiliki keunggulan di masa depan, masyarakat harus mengembangkan inovasi sehingga memunculkan diferensiasi produk. Yang tidak kalah penting, kata dia, menumbuhkan efisiensi dan sikap toleran. Tanpa sikap toleran di antara masyarakat, pengembangan akan sulit dilakukan.

 

Dia juga meminta peneliti Indonesia banyak membuat jurnal ilmiah internasional agar gagasannya bisa dibaca sehingga diakui masyarakat dunia. Ilham memandang selama ini Indonesia kurang diakui lantaran kurang publikasi jurnal ilmiah. “Karena tidak banyak yang tahu, publikasi di jurnal internasional sangat sedikit. Dengan Malaysia pun kalah,” kata Presiden Direktur PT Ilthabi Bara Utama itu.

 

Diberitakan di MetroTV

 

Jerri Irgo

0 replies

Leave a Reply

Want to join the discussion?
Feel free to contribute!

Leave a Reply